
BERITA PROPERTI – Transportasi modern Mass Rapid Transit (MRT) Fase I dengan rute Lebak Bulus – Bundaran HI telah resmi beroperasi sejak Senin, 1 April 2019 lalu. Menariknya, hampir seluruh proyek-proyek PT Intiland Development Tbk, di Jakarta terhubung dan lokasinya berdekatan dengan MRT. Hal ini tentu sangat menguntungkan Intiland dan menjadi nilai tambah bagi properti-properti tersebut.
Direktur Pengembangan Bisnis Intiland, Permadi Indra Yoga mencontohkan, proyek Intiland di jalur MRT Jakarta antara lain kawasan mixed use & high rise terpadu South Quarter (perkantoran, ritel, dan apartemen) di TB Simatupang, Fifty Seven Promenade (apartemen, perkantoran, dan ritel) di Thamrin, gedung perkantoran Intiland Tower di Sudirman dan Grand Whiz Poin Square di Lebak Bulus Jakarta.
“Rata-rata jarak tiap properti tersebut dari stasiun MRT terdekatnya kurang dari 500 meter, sehingga waktu tempuh berjalan kaki kurang dari 10 menit. Bahkan Intiland Tower Jakarta berada tepat bersebelahan dengan stasiun MRT Bendungan Hilir,” ungkap Yoga pada diskusi yang membahas mengenai pengaruh positif fasilitas transportasi publik terhadap nilai investasi kawasan, di South Quarter, Jakarta, Kamis (4/4).
[irp]
Yoga menjelaskan, beragam moda transportasi publik modern yang dibangun oleh pemerintah memberikan manfaat nyata, bukan hanya mampu menciptakan konektivitas, efisiensi, dan meningkatkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan nilai investasi kawasan. Dampak positif lainnya adalah terjadinya perubahan budaya dan gaya hidup masyarakat urban untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.
Permadi Indra Yoga menjelaskan tema #LivingConnected yang digaungkan oleh Intiland merupakan sebuah program kampanye untuk mengapresiasi beroperasinya fasilitas MRT, serta upaya membangun kesadaran publik untuk peningkatan kualitas hidup. Hadirnya beragam moda transportasi modern ini diyakininya membawa perubahan, seperti memudahkan konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.
“Intiland telah berpartisipasi secara pro-aktif dan mengantisipasi dinamika tersebut dengan menghadirkan sejumlah produk properti hunian dan perkantoran terbaik yang dilalui jalur MRT maupun moda transportasi modern lainnya. Ketersediaan fasilitas transportasi publik telah menjadi faktor kunci bagi sebagian besar masyarakat dalam memilih properti, seiring dengan munculnya kesadaran untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik,” tegas Yoga.
[irp]
Integrasi moda transportasi yang modern dan memadai, sambung Yoga, mutlak diperlukan masyarakat, dan pihaknya berusaha menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan proyek-proyek properti yang menawarkan kemudahan mobilitas dan konektivitas masyarakat dalam beraktifitas.
Perubahan tersebut tidak lepas dari berkembangnya konsep Transit Oriented Development (TOD) secara terpadu, khususnya di wilayah Jakarta. Pengembangan konsep ini menciptakan konektivitas secara terpadu melalui beragam moda transportasi modern. Konsep TOD memiliki banyak keunggulan, termasuk mampu memperbaiki mobilitas masyarakat urban dan sub-urban.
Yoga menceritakan salah satu kisah klasik warga Jakarta dan sekitarnya adalah kemacetan yang membuat “tua di jalan”. Sebagaimana catatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2007, kemacetan berdampak pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup warga kota. Waktu untuk beristirahat dan bercengkrama bersama keluarga dan sahabat semakin berkurang karena masyarakat harus bergegas setiap pagi dan baru pulang ketika malam menjelang.
[irp]
“Kami optimis pembangunan transportasi publik yang digenjot pemerintah dapat meningkatkan kualitas hidup, terutama dengan terpangkasnya waktu yang dihabiskan di perjalanan. Beroperasinya MRT akan memberi warna baru bagi kehidupan warga kota, terutama bagi mereka yang tempat tinggal atau kantornya terhubung dengan jaringan MRT,” kata Yoga.
Kehadiran MRT dan moda transportasi modern lainnya pun diperkirakan akan mampu mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih teratur. Perubahan tersebut mungkin tidak secara langsung terjadi, tetapi memerlukan waktu karena berkaitan dengan hal yang sangat mendasar seperti kebiasaan dan budaya masyarakat.