Propertynbank : Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, tidak hanya berdampak pada sector ekomomi. Namun pada kenyataannya, ribuan anak Indonesia harus kehilangan orang tua.
Anak-anak yang menghadapi kondisi ini menjadi sangat rentan. Pasalnya mereka kehilangan kasih sayang, hilangnya rasa aman, terancamnya tempat tinggal, resiko putus sekolah, terbatasnya akses kesehatan, dan tidak terpenuhinya nutrisi serta gizi yang baik.
Kementerian Sosial menyampaikan setidaknya ada sekitar 25.202 anak (per 7/9/2021) yang kehilangan orang tua, baik yatim, piatu dan yatim piatu akibat COVID-19. Akibatnya anak-anak tidak lagi mendapatkan pengasuhan dan perlindungan dari orang tuanya.
Hal ini menunjukkan bahwa hak anak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif yang berkualitas menjadi isu yang krusial dan harus segera mendapat perhatian oleh pemerintah, masyarakat sipil, dan stakeholder lain.
Bersama dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia, Gerakan Kawal Masa Depan, dan tokoh masyarakat, SOS Children’s Villages Indonesia memastikan masa depan 25.202 anak Indonesia yang kehilangan orang tua akibat Covid-19.
SOS Children’s Villages Indonesia sebagai organisasi yang bergerak pada bidang pengasuhan alternatif berbasis keluarga (PABK), tergerak untuk memenuhi hak-hak anak Indonesia yang kehilangan orang tua karena Covid-19.
Pada press conference secara virtual bertemakan #BersamaUntukAnak, SOS Children’s Villages Indonesia memaparkan hasil dari inisiatif asesmen secara cepat (rapid assessment) di dua wilayah kerja SOS Children’s Villages, Semarang dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tri Dewi Saraswati selaku Advocacy Coordinator and Child Protection Specialist SOS Children’s Villages Indonesia, menjelaskan dalam rapid assesement ditemukan mayoritas anak yang kehilangan orang tuanya, masih diasuh oleh kerabatnya. “pengasuhan seperti ini dikenal dengan pengasuhan “kinship care”,”ujarnya.
Terkait dengan situasi rumah, dikatakan Tri Dewi, umumnya bervariasi. ada yang dari keluarga menengah sampai ada yang untuk hidup sehari hari harus bergantung pada bantuan tetangga/saudara. “Tentu saja situasi dan kondisi keluarga asuh akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak asuh,”.
Selain itu, tambah Tri Dewi Beberapa anak menunjukan perubahan perilaku, sehingga memerlukan dukungan psikososial. Situasi ini akan semakin parah apabila pengasuh juga merasakan kehilangan yang mendalam atau secara mental tidak siap untuk mengasuh.
“Untuk itu, kesiapan pengasuh menjadi bagian yang sangat penting, baik secara mental dan ekonomi,”papar Tri Dewi
Sebagai langkah tindak lanjut dari rapid assesement SOS Children’s Villages Indonesia direkomendasikan beberapa bentuk intervensi. Pertama, adanya dukungan psikososial bagi anak dan pengasuh. Kedua, melalui penguatan keluarga asuh melalui program kerabat atau “Kinship Care”. Ketiga, yakni Assessment untuk anak yatim atau piatu.
Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia, menyatakan komitmen bahwa 8 lokasi Desa Anak SOS sebagai wujud pengasuhan alternatif berbasis keluarga atau Family Like Care siap menerima 300 anak yang telah kehilangan orang tua akibat COVID-19 sebagai gerbang terakhir pengasuhan anak.
SOS Children’s Villages Indonesia juga mengapresiasi program bantuan sosial yang sudah digulirkan oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial, untuk merespon kondisi anak yang kehilangan orang tua karena COVID-19.
Selanjutnya, SOS Children’s Villages Indonesia juga merekomendasikan agar pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan bantuan rehabilitasi psikososial bagi anak-anak yang kehilangan orang tua serta bagi pengasuh yang keluarga atau saudaranya meninggal akibat Covid-19 karena kondisi ini akan berpengaruh besar pada kesehatan mental bagi mereka yang ditinggalkan, serta memperkuat jalinan hubungan kerabat yang masih sedarah (dengan) anak, sehingga mereka siap menjalankan Kinship Care secara berkualitas.
“Setiap anak harus dibesarkan dalam lingkungan keluarga. Walaupun tidak tinggal dengan orang tua kandungnya, namun tetap harus merasakan adanya keluarga. Itulah inti dari Pengasuhan Alternatif Berbasis Keluarga. Pengasuhan yang bukan dilakukan oleh keluarga inti, namun tetap memberikan pengasuhan yang berkualitas,” tutup Gregor Hadi Nitihardjo.
Pada kesempatan yang sama, Drs. Idit Supriadi Priatna, M.Si. selaku Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI menyatakan, “Kami atas nama pemerintah sangat mengapresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh SOS. Tentunya menjadi rasa syukur tersendiri manakala komunitas dan organisasi sudah bergerak di lapangan, bersama pemerintah. Karena berbicara tentang anak, berbicara tentang kita. Tentang masa depan bangsa. Kita tidak boleh mengabaikan apapun masalah-masalah yang kini terjadi dan dirasakan oleh anak. Pemerintah saat ini mempersiapkan dana santunan untuk anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19.”
Dilain pihak, A’ak Abdullah Al-Kudus, inisiator gerakan masyarakat Kawal Masa Depan, ikut memberikan tanggapan, “Saya harap Rapid Assessment yang dilakukan SOS terus melebar ke wilayah-wilayah lain, karena masih banyak lokasi yang membutuhkan bantuan. Agar anak-anak yang kehilangan pengasuhan tetap memiliki hidup yang berkualitas, tetap mendapatkan hak yang sama, hak untuk hidup, hak untuk bahagia dan ini adalah tanggung jawab kita semua.”
Untuk SOS Children’s Villages Indonesia sendiri, yang paling difokuskan pada masa pandemi Covid-19 adalah bagaimana hak anak dapat terus dipenuhi. Sejak lahir 49 tahun lalu, SOS Children’s Villages Indonesia selalu berkomitmen memberikan pengasuhan alternatif berbasis keluarga bagi anak-anak.
Untuk itu, SOS Children’s Villages mendorong semua pihak untuk tetap mempertahankan adik-kakak yang kehilangan pengasuhan orang tua untuk tetap tinggal bersama dalam satu keluarga, dan tidak dipisahkan, karena akan tidak sejalan dengan prinsip kepentingan terbaik anak serta partisipasi anak.
“SOS Children’s Villages Indonesia siap membantu pemerintah untuk merealisasikan rekomendasi yang dapat dijalankan bersama tersebut. Komitmen kami dari SOS Children’s Villages Indonesia untuk memastikan setiap anak yang kehilangan orang tua akibat covid-19, agar mendapatkan pengasuhan terbaik,” tutup Gregor Hadi Nitihardjo.