Property & Bank

Kereta Cepat Jakarta Surabaya Sedang Dikaji, Jarak Tempuh Hanya 2 Jam

kereta cepat jakarta surabaya
Kereta cepat Jakarta Bandung sudah bisa dniikmati oleh masyarakat

Propertynbank.com – Melanjutkan sukses Whoosh rute Jakrta Bandung, pemerintah juga akan mengembangkan Kereta Cepat Jakarta Surabaya.  Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dengan kereta cepat tersebut, waktu tempuh Jakarta – Surabaya hanya berkisar 2 jam. Ia juga menambahkan dengan semakin panjang jarak, maka akan semakin ekonomis.

“Tentu, dengan keterbatasan APBN, kita bisa lakukan dengan creative financing-nya. Ada investor yang menghubungkan dari Jakarta sampai ke Surabaya. Nanti kami bersama-sama yang memprakarsai, melakukan desain, engineering, lalu kita berikan tender dan mereka yang terbaik yang akan menjadi pemenangnya,” katanya mengutip dari detik.com.

Budi melihat dengan kehadiran kereta cepat Jakarta Surabaya dapat membantu pergerakan ekonomi masyarakat. Selain itu, ia juga mencontohkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah beroperasi, bisa menjadi bukti kepuasan langsung yang dirasakan oleh masyarakat.

Baca Juga : Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung Diperkirakan Mulai Rp 300 Ribu

“Tentu makin panjang dari kereta cepat ini makin ekonomis. Bisa dibayangkan bahwa jarak Jakarta-Surabaya yang 900 km itu bisa dicapai kira-kira 2 jam. Jadinya tindakan kompetitif dibandingkan dengan tindakan dan oleh karenanya, konsep creative financing akan kita lakukan,” jelas Budi.

Budi menambahkan, Whoosh (kereta cepat) Jakarta-Bandung sudah sukses. Artinya, masyarakat puas dengan pelayanannya, teknologinya juga mungkin relatif canggih dibanding kendaraan lain. “Kereta cepat Jakarta Surabaya ini, memang akan mulai letakkan dasar-dasar itu dan akan coba membuka karena memang kita sudah mengalami bagaimana susah dan mudahnya pembangunan, mendesain, membebaskan tanah, menginstal, mengoperasikan, mengkomunikasikan kepada masyarakat, sehingga next itu kita insyaallah bisa dilakukan,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) mengatakan, pemerintah bersama China tengah mengkaji pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya.

Menurutnya, kajian itu membutuhkan waktu lebih dari dua pekan. Pasalnya hal itu menyangkut dengan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) maupun pendaan dari transportasi tersebut. “Jadi kita baru mulai kesepakatan dengan pihak cina untuk memulai join study itu tapi butuh waktulah enggak mungkin 2 Minggu. Tapi kita sebagai BUMN join study bersama China untuk kita lihat feasibility maupun cost projek secara keseluruhan,” kata Tiko.

Tiko mengatakan hal tersebut juga nantinya akan mengarah pada untung rugi untuk pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Kajian Kereta Cepat Jakarta Surabaya

Wacana proyek Whoosh berlanjut sampai Surabaya sudah dibahas sejak beberapa waktu lalu. Guru Besar Transportasi dari Universitas Indonesia (UI) Sutanto Soehodho pun mengingatkan soal kebutuhan proyek tersebut. “Hal yang sangat kritis melanjutkan kereta cepat dari Bandung adalah jika terjadi kegagalan dalam prediksi kebutuhan dari kereta itu sendiri,” kata Sutanto

Sutanto mengatakan jika kebutuhan tidak hanya dalam konteks besarnya jumlah penumpang, tapi juga bagaimana nilai perekonomian kereta cepat itu. Contohnya, jika kereta cepat ini dimaksudkan untuk perjalanan bisnis, mungkin harus dipertimbangkan apakah sistem teknologi komunikasi (Information and Communication of Technology/ICT) tidak menggantikan sepenuhnya perjalanan tersebut.

Baca Juga : Kereta Cepat Jakarta Bandung Dorong Pertumbuhan Bisnis Properti, Ini Buktinya !

Ia juga menambahkan bisnis lebih banyak didasari oleh data dan informasi melalui ICT. “Semuanya dapat dilakukan dengan cepat dalam ruang dan waktu, bahkan lebih cepat daripada kereta cepat,” kata Sutanto. Berbagai faktor lain terkait trase yang melalui beberapa kota serta kondisi topografi dan geografi juga sangat kritis. “Untuk menentukan nilai keekonomian, biaya pembangunan serta biaya operasi dan perawatan yang berkelanjutan,” katanya.

Pemerintah perlu untuk memastikan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya didasari studi kelayakan teknis dan finansial serta ekonomi yang baik dan benar karena biaya pembangunan yang besar serta teknologi yang tinggi, maka Indonesia tentu membutuhkan dukungan dari asing.

Pemerintah harus memastikan dukungan tersebut, terutama bantuan keuangan yang optimal, dengan equity, interest atau bunga yang tidak terlalu membebani. Termasuk penyertaan alih teknologi yang adil, pendampingan teknis yang tidak menciptakan ketergantungan, peran serta sumber daya manusia lokal yang maksimal.

“Serta berbasis pada skema kerja sama yang saling menguntungkan. Pembangunan kereta cepat di India dan Taiwan, yang juga mendapat pinjaman luar negeri serta pendampingan, dapat dijadikan referensi yang baik,” kata Sutanto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *