
BERITA PROPERTI – Meskipun dalam beberapa tahun ke depan, gelaran pesta demokrasi dilaksanakan hingga puncaknya pemilihan presiden pada tahun 2019, pengusaha properti tetap optimis industri ini akan mengalami pertumbuhan. PT Sentul City Tbk. (BKSL) bahkan menargetkan peningkatan pencapaian tahun depan tumbuh hingga 20%.
Dalam acara Public Expose yang digelar Kamis (7/11) kemarin di Hotel Neo Geen Savana, Sentul City, Bogor. Presiden Direktur PT Sentul City Tbk. Keith Steven Muljadi mengatakan, meski optimis memasuki tahun 2018 yang hanya beberapa hari lagi, pihaknya tetap harus melangkah dengan penuh kehati-hatin.
“Hal ini karena situasi ekonomi yang belum kondusif, ditambah adanya pemilihan sejumlah kepala daerah pada 2018. Oleh karena itu, kami tetap optimis dan akan konservatif dalam melangkah dengan hati-hati di tahun 2018 mendatang. Kami menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar untuk tahun depan,” ujar Keith Steven Muljadi.
Lebih lanjut dikatakan Keith Steven, untuk target marketing sales tahun 2017 sebesar Rp 1.2 triliun, diyakini akan tercapai hingga akhir tahun. Sedengkan untuk tahun 2018 mendatang, pihaknya menargetkan bisa meraih pertumbuhan sekitar 20%, dengan target marketing sales sebesar Rp 1.5 miliar.
Untuk memenuhi target tersebut, Sentul City akan meluncurkan 4 cluster baru sebanyak 361 unit rumah yang akan di bangun di atas lahan seluas 20 hektare dengan target nilai penjualan sebesar Rp 650 miliar. Semantara sepanjang triwulan III 2017 hingga triwulan II 2018, Sentul City akan menyerahterimakan sekitar 2.000 unit rumah.
Direktur Independen PT Sentul City Tbk., Syukurman Larosa, saat ini komposisi penjualan dari landed house dan high rise building masing-masing 65% dan 35%, namun pada tahun 2018 komposisinya landed house akan 40% sementara high rise building 60%. “Kami akan menggenjot proyek high rise building,” katanya.
Saat ini PT Sentul City Tbk. tengah mengembangkan superblok di Central Business Distric (CBD) Sentul City, di Jl MH Thamrin, Sentul City, Bogor seluas 7,8 hektar yang memiliki luas bangunan mencapai 500.000 m2. Di kawasan superblok CBD, selain pusat perbelanjaan asal Jepang AEON Mall, juga akan dibangun empat tower apartemen (salah satunya Saffron), gedung perkantoran, hotel bintang empat dan lima.
“Tahun depan kami targetkan satu tower apartemen yang bekerjasama dengan Sumitomo terjual dengan target nilai penjualan Rp 550 miliar. Kami menggandeng Sumitomo Corporation asal Jepang untuk mengembangkan tiga tower apartemen di superblok tersebut,” imbuh Syukurman yang didampingi dewan direksi lainnya, Ricky Kinanto Teh dan Rickey Mabbun Leuterio.
Dalam Public Expose tersebut diungkapkan, PT Sentul City Tbk. berhasil mencetak kinerja positif sepanjang Januari-September 2017 dengan meraih Pendapatan Bersih sebesar Rp 715.123 miliar, meningkat 49,56% dari Rp 478.147 miliar pada kuartal III 2016. Sementara Laba Kotor sebesar Rp338.093 miliar, meningkat 17,83% dari Rp 286,935 miliar. Sedangkan hingga Oktober 2017, BKSL berhasil meraih Marketing Sales sebesar Rp 902.3 miliar.
Sentul City dikembangkan sejak tahun 1993 sebagai Kota Mandiri (township) dengan total lahan seluas 3.100 hektar. Saat ini, telah dikembangkan seluas 1.000 hektar dengan prediksi tiap tahunnya dilakukan pembangunan setiap 50 hektar nya. Harga tanah residensial saat ini sudah berkisar Rp 7 juta hingga Rp12 juta per m2, sementara komersial berkisar Rp12 juta hingga Rp20 juta per m2. Dalam sepuluh tahun terakhir, harga tanah di Sentul City meningkat 12 kali lipat.
“Dengan terus dilakukannya pembangunan infrastruktur jalan, sarana transportasi yang dibangun oleh pemerintah serta makin lengkapnya fasilitas yang kami bangun, kami optimis Sentul City akan semakin berkembang di masa datang. Saat ini harga tanah di Sentul City memang lebih rendah dibandingkan Tangerang dan Bekasi. Tapi kami optimis nanti harga tanahnya bisa lebih tinggi dibandingkan kedua daerah tersebut,” tutup Keith Steven Muljadi.