PROPERTI-Data yang dilansir oleh Procon Cushman & Wakefield, pada Mei 2015 lalu, tingkat inflasi mencapai angka 7,15%. Angka ini menunjukkan penurunan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar 7,32%. Adapun tingkat inflasi ini sebagian besar di dorong oleh kenaikan harga kelompok sandang dan kelompok bahan makanan.
Meski terjadi penurunan, namun aktifitas pasar ritel pada K2 2015 cukup aktif. Hal ini terlihat dari beberapa toko fashion dan department store yang menempati mall-mall yang sudah existing di Jakarta. Diantaranya adalah salah satu operator department store terbesar di Indonesia yang membuka gerai baru di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai. Sebuah brand pria dan wanita kelas menengah ke atas dari Hongkong, Chocoolate membuka gerai pertaman di Emporium Pluit Mall, diman H&M juga membuka gerai ke delapannya.
Kontributor lainnya adalah beberapa penyewa baru kombinasi F&B dan non F&B, termasuk pusat hiburan, perawatan kecantikan, dan kosmetik yang menggantikan penyewa lama dan tidak terlalu mempengaruhi tingkat hunian pasar ritel di Jakarta. Adapun, penurunan rata-rata disebabkan oleh gerai-gerai yang sedang melakukan ¬fit-out.
Pada kuartal kedua tahun 2015 ini tidak ada lagi sewa ruang ritel yang menggunakan Dollar Amerika. Ferry Salanto, selaku Assosiate Director Colliers International mengatakan “Tidak ada rental dalam US Dollar, Plaza Indonesia dan Plaza Senayan tidak lagi memakainya,” ungkap Ferry. Harga sewa untuk mall kelas premium di Jakarta saat ini adalah sebesar Rp 1,5 juta/m2/bulan.
Menanggapi kebijakan moratorium yang diberlakukan, beberapa pasokan mall baru di bangun di luar wilayah Jakarta. Seperti AEON Mall yang didirikan di wilayah BSD City, Tangerang, dengan ruang sewa sebesar 77.000 m2. Beberapa mall di daerah kota yang sudah lama berdiri memaksimalkan kembali performa¬nya. Dengan adanya kebijakan moratorium mall-mall yang ini mulai meng-upgrade kembali bangunan hingga traffic mereka.
Sejak kuartal 4 tahun 2014 lalu, memang tidak ada pasokan baru retail di Jakarta. Para developer menunggu waktu yang tepat untuk membuka pusat perbelanjaan atau mall mereka. Disamping mall Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jakarta Utara ada empat pusat perbelanjaan yang sedang akan mulai di garap pada kuartal 2 tahun ini, proyek ini bernama Neo Soho Mall di Podomoro City dan New Harco Plaza di Jakarta Barat. Pusat Grosir Metro Cipulir dan One Belpark diperkirakan akan masuk pada kuartal ketiga tahun 2015 ini. Sementara Pondok Indah Group akan mulai menggarap proyek mall baru yang diberi nama Pondok Indah Mall 3,dimana proyek mall terbarunya ini akan terintegrasi dengan Pondok Indah Mall 2 dan proyek hotel.
Untuk wilayah Jakarta, Jakarta Barat menempati posisi pertama jika dilihat dari pasokan kumulatif pasar retail. Terdapat kurang lebih 100.000 m2 pasokan mall tambahan yang ada di wilayah Jakarta Barat hingga 2018 mendatang, dari total pasokan kumulatif sebesar 3.984.370 m2. Adapun jumlah tersebut terbagi masing-masing 2.869.700 m2 pusat perbelanjaan sewa (72,0%) dan 1.115.100m2 pusat perbelanjaan strata-title (28,0%).
Dalam hal pasokan, kawasan Jakarta CBD memberikan kontribusi terbesar (21,7% dari jumlah pasokan), yaitu sebesar 863.700 m2, diikuti oleh Jakarta Selatan sebesar 858.200 m2 (21.5%). Jakarta Utara dan Jakarta Barat masing-masing menyumbang ruang ritel sebesar 795.300 m2 (20,0%) dan 696.4 00 m2 (17,5%). Sementara itu, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur menyumbang sisa pasokan, yaitu sebesar 448.400 m2 (11,3%) dan 322.600 m2 (8,1%).
Mall-mall yang sedang dalam tahap pembangunan diharapkan dapat mencapai tingkat pra komitmen yang tinggi. Namun, kegiatan fit-out dan kondisi ekonomi nasional akan menahan rata-rata tingkat hunian dalam jangka waktu pendek. Tingkat hunian diperkirakan akan stabil dan harga sewa akan mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan dalam beberapa kuartal ke depan. (Uji)