UMUM – Pembiayaan pembangunan Jembatan Batam – Bintan yang menjadi akses konektivitas di Provinsi Kepulauan Riau, akan diupayakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mendorong alternatif pembiayaan infrastruktur tersebut dan diharapkan menjadi sarana terbaik untuk mewujudkan pembangunan suatu wilayah atau daerah dengan tanpa membebani anggaran negara.
[irp]
“Pembiayaan pembangunan infastruktur dengan skema KPBU memiliki keunggulan dibandingkan dengan APBN, yaitu bagi swasta memiliki kepastian pengembalian (investasi) plus keuntungan, sedangkan keuntungan Pemerintah proyeknya banyak yang mengawasi. Maka, akan tercipta tertib admininistrasi dan tertib teknis untuk melayani masyarakat lebih baik,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Terkait dengan hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga sedang melakukan pengkajian teknis dan finansial pada pembangunan Jembatan tersebut. Diharapkan, pembiayaan pembangunan jembatan tersebut menggunakan skema KPBU. Meskipun begitu, Pemerintah juga memberi dukungan finansial agar proyek tetap feasible.
Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Yudha Handita Pandjiriawan mengatakan, dalam evaluasi yang dilakukan oleh Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, tidak bisa totalitas dibiayai oleh KPBU, tetapi harus ada porsi dibantu oleh Pemerintah. Porsi Pemerintah sekitar 30%.
Jembatan Batam – Bintan termasuk jembatan khusus yang terdiri dari 2 jembatan, yakni Batam-Tanjung Sauh dan Tanjung Sauh-Bintan. Untuk porsi pembiayaan Pemerintah pada jembatan penghubung Batam – Tanjung Sauh, dan Tanjung Sauh – Bintan akan dibangun oleh investor melaui proses lelang.
[irp]
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah mendesain awal pembangunan jembatan ini pada 2005 dan diperbarui tahun 2010. Progres saat ini masih dalam tahap finalisasi pembahasan KPBU dan diharapkan segera mulai konstruksi. Diharapkan nantinya, Jembatan Batam –Bintan akan mendukung rencana pembangunan pelabuhan peti kemas di Tanjung Sauh dan shelter-shelter di Pulau Bintan, sehingga juga diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi wilayah serta meningkatkan konektivitas di wilayah Kepulauan Riau, dengan mengurangi waktu tempuh dan juga biaya transportasi orang dan barang.