Propertynbank.com – Perang Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak 20 Februari 2022 lalu memberikan multiplier effect bagi perekonomian dunia, tidak terkecuali Indonesia. Akibat perang tersebut, perekonomian global dan Indonesia mengalami inflasi.
Walaupun angka inflasi Indonesia sepanjang kuartal 1-2022 masih dalam ambang batas aman, namun mulai merangkak naik pada bulan Juni 2022 di atas target Bank Indonesia ke angka 4,35%. Inflasi dan kenaikan PPN menjadi 11% ini memberikan dampak pada naiknya harga-harga bahan baku termasuk harga bahan bangunan, dan berimbas pula pada naiknya harga properti ke depannya.
Erwin Karya, Direktur dari Ray White Projects, Commercial dan Cikarang mengatakan, hal tersebut justru menjadi peluang bagi calon pembeli untuk mewujudkan pembelian properti. Karena, kata dia, bagaimanapun properti dikenal sebagai safe-haven atau hedging terhadap inflasi tinggi.
“Hal ini didukung pula dengan suku bunga KPR yang sangat rendah bahkan dapat disebut terendah sepanjang sejarah. Selain itu, fungsi intermediary per-bank-an saat ini semakin baik dengan adanya tenor atau jangka waktu KPR yang lebih panjang sampai dengan 25-30 tahun, tergantung umur dari calon debiturnya,” ujar Erwin dalam keterangannya kepada propertynbank.com, Selasa (26/7).
Menurut Erwin, kaum milenial yang pernah disebut sulit membeli rumah oleh Menteri Keungan Sri Mulyani beberrapa waktu lalu, saat ini bisa memanfaatkan berbagai penawaran dan insentif menarik baik dari pemerintah maupun developer seperti program PPN-DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) yang digulirkan sejak 2021 dan diperpanjang sampai kuartal 3-2022.
Sedangkan dari sektor riil, kata Erwin, banyak developer menawarkan program DP 0%, sehingga begitu aplikasinya disetujui pembeli dapat langsung membayar angsuran KPR ke Bank yang bekerjasama. “Hal ini tentunya akan sangat membantu milenial mewudjudkan rumah impiannya mengingat kebanyakan milenial masih belum memiliki tabungan yang cukup untuk membayar down payment rumah yang berjumlah besar,” imbuhnya.
Namun demikian, semua insentif tersebut tidak akan berguna dan membantu kaum milenial membeli rumah impiannya apabila milenial tidak bisa mengubah gaya hidupnya dari hedonistic atau boros menjadi gaya hidup yang mulai trend di kalangan milenial yaitu Frugal living.
Lebih lanjut Dijelaskan Erwin, saat pandemi lalu Ray White justru berhasil menjual lebih banyak high-end dan commercial property seperti hotel atau warehouse terutama di daerah Jakarta dan Bali. Hal itu, jelasnya, dikarenakan pada saat pandemi terjadi penyesuaian fungsi properti, sebagai contoh salah satu pembeli hotel yang di-listing oleh Ray White, mengalih-fungsikan hotel yang dibelinya tersebut menjadi gedung kantor, atau contoh lainnya: bangunan warehouse yang kemudian dialihfungsikan sebagai central kitchen.
Sementara itu, Johann Boyke Nurtanio, Country Director of Ray White Indonesia mengatakan, pasca pandemi, availability dari properti yang sebelumnya jarang ditemukan, justru kembali available. Ditambah lagi dengan kebijakan insentif pajak yang diberikan pemerintah. Tahun 1997, kata dia, saat krisis moneter tidak adanya belanja atau peredaran uang baik dari pemerintah dan swasta.
Namun saat pandemi, ujarnya, bukan berarti masyarakat kehilangan daya beli atau demand pembelian properti menghilang. Sebaliknya, justru banyak investor yang tadinya hanya wait and see, akhirnya keluar dari masa hibernasinya dan mewujudkan investasi di sektor properti.
“Momentum ini tentu tidak dapat kita lewatkan begitu saja. Diperlukan lebih dari sekedar kemampuan beradaptasi yang cepat, namun juga pengalaman pelanggan yang baik. Where’s our growth coming from? Quality. Ray White senantiasa menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tolak ukur kualitas perusahaan, yaitu mengantisipasi kebutuhan dan menyediakan solusi, bahkan sebelum pelanggan sadar bahwa mereka membutuhkan hal tersebut,” tegasnya.
Menurut Johann Boyke, saat ini momentum paska pandemi yang sangat potensial untuk business property, ditambah lagi dengan suksesnya Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang baru berakhir 30 Juni lalu dengan penerimaan pajak negara sebesar Rp 61 Trilyun, “I think we will see a bright future Ahead,” jawabnya optimis.
Ray White Aktif Buka Kantor Baru
Sebagai informasi, Ray White merupakan perusahaan properti yang telah berdiri selama 25 tahun di Indonesia dan 120 tahun di Australia. Ray White terus mengalami peningkatan bahkan semakin baik penjualannya sepanjang semester 1-2022 seiring dengan mulai membaiknya perekonomian Indonesia yang dikenal dunia cukup resilien.
Sejak awal tahun 2022 hingga saat ini, Ray White telah sukses membuka 6 kantor baru yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia yaitu Ray White CBD Gading Serpong, Ray White Prioritas Parahyangan, Ray White North West Citraland, Ray White Palembang Mangkunegara, Ray White Panakkukang Pengayoman, dan Ray White Jalur Sutera. Baru-baru ini Ray White mendapat penghargaan Top Brand 2022, Top Franchise Indonesia, dan Most Popular Brand in Digital Media 2021.