APA KABAR-Pembaca tercinta, apa kabar Anda di awal tahun 2016 ini? Kami yakin, rencana kerja yang telah dibahas saat Raker/Rakor di akhir tahun 2015 lalu sudah tersaji dan siap menjadi acuan utama dalam menyusun action plan 2016.
Namun, ada yang sedikit berbeda bagi kita dalam menyusun action plan tahun 2016 ini. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah digulirkan sejak 31 Desember 2015 kemaren. Hal ini membuat pekerjaan tambahan ketika membuat program kerja untuk berburu target 2016. Beragam tanggapan dan analisa muncul. Ada yang menilai MEA biasa-biasa saja, tapi ada juga yang melihatnya sebagai sebuah peluang besar bahkan.
Sebanyak enam 6 negara dari 10 anggota Asean sudah memberikan komitmen yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina. Sisanya masih ragu-ragu. Dengan komitmen ini, terbuka pasar sekitar 640 juta jiwa. Mereka berada di negara kaya seperti Singapura, Jakarta, dan Kuala Lumpur dengan penduduknya kaya. Asean juga punya Laos, Myanmar yang pendapatan penduduknya dibawah negara lain.

Artinya terbuka pasar kelas atas dan kelas menengah bawah. Dari produk mewah sampai goreng tempe. MEA bukan hanya sekedar trading antar negara tetapi membuat ASEAN menjadi basis produksi untuk mensuplai pasar dunia. Indonesia punya peluang besar. Penduduknya terbesar, GDP juga paling tinggi. Pasar Indonesia menjadi kian menarik. Sumber daya yang dimiliki juga besar. Kenyataan inilah yang membuat pebisnis manca negara begitu bergairah melihat MEA yang mulai berlaku di tahun monyet, 2016 ini.
Yang tidak kalah serunya adalah, bagaimana persiapan perusahaan properti, bahan bangunan dan perbankan kita menghadapi gempuran dari luar? Jangan sampai pasar besar yang kita miliki bahkan menyumbang hampir 40 persen dari pasar MEA, justru hanya menjadi target pasar produk dan jasa perusahaan pendatang. Saatnya perusahaan jasa dan produk kita bisa memasuki pasar negera tetangga anggota MEA.
Pembaca, bukan secara kebetulan jika mengawali tahun 2016 ini kami juga menurunkan Laporan Utama “Top 100 Perusahaan Properti dan Perbankan Paling Dikagumi”. Liputan sejenis sudah sejak 3 tahun terakhir ini kami turunkan dan mendapat respon yang sangat tinggi dari pembaca dan nara sumber. Sejak akhir tahun 2015 lalu, bagian redaksi dan Litbang kami sudah melakukan riset dan pengumpulan data perusahaan properti, bank serta bahan bangunan apa saja yang dikenal dan banyak disebut -sebut oleh masyarakat.
Hasilnya, pada edisi ini kami turunkan dan bisa menjadi benchmark perusahaan jasa dan produk yang siap berkompetisi, Hanya produk dan jasa yang memiliki keunggulan dan siap bersaing saja yang akan bisa meraih perhatian pasar MEA. Bukan saja karena produk banyak dikonsumsi masyarakat konsumen, tapi juga kemampuan manajemen dalam mensosialisasikan produk serta branding yang kuat.
Dari hasil riset bagian Litbang kami, terdapat nama-nama lama yang masih bertengger dan tak tergoyahkan posisinya. Ada juga beberapa nama yang menghilang dan digeser oleh perusahaan lain. Yang menarik lagi, muncul beberapa nama baru yang sebelumnya tidak masuk daftar kami. Ini membuktikan, ditengah turbulensi pasar serta kondisi ekonomi global yang tak menentu, dibutuhkan strategi antisipasi dan promosi yang berkesinambungan. Menarik diri dari pasar dan cenderung wait and see, justru akan membuat perusahaan jasa dan produk akan membuat branding menghilang dan dilupakan masyarakat konsumen. Selamat mengikuti jamuan terbaik kami pada edisi ini.