
BERITA PROPERTI – Memasuki tahun 2018, Persatuan Perusahaan Realestat lndonesia (REI) optimis akan mampu memberikan kontribusi lebih besar dalam mendukung Program Sejuta Rumah (PSR). Asosiasi para pengembang tertua di Indonesia ini, menargetkan dapat membangun sebanyak 236.000 hingga 250.000 unit rumah bersubsidi pada tahun ini.
Target tersebut meningkat dari pencapaian REI dalam membangun rumah bersubsidi pada tahun 2017 lalu. Organisasi yang hampir 70% anggotanya merupakan pengembang rumah sederhana ini, berhasil membangun sebanyak 206.290 unit rumah bersubsidi di seluruh indonesia, sepanjang tahun 2017. Realisasi tersebut melampaui target yang ditetapkan asosiasi tersebut sebanyak 200.000 unit.
Dalam jumpa media di Kantor DPP REI di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (31/1) lalu, Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata yang akrab disapa Eman mengatakan, capaian pembangunan rumah bersubsidi untuk rakyat yang dibangun anggota REI di seluruh wilayah sangat memuaskan.

“Realisasinya bisa lebih banyak lagi bila mendapat dukungan penuh dari seluruh stakeholder terutama pemerintah daerah, perbankan, PLN dan PDAM. Perlu dijelaskan bahwa 206.290 unit itu adalah rumah subsidi yang sudah terbangun, jadi yang sudah siap dihuni. Sebagai pengembang peran dan tugas kami adalah membangun, sehingga targetnya pembangunan. Kalau berdasarkan akad kredit mungkin datanya ada di bank atau PPDPP Kementerian PUPR,” ungkap Eman.
Lebih lanjut dijelaskan Eman, berdasarkan data yang diperoleh dari Sekretariat DPP REl, lima besar daerah penyumbang pembangunan rumah MBR di 2017 adalah Jawa Barat sebanyak 24.380 unit, Jawa Timur 19.265 unit, DKI Jakarta 17.921 unit, Sumatera Utara 13.273 unit, dan Sulawesi Selatan 12.059 unit.
Sedangkan lima daerah dengan pembangunan terendah adalah Maluku hanya 241 unit, Khusus Batam 335 unit, Di Yogyakarta 362 unit, Maluku Utara 474 unit dan Bangka Belitung 672 unit. Eman memproyeksikan realisasi pembangunan rumah subsidi akan meningkat sepanjang tahun ini. Oleh karena itu, target ditingkatkan menjadi 236.261 unit berdasarkan masukan dari daerah.
Dia optimistis realisasi pembangunan rumah subsidi oleh REI di 2018 bisa meningkat didasari berbagai pertimbangan antara lain kebutuhan masyarakat yang masih tinggi terhadap rumah murah terjangkau, adanya komitmen pemerintah untuk mendorong penyediaan rumah rakyat melalui PSR serta kuatnya semangat pengembang anggota REI untuk membangun rumah subsidi.
“Saya kira program PSR ini baik sekali, sehingga kami harus dukung. Ini menunjukkan pengembang masih punya idealisme dan kesempatan yang sama mulia untuk membantu negara sesuai kompetensi kami yakni membangun rumah. REI harus berbuat banyak melalui program ini,” tegas Eman yang setiap ke daerah menyempatkan diri melihat langsung pembangunan perumahan subsidi milik anggota REI.
REI berharap dengan mendukung PSR sekaligus dapat menjadi trigger (pemicu) bagi bisnis anggota-anggotanya di daerah. Karena mayoritas anggota REI adalah pengembang rumah subsidi yang tersebar di seluruh Indonesia. Semakin banyak pengembang di daerah yang bergerak, menurut Eman, maka lapangan kerja di daerah yang terbuka. Hal itu sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi untuk mendorong pemerataan pembangunan di seluruh daerah di Tanah Air.
Ke depan, ungkap Eman, REI terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kualitas rumah subsidi yang dibangun oleh anggotanya sesuai arahan pemerintah.