PERBANKAN – Bank BTN menargetkan tembus ke deretan 5 (lima) besar bank di Indonesia dengan aset terbesar pada tahun 2017 ini. Target tersebut dipatok setelah bank plat merah yang fokus pada pembiayaan perumahan ini berhasil menduduki posisi ke 6 (enam), dari 19 bank papan atas di Indonesia pada tahun 2016 lalu.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, sejumlah langkah dan strategi sudah disiapkan untuk mewujudkan target menjadi 5 besar perbankan di Indonesia tersebut. Dengan laju kinerja saat ini berada di atas rata-rata industri perbankan nasional, pihaknya optimis mampu mencatatkan nilai aset sekitar Rp. 253 triliun pada akhir tahun nanti.
“Bank BTN akan menjaga laju pertumbuhan kredit dan pembiayaan di level sekitar 18% secara tahunan (year-on-yearlyoy). Dari segi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), ditargetkan tumbuh pada kisaran 22%-24% yoy pada tahun ini,” ujar Maryono saat buka puasa bersama dengan media, Minggu (18/6) lalu.
Dijelaskan Maryono, dalam memacu peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank BTN turut andil dalam meningkatkan ketersediaan rumah. Berbagai aksi dilakukan, mulai dari menciptakan pengembang handal dan bisnis properti berkelanjutan lewat Housing Finance Center (HFC), hingga menyalurkan kredit kontruksi.
Bank BTN, katanya, tak hanya menyalurkan kredit untuk pemilikan rumah (KPR/house of financing), tapi juga pinjaman untuk kebutuhan rumah tangga (home financing). Perseroan juga menyalurkan kredit pemilikan apartemen (KPA) dan kredit konsumsi lainnya.
Sedangkan untuk meningkatkan perolehan DPK, Bank BTN membidik segmen emerging affluent. Kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan berkisar Rp. 7 juta- Rp. 30 juta ini, dibidik perseroan sebagai sumber pendanaan sekaligus debitur pinjaman. Bank BTN juga berupaya menghimpun DPK dari berbagai nasabah potensial dalam rantai bisnis di segmen usaha kecil dan menengah (UKM), komersial, dan korporasi.
“Tahun ini perseroan melanjutkan proses transformasi digital yang telah digelar sejak 2015. Bank BTN terus memoles kinerja bisnis, infrastruktur, dan sumber daya manusia perseroan. Meningkatkan produktivitas cabang serta mengoptimalkan sales service model. Dari sisi SDM, dilakukan perampingan struktur cabang, meningkatkan budaya risiko, serta menciptakan organisasi yang berfokus pada segmen nasabah,” jelas Maryono.
Selain itu, disisi infrastuktur, perseroan memoles infrastruktur teknologi informasi (IT) yang solid, meningkatkan digitalisasi proses bisnis, serta mengintegrasikan governance, risk and complience (GRC) dengan four eyes principles. Sebagai integrator program sejuta rumah, Bank BTN tercatat telah menyalurkan kredit untuk 302.231 unit rumah dan memberikan kredit kontruksi untuk 240.735 unit rumah.
Hingga April 2017, BTN juga telah mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18% yoy menjadi Rp170,45 triliun. Laju kenaikan tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional sebesar 9,3% yoy per April 2017 (data Bank Indonesia). DPK BBTN melesat di level 21,82% yoy atau naik dari Rp 129,29 triliun pada April 2016 menjadi Rp 157,52 triliun di bulan yang sama tahun ini.