Property & Bank

Positif Diawal Tahun 2021, Aset PermataBank Tumbuh Sebesar 21,5% yoy

permata bank
Suasana layanan perbankan di Permata Bank

INFO PERBANKAN PT Bank Permata Tbk (“PermataBank” atau “Bank”) mengumumkan hasil kinerja perusahaan sampai dengan Triwulan I 2021.

Di tengah upaya pemerintah dan dunia usaha untuk bangkit dari pandemi COVID19, PermataBank mampu memberikan kontribusi positif kepada perekonomian Indonesia dengan melanjutkan momentum peningkatan kinerja yang solid pada Triwulan I 2021 (“Q1-21”) ini dengan konsisten menerapkan strategi usaha berkesinambungan sehingga sukses membukukan pertumbuhan laba bersih secara signifikan, menjaga kualitas aset pada level yang aman serta memelihara posisi likuiditas dan permodalan untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang lebih baik.

Abdy Dharma Salimin, Direktur Utama (Plt) PermataBank mengatakan, PermataBank memulai 2021 dengan hasil yang memuaskan. Upaya untuk bangkit bersama dan terus memberikan kontribusi positif terhadap pemulihan ekonomi Indonesia telah diwujudkan dengan strategi dalam memperluas skala, memperdalam hubungan dengan nasabah, dan memberikan solusi perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. “Bertambahnya kapital PermataBank menunjang semakin kuatnya inisiatif digitalisasi perbankan yang kami berikan bagi nasabah setia PermataBank,” kata dia.

PermataBank berhasil membukukan pertumbuhan total aset sebesar 21,5% yoy menjadi sebesar Rp.203,5 Trilyun yang mengantarkan Bank sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.  Pendapatan operasional tercatat sebesar Rp. 2,4 trilyun atau tumbuh sebesar 14,1% yoy sejalan dengan pertumbuhan aset dan bisnis Bank setelah penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020, walaupun industri perbankan secara umum masih menghadapi tantangan dalam pertumbuhan aset terkait dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap perlambatan pertumbuhan perekonomian yang masih berlanjut di periode berjalan. Penyaluran kredit tumbuh 6,6% yoy menjadi sebesar Rp.117,7 Trilyun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen Wholesale Banking sebesar 28,7% yoy dan kredit KPR 15.5% yoy.

[irp]

Selain itu, Bank tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal tercermin dari perbaikan rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi sebesar 82,3% atau membaik 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 94,0%.  Bank juga memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai secara pruden untuk mengantisipasi potensi kerugian mengingat dampak pandemi COVID-19 yang masih berlanjut di tahun berjalan. Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 246% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 152%.   Walaupun demikian, dengan perbaikan kualitas asset yang terjadi selama periode berjalan, jumlah biaya penyisihan penurunan nilai kredit turun sebesar 34% menjadi Rp.420 miliar pada Q1-21.

Perbaikan kinerja Bank sebagaimana dijelaskan di atas menghasilkan Laba Bersih setelah pajak Bank di Q1-21 meningkat secara signifikan menjadi sebesar Rp.494 miliar dibandingkan Rp.2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Di tengah dampak pandemi yang cukup signifikan terhadap rasio NPL industri perbankan, Bank berhasil menjaga rasio NPL gross dan NPL net masing-masing pada level 2,9% dan 1,0%, lebih baik dibandingan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing pada level 3,2% dan 1,2%.  Perbaikan NPL akan terus dicapai dengan adanya restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book.

[irp]

Posisi likuiditas Bank terjaga kuat yang tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 77% pada akhir Maret 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 80%.  Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 12,2% yoy dengan rasio CASA sebesar 54%, menguat di bandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%.  Bank akan terus berfokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit, sejalan dengan pemulihan perekonomian yang diharapkan dapat direalisasikan dengan penyelesaian program vaksinasi nasional.

Rasio permodalan Bank terjaga kuat sejak penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020, sebagaimana tercermin pada rasio CAR dan CET-1 pada posisi akhir Maret 2021 masing-masing sebesar 35,2% dan 26,6%, meningkat dibandingkan 19,6% dan 18,4% per posisi Maret 2020.  Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum regulator ataupun rasio CAR rata-rata industri perbankan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini