BERITA PROPERTI – Kawasan Timur Jakarta saat ini sedang menjadi pusat perhatian. Pasalnya, pembangunan infrastruktur di kawasan ini begitu masif dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Selain itu, kawasan timur memiliki basis ekonomi industri yang kuat dan didukung juga oleh harga tanah yang relatif lebih murah dibanding koridor Barat Jakarta.
Harga tanah di Koridor Timur berkisar antara Rp 5 – 12 juta/m². Sedangkan Koridor Barat telah mencapai kisaran Rp 9 – 17 juta/ m². Perbedaan harga tanah ini terjadi karena memang Koridor Barat sudah berkembang lebih dulu dibandingkan Koridor Timur.
[irp]
Sedangkan pembangunan infrastruktur yang menjadi potensi kawasan timur antara lain Jakarta-Cikampek Elevated Toll, Double-Double Track Manggarai-Cikarang, LRT, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, JORR II Cimanggis-Cibitung, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Karawang, Kawasan Ekonomi Khusus Bekasi-Karawang-Purwakarta (Bekapur), dan Rencana MRT Tahap III Balaraja-Cikarang.
Sementara untuk basis ekonomi yang dimiliki koridor Timur Jakarta, adalah keberadaan berbagai kawasan industri seperti MM 2100, Delta Silicom, EJIP, BIIE, Jababeka, dan Delta Mas. Menurut data, tercatat kawasan Cikarang menyumbangkan 34,45% Penanaman Modal Asing Nasional serta volume ekspor nasional hingga 45%.
“Saat ini Koridor Timur Jakarta memiliki kondisi pasar properti yang masih mismatch. Kondisi ini disebabkan banyak pengembang yang cenderung menjual hunian untuk segmen kelas atas, sementara pasar menengah kebawahlah yang potensial,” ujar CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, siklus properti yang potensial berkisar di Rp 300 juta sampai 1 miliar yang merupakan segmen menengah bawah. Oleh karena itu, pengembang harus membidik end-user yang menengah ke bawah tersebut, disamping memang adanya kelesuan pada daya beli investor untuk huniam dengan rentang harga di atas 1 miliar.
Lebih lanjur dia menjelaskan, komposisi pasar potensial sebagai end-user di Koridor Timur Jakarta, yaitu sebanyak 51,4% didominasi dengan rentang penghasilan di atas 4,5 juta rupiah perbulan dengan eskpektasi pembelian rumah di bawah 1 miliar. Maka, pembangunan hunian yang terjangkau bisa menjadi peluang dan potensi di Koridor Timur saat ini.