Property & Bank

Menggiurkan, Sektor Properti Indonesia Diminati Pengembang Asing

Diskusi FORWAPERA, bertajuk Potensi Investor Dan Pengembang Asing Bagi Pertumbuhan Industri Properti Indonesia

BERITA PROPERTI – Bagi perusahaan-perusahaan pengembang dari luar negeri atau investor asing, industri properti di Indonesia sudah menjadi daya tarik yang sangat kuat. Tercatat sejumlah pengembang asal Jepang, Singapura dan Cina yang telah mengembangkan properti di Indonesia. Belum lama ini, Crown Group asal Australia juga akan mengembangkan proyek di kawasan Ancol, Jakarta.

Sebut saja seperti China Communications Construction Group (CCCG) yang mengembangkan Daan Mogot City, di Jakarta Barat dengan luas lahan seluas 16 hektar. Atau GIC Pte Ltd, perusahaan investasi dan pengembang asal Singapura yang sejak lama memilih ekspansi ke kota Surabaya, Jawa Timur dan membangun pergudangan di Jadebotabek.

Pengembang asing tentu memahami bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang bergerak menjadi raksasa ekonomi di Asia Tenggara. Bahkan di Asia Pasifik, negara ini mulai diperhitungkan. Meski tahun ini properti lagi masa sulit, namun banyak yang memprediksi Indonesia akan kembali bangkit karena Indonesia sudah banyak belajar dari krisis-krisis sebelumnya.

Baru-baru ini, Daiwa House, perusahaan pengembang asal Jepang juga masuk ke Indonesia dengan mengembangkan Sakura Garden City, di Jakarta Timur. Pengembang ini menggandeng Trivo Group, pengembang lokal yang memiliki sejumlah proyek di Jakarta dan sekitarnya. Sebelumnya, juga sudah banyak pengembang asal Jepang masuk ke Indonesia dengan mengembangkan proyek di kawasan Serpong.

Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang triwulan I-2018 realisasi PMDN mencapai Rp 76,4 triliun atau naik 11% dibanding tahun lalu. Sementara itu untuk PMA mencapai Rp 108,9 triliun, naik 12,4% dari periode sama tahun lalu. Realisasi investasi PMDN dan PMA berdasarkan sektor usaha paling moncer adalah Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp 27,6 triliun.

“Investasi penanaman modal asing (PMA) secara total masih mendominasi dengan rata-rata mencapai 70 persen. Hingga semester pertama 2018 nilai investasi PMA mendekati nilai PMA tahun 2017, terutama dari sektor perhotelan dan restoran. Peluang untuk menarik investasi, terutama investasi asing khususnya sektor properti sangat besar,” ujar Kasubdit Kawasan Ekonomi BKPM, Noor Fuad Fitrianto dalam Diskusi FORWAPERA, bertajuk POTENSI INVESTOR DAN PENGEMBANG ASING BAGI PERTUMBUHAN INDUSTRI PROPERTI INDONESIA, Rabu (19/9) di Jakarta.

Oleh karena itu, sambung Noor Fuad, dalam upaya meningkatkan investasi tidak hanya di sub sektor properti saja, BKPM akan menjalin program kemitraan dengan pemerintah daerah terutama berkaitan dengan kemudahan dan kepastian izin bagi investor yang akan merealisasikan proyeknya. BKPM, katanya terus mendorong kepada investor agar dapat merealisasikan investasinya.

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (REI), Hari Ganie yang juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan, untuk meningkatkan investasi di sub sektor properti membutuhkan peran serta dari instansi lain terkait. Kawasan industri harus didukung kebijakan dari Kementerian Perindustrian, sektor hotel dan restoran membutuhkan peran serta dari Kementerian Pariwisata.

“Banyak developer asing berani berinvestasi karena melihat situasi Indonesia yang dinilai positif, seperti pertumbuhan ekonomi, investasi infrastruktur yang berkelanjutan dan kenaikan nilai properti yang cukup besar. Negara bisa terbantu dengan modal dari mereka dan kualitas proyek yang dihasilkan berdampak positif,” ujar Hari.

Pengembang nasional, sambung Hari, tidak perlu khawatir sektor properti akan dikuasai asing karena ada aturan yang mengatur. Mereka juga tidak mungkin bisa bawa kabur properti yang sudah dibangun di tanah air. Yang pasti, kerja sama dengan investor asing sangat penting untuk mendorong pertumbuhan industri properti di Indonesia.

“Sebagai pengembang dari luar negeri, kami melihat bahwa Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Oleh karena itu, selain di Australia, kami akan mengembangkan proyek yang prestisius di Indonesia dan akan menjadi salah satu ikon utama di Indonesia,” tegas CEO Crown International Indonesia, Doddy Tjahjadi yang juga menjadi salah satu narasumber seminar yang diselenggarakan di The Plaza Office Tower, Jakarta ini.

0 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *