
BERITA PROPERTI-Pilkada DKI Jakarta tinggal menghitung hari. Pilkada ini paling banyak disoroti oleh berbagai kalangan, termasuk salah satunya adalah Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) DKI Jakarta. Oleh karena itu, pada Debat Kandidat ke dua Cagub dan Cawagub DKI Jakarta, Jumat (27/1) lalu, pengurus IAP DKI Jakarta menggelar Nonton Bareng (Nobar) Debat Kandidat.
Sebelum Nobar, digelar kegiatan diskusi yang yang bertajuk, Urban Dialogue: Menggagas Jakarta Masa Depan, yang menghadirkan Hari Ganie (Dosen Universitas Tarumanegara) dan Dhani Muttaqin (Ketua IAP DKI Jakarta) sebagai pembicara. Tak kurang dari 100 peserta yang mengikuti kegiatan yang sangat menarik dan penting ini.
“Permasalahan di Jakarta sekarang muncul akibat karena adanya dominasi yang berlebihan dari salah satu aktor dalam perkotaan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bawah dominasi sepihak dari salah satu atau beberapa stakeholder kota seharusnya sebisa mungkin dihindari,” ujar Dhani yang menjadi pembicara pertama.

Menurut Dhani, aktor tersebut bisa berasal dari korporasi badan swasta, pemimpin yang populis, ataupun dari birokrasi yang prosedural-mekanistis. Bila korporasi swasta terlalu mendominasi dalam mempengaruhi rencana dan kebijakan kota, maka pembangunan kota cenderung berorientasi pada kegiatan ekonomi, tanpa memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
“Sedangkan bila birokrat terlalu mendominasi kebijakan perkotaan, maka kemajuan perkotaan akan sangat bergantung dari inisiatif dan kinerja dari para pengelola kota tersebut. Dan terakhir, bila pemimpin kota menjadi figur sentral yang mempengaruhi perkembangan suatu kota, maka dominasi kepemimpinan tersebut dapat berujung pada terjadinya kesewenang-wenangan,” sambung Dhani.
Menurut Dhani, semua jenis dominasi tersebut dalam jangka panjang akan berdampak buruk pada perkembangan kota karena tidak mencerminkan keseimbangan kepentingan dari seluruh stakeholder kota. Idealnya, proses perencanaan dan perkembangan kota menengah harus diarahkan pada terbentuknya civil society yang egaliter, dimana semua stakeholder kota secara sadar mengetahui dan memahami hak dan kewajiban serta menjalankan perannya masing-masing dalam pembangunan kota yang didasari oleh nilai-nilai pluralisme.
Menyinggung mengenai Pilkada DKI Jakarta, Dhani mengatakan, debat yang berlangsung mengenai tata ruang, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta harus lebih mengerti dan memahami persoalan tata ruang. Terutama dalam mengawal realisasi produk tata ruang dan menegakkan hukum terhadap pelanggaran tata ruang. Apalagi saat ini, realitas perkembangan kota Jakarta telah banyak pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Pembicara kedua, Hari Ganie, yang juga merupakan ketua dewan pakar IAP DKI Jakarta, menekankan bahwa seharusnya IAP DKI Jakarta dapat memberikan masukan dan mengambil andil dalam pembangunan kota Jakarta. Saat ini IAP DKI Jakarta memiliki 785 anggota, dan 605 anggota diantaranya memiliki sertifikat kompetensi sebagai perencana kota.