KULINER – Kopi sudah bukan lagi menjadi milik kaum tua, saat ini minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Mereka seolah ketinggalan zaman jika belum pernah menginjakkan kaki ke kedai kopi. Tren ini pun turut meningkatkan konsumsi kopi masyarakat Indonesia.
Bahkan sejak tahun 1980 masyarakat Indonesia mulai mengenal kopi luwak. Kopi Luwak merupakan seduhan kopi yang berasal dari biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak atau musang kelapa. Biji kopi Luwak ini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak tadi.
Dalam perkembangannya Kopi Luwak Indonesia kini telah di ekspor hampir ke seluruh negara maju di dunia. Kopi luwak kini telah menjelma menjadi kopi termahal di dunia. Keunikan aroma dan rasa dari kopi yang telah melalui fermentasi di dalam perut luwak dan jumlah nya yang terbatas menjadi penyebab mahal nya harga kopi luwak.
Berkembangnya ragam jenis kopi serta menjamurnya kedai-kedai kopi turut menjadi faktor yang membuat kopi lebih dekat dengan masyarakat dan menjelma menjadi bagian dari gaya hidup modern.
Tak ayal bila kini sejumlah coffee shop atau kafe semakin ramai seiring bertambahnya jumlah anak muda. Apalagi tren konsumsi kopi juga menjadi bagian dari mencintai produk lokal Indonesia, yakni biji kopi.
Peluang ini tidak dilewatkan begitu saja oleh pasangan Wisnu Barata dan Novita Darlestari, dengan membuka cafe khusus kopi khas indonesia. “Orang Indonesia banyak minum kopi dibandingkan teh karena memang dari dulu kita sudah mengenal budaya ngopi,” ujar Wisnu pemilik Caffe Apato Coffee yang berlokasi di apartemen Kalibata City Tower Nusa Indah, Jakarta Selatan.
Meski baru berjalan dua bulan, anino masyarakat terhadap kopi racikan Apato Coffee cukup tinggi, ini bisa dilihat dari kesibukan dua orang karyawannya yang setiap harinya harus melayani order pemesan. “Setiap hari itu minimal ada 50 cup coffee yang di order, belum lagi konsumen yang datang ke cafenya,” papar wisnu yang mengaku sementara ini menyiapkan sekitar 10 kilo kopi setiap bulannya.
Caffe Apato Coffee sendiri menawarkan beberapa varian jenis kopi, diantaranya, Es kpi susu Apato, Kopu susu Apato, Long Black, Manual Brew, Kopi Milo Herbhey, Milo Herbhey, Kopi Tubruk dan kopi tubruk Susu.
Untuk harga, Wisnu mengatakan rata-rata harga kopi untuk satu cup, Rp 20 ribu. Namun karena kita masih terbilang baru dan masih berpromo untuk satu cup kita hargai Rp 16 ribu. Wisnu menambahkan, pihaknya menyajikan kopi asli Indonesia yang berasal dari Flores dan Bandung.
Sebagai pendatang baru dalam industri kuliner, tentunya Wisnu sudah memikirkan hal pemasaran. Pria yang juga berprofesi broker ini mengaku untuk masalah promosi, sangat diuntungkan dengan teknologi jaman sekarang. “Saat ini kita lebih mudah memasarkan produk kita dengan menggunakan media sosial. Hasilnya cukup bagus, sejumlah kantor yang berada di kawasan Kalibata, kerap memesan. Belum lagi para penghuni yang ada di lingkungan apartemen, menjadi target yang sangat pontensial sekali,” ujar Wisnu yang mengaku bisa memperoleh omset Rp 1 juta perhari ini.
Diakui Wisnu, memang saat ini sudah banyak jenis kopi yang beredar dengan citra rasa yang berbeda-beda. Salah satu kopi terkenal yang saat ini sedang banyak dicari oleh para pecinta kopi adalah jenis kopi yang berasal dari daerah Flores. Kopi Flores ini memang memiliki aroma dan juga cita rasa yang berbeda dari yang lain. Kelebihan dan berbagai macam manfaat bisa didapatkan dari kopi daerah Flores ini.
“Kebetulan ada rekannya di Flores yang memiliki kebun kopi dan mengembangkan bisnis kopinya dengan brand kopi Ulung Wae,”ungkap wisnu yang di jumpai di cafenya.
Sebut saja kupi juria yang merupakan varitas kopi pertama yang ditanam di bumi Flores. Dengan sentuhan tangan dingin Novita Darlestari sang istri, mampu meracik kopi Ulung Wae sehingga menghadirkan aroma dan cita rasa yang nikmat, khas juga unik.
