Property & Bank

Properti Di Pulau Dewata Antara Prospek Dan Tantangan Moratorium Hotel Dan Vila

properti di pulau dewata
Cover Majalah Property&Bank Edisi 204, Desember 2024

Propertynbank.com – Apa kabar pembaca setia Majalah Property&Bank, baik versi printed, digital dan web? Kembali kita berjumpa di ruang baca dalam edisi terbaru yang mengupas industri properti di pulau Dewata, Bali, khususnya hotel dan villa. Usai Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, diprediksi membawa angin segar bagi sektor pariwisata, khususnya di Pulau Dewata.

Pasalnya, sebagai destinasi wisata kelas dunia, Bali selalu jadi tolak ukur prospek bisnis pariwisata, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal. Pasca pandemi, sektor ini menunjukkan tren pemulihan di Bali. Namun, dinamika politik dan ekonomi selalu menjadi faktor penting dalam menentukan arah pertumbuhannya ke depan.

Usai Pilpres dan Pilkada dengan stabilitas politik yang terjaga, diharapkan mampu mendorong arus investasi baru, khususnya di sektor perhotelan dan properti mewah seperti vila di Pulau Dewata. Sejumlah hotel dan villa kini telah menemukan kembali Tingkat okupansi tertinggi pasca pandemi dan Pemilu.

Baca Juga : NPG Indonesia Ungkap 3 Tren Pengaruhi Lanskap Pasar Properti Bali

Industri properti di Bali kembali menjadi sorotan utama menjelang pergantian tahun politik, di mana Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) diprediksi membawa angin segar bagi sektor pariwisata. Sebagai destinasi wisata kelas dunia, Bali telah lama menjadi incaran investor, khususnya di bidang hotel dan vila, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.

Namun, di tengah geliat dan optimisme invetor ini, isu pembatasan (moratorium) pembangunan hotel di Bali yang telah diberlakukan sejak beberapa tahun terakhir menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku bisnis properti di sektor pariwisata. Larangan ini, yang bertujuan menjaga keseimbangan lingkungan dan mencegah overdevelopment.

Kreatifitas Properti di Pulau Dewata

Kebijakan ini, memberikan tekanan pada pelaku usaha untuk lebih kreatif dalam menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. Moratorium pembangunan hotel dan vila di Bali, masih terus menjadi isu strategis dalam industri properti dan pariwisata.

Sejatinya kebijakan ini diperlukan karena bertujuan menjaga keberlanjutan lingkungan, menghindari kelebihan pasokan, dan mendukung pemerataan pembangunan di luar kawasan pariwisata utama seperti Badung, Ubud, dan Kuta.

Baca Juga : Bangun Proyek Glamping di Bali, Christian Sugiono Gunakan GB Sanitaryware

Namun, pembatasan ini juga memunculkan tantangan bagi investor dan pengembang, terutama di tengah meningkatnya permintaan akomodasi premium pasca pandemi. Kalangan investor berharap dukungan pemerintah yang pro-investasi, pembenahan infrastruktur, serta optimisme peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, bisnis hotel dan vila di Bali memiliki prospek cerah.

Redaksi Property&Bank menurunkan beberapa prospek bisnis hotel hotel dan villa dan menggali lebih dalam peluang dan tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis properti di Bali dalam menghadapi tantangan ini.

Bagaimana industri merespons kebijakan ini di tengah optimisme pemulihan pariwisata Bali? Apakah moratorium akan terus diberlakukan, atau ada peluang untuk penyesuaian kebijakan guna mendorong investasi yang berkelanjutan? Simak liputan utama Redaksi Property&Bank edisi ini. Artikel ini mengupas prospek dan progres bisnis hotel dan villa di Bali. Selemgkapnya baca Majalah Property&Bank edisi cetak maupun digital magz.

Ir. H.Indra Utama, M.PWK
CEO Journalist Media Network

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Properti

Berita Keuangan & Perbankan

Slot Bet 200 Slot Qris Situs Live Casino https://www.icarthejournal.org/ Slot Gacor Slot Pulsa Slot Toto Scatter Hitam https://jurnalkearsipan.anri.go.id/