PROPERTI-Properti di Indonesia telah menjadi salah satu lokomotif perekonomian Indonesia. Seperti diketahui, hingga saat ini industri properti mampu menggerakkan 174 industri ikutan, seperti pasir, kayu olahan, semen, batu bata, besi, keramik, cat hingga furnitur. Industri-industri tersebut berkontribusi pada penerimaan pajak negara.
Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy, mengatakan banyaknya industri ikutan juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja di sektor properti. Berdasarkan data, setiap meter perseginya membutuhkan 10 tenaga kerja untuk pembangunan rumah dengan estimasi waktu penyelesaian 6-10 bulan. Jumlahnya akan semakin besar jika yang dibangun adalah apartemen. “Jadi, properti itu merupakan solusi untuk mengatasi pengangguran,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan terhadap produk property, Real Realestat Indonesia (REI) menggandeng sejumlah produsen bahan bangunan untuk bekerjasama dengan para pengembang yang tergabung dalam asosiasi pengembang Realestat Indonesia (REI).
Kerjasama antara REI dengan produsen bahan bangunan ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan empat produsen bahan bangunan. Keempat produsen bahan bangunan yang digandeng REI yakni PT Mulia Keramik Indahraya, PT Propan Raya, PT Adiwisesa Mandiri Building Products Indonesia dan Granito Group.
“Diharapkan, kerja sama ini akan semakin memperkuat dan meningkatkan kualitas industri properti di masa mendatang,” tutur Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy usai meneken perjanjian kerja sama di Jakarta, Selasa (5/5).
Eddy menjelaskan kerja sama yang dilakukan diantaranya promosi dan pemberian fasilitas khusus bagi pengembang anggota REI di seluruh wilayah untuk pemanfaatan produk dari keempat produsen tersebut.
“Kami berkomitmen supaya produk keempat produsen tersebut nantinya menjadi prioritas sebagai bahan bangunan yang digunakan anggota REI,” paparnya.