Propertynbank : PT Sumitomo Forestry Indonesia dan PT. Olympic Bangun Persada (OCBD) berkolaborasi menghadirkan Morizora, hunian terbaik bernuansa Jepang yang memadukan kenyamanan tinggal di perkotaan dengan ketenangan alam, didukung dengan tekonologi modern ramah lingkungan.
Morizora menghadirkan hunian eksklusif dengan desain rumah yang terinspirasi dari keindahan arsitektur Jepang. Setiap detail mencerminkan harmoni antara tradisi Jepang dan kenyamanan modern, menciptakan ruang yang elegan dan tenang, ideal untuk kehidupan yang seimbang dan penuh makna.
Berlokasi di Jalan Raya Bogor, Talang, Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, tepatnya di kawasan OCBD (One Central Business District).
Morizora lahir dari pengembangan kawasan hunian yang berkelas yang memadukan keseimbangan hunian modern bernuansa Jepang dengan teknologi ramah lingkungan dengan ketenangan alam sekitar.
MORI 森 merupakan kata dalam bahasa Jepang yang bermakna hutan. Secara geografis, wilayah Bogor, dikelilingi oleh sejumlah hutan dan gunung, yaitu Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Gunung Pancar.
Sedangkan ZORA 空 (dibaca: Sora) memiliki makna langit. Selain dikelilingi hutan dan gunung, wilayah Bogor juga memiliki langit yang terlihat lebih biru dan bersih dengan suhu udara yang lebih sejuk dibanding wilayah lainnya di Jabodetabek.
Apa yang ditawarkan PT. Olympic Bangun Persada dan PT. Sumitomo Forestry Indonesia melalui proyek Morizora yang berada di bawah bendera PT. One Sentral Bogor lebih dari sekadar hunian biasa. Konsep yang diusung adalah green house dengan kualitas bangunan yang tinggi.
President Director PT. One Sentral Bogor, Imelda Fransisca mengungkapkan bahwa filosofinya it’s not just back to nature, but giving back to the nature, di sela-sela Grand Agent Gathering di Fullbelly Eats, OCBD Bogor, Kamis, (24/10/2024).
“Contohnya, rumah-rumah di cluster Morizora dilengkapi dengan teknologi insolasi untuk melindungi dari panas, dilengkapi panel surya, dan gas bawah tanah, sehingga penghuni tidak lagi perlu menggunakan tabung gas yang menimbulkan bau. Ini adalah konsep baru untuk hunian yang lebih ramah lingkungan,” jelas Imelda.
Tiga Tipe unit
Proyek ini juga telah mengantongi sertifikat green house, sebagai bukti komitmen terhadap konsep hunian berkelanjutan. Adapun target yang menjadi sasaran pasarnya adalah tetap masyarakat terdekat dengan lokasi yang berada di tier satu, yakni Bogor. Kemudian tier dua masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
“Seperti yang terjadi di Pine Residence, mayoritas pembeli, sekitar 70-80 persen, adalah masyarakat Bogor yang bekerja di Jakarta,” kata Imelda.
Menariknya, meskipun mengusung konsep berkualitas ala Jepang, Imelda menegaskan bahwa proyek ini tetap terjangkau bagi pasar kelas menengah.
Morizora menghadirkan tiga pilihan unit hunian, yaitu Mejiro 目白 dengan luas tanah 84 m dan luas bangunan 100 m2, Hibari 雲雀 dengan luas tanah 105 m2 dan luas bangunan 138 m2, serta Kiji 雉 dengan luas tanah 120 m2 dan luas bangunan 156 m2. Semua unit hunian terdiri dari dua lantai, dikemas dalam balutan nuansa Jepang lewat penggunaan material kayu yang dominan yang menguatkan kesan alami.
“Di Bogor, belum banyak hunian berkualitas yang berkonsep Jepang, berbeda dengan BSD yang sudah lebih maju, tapi harganya cukup tinggi dan tidak terjangkau untuk kelas menengah,” ungkapnya sambil mengatakan bahwa Morizora menyasar segmen middle market dengan harga jual mulai dari Rp 2,3 miliar.
Pada kesempatan yang sama, President Director PT. Sumitomo Forestry Indonesia Fumihide Nakatsu menegaskan komitmen perusahaannya untuk meningkatkan kualitas hunian di Indonesia melalui kolaborasi strategis.
Dengan lebih dari 50 tahun kehadirannya di Tanah Air, PT. Sumitomo Forestry Indonesia telah berinvestasi dalam berbagai produk kayu, termasuk plywood, particle board, wooden wall panels, perdagangan dan yang lainnya.
Dalam menghadapi tantangan pengembangan perumahan, Nakatsu mengungkapkan pentingnya menjalin kerja sama dengan pengembang lokal. Salah satu proyek terbarunya adalah Morizora, hasil kolaborasi dengan PT. Olympic Bangun Persada, pengembang kawasan OCBD Bogor yang diluncurkan pada medio November 2024 mendatang.
Proyek Morizora adalah hasil dari kolaborasi arsitektural yang menggabungkan perspektif global dengan keahlian lokal. Untuk mewujudkan visi ini, tiga arsitek ternama Jepang—Takahiro Fuwa, Masatsugu Wada, dan Shoko Yuzawa—berkolaborasi dengan Sontani + Partners, sebuah firma arsitektur lokal Indonesia. Mereka bertujuan menciptakan ruang hunian yang tidak hanya estetis, tetapi juga harmonis, mencerminkan perpaduan antara tradisi arsitektur Jepang dan kekayaan budaya Indonesia.
Berkomitmen penuh pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, semua hunian di cluster Morizora telah meraih sertifikasi EDGE Advanced. Ini artinya, hunian ini menggunakan 40% lebih sedikit energi, 20% lebih sedikit air dan energi yang tersimpan dibandingkan dengan rata-rata bangunan rumah.
“Kepedulian dalam pelestarian lingkungan tak lepas dari peran PT. Sumitomo Forestry Indonesia yang memang dikenal fokus untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan mendukung upaya global dalam menjaga kelestarian lingkungan,” pungkas Nakatsu.