BERITA PROPERTI – Setelah mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir, sektor properti Indonesia diperkirakan akan membaik pada tahun 2017. Pasar properti masih akan didominasi permintaan domestik, dengan segmen kelas menengah sebagai kontributor terbesar untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Rata-rata pendapatan penduduk kelas menengah Indonesia setiap tahun meningkat drastis dari Rp 35 juta per tahun pada 2010 menjadi Rp 59 juta pada 2015. Kondisi itu otomatis meningkatkan pengeluaran dan daya beli masyarakat, termasuk untuk membeli properti.
Tumbuh dan berkembangnya kelas menengah ini, tentunya menjadi satu peluang bagi pelaku bisnis properti untuk mengembangkan proyeknya. Salah satunya Sentra Timur Superblok yang di kembangkan oleh developer hasil kerjasama operasi (KSO) Perum Perumnas dan PT Bakrie Pangripta Loka.
Setelah sukses dengan tahap pertama, pengembang Sentra Timur juga telah meluncurkan proyek tahap kedua, dengan membangun Tower Shappire dengan investasi Rp 200 miliar. Proyek Sentra Timur Residence yang terbaru ini mementingkan kualitas hidup bagi penghuninya. Di tower Sapphire memiliki 11 pilihan tipe kamar mulai dari tipe 25 studio hingga tipe 62 dengan tiga kamar tidur.
“Harga unitnya sendiri kita star mulai dari harga dibawah Rp 400 juta dan tentu untuk di kawasan Sentra Timur masih sangat terjangkau,” kata Project Director, Windoko dalam acara Media Ghatering dan buka bersama di Jakarta, Senin (19/6).
Selain itu, kelebihan lain memiliki unit apartemen di Sentra Timur ini adalah lokasinya yang strategis 300 meter pintu tol dan bersebelahan dengan terminal bus modern Pulo Gebang.
Tower Sapphire ini memiliki 607 unit apartemen dan merupakan bagian dari 5 tower tahap 2 yang terdiri dari 2.032 unit apartemen dan kios dengan luas bangunan 21.665 meter persegi dan terdiri dari 28 lantai. “Unit apartemen ini akan dipasarkan disekitar harga 12 jutaan permeter persegi,” katanya.
Harga ini kata dia, cukup terjangkau untuk hunian di Jakarta yang kini sudah melambung tinggi. “Kami yakin produk baru Menara Sapphire ini akan diterima dengan baik oleh konsumen, selain desain menarik, harga juga terjangkau dan lokasi strategis,” ujarnya.
Saat ini Pihaknya tetap akan menyasar untuk kelas menengah terutama dengan pasar harga properti dibawah Rp 1 miliar yang saat ini memang masih jadi primadona.
“Profil pembeli kami mayoritas 90 % adalah end user dan sisanya investor atau untuk disewakan. Rata rata pembeli kami adalah mayoritas dari Jakarta Timur, Bekasi dan Jakarta Selatan dan rata rata pembeli adalah karyawan swasta,” pungkasnya sambil menjelaskan bahwa hingga saat ini penjualannya sudah mencapai 65% dan ditargetkan sampai akhir tahun sudah 100% terjual (sold out).
“Untuk harga, dikatakan windoko, memang ada kenaikan dari awal sebesar Rp12 juta permeter, sekarang sudah mencapai Rp14 juta/permeter bahkan nanti di akhir tahun diperkirakan harga Rp18 juta/meter persegi. Targetnya pada bulan November 2017 sudah mulai topping off dan kami optimis serahterima dilakukan pada pertengahan tahun 2019,” tutup Windoko.