BERITA PROPERTI – The HUD Institute kembali menggelar diskusi yang mengusung tema utama Pengembangan Kawasan TOD (Transit Oriented Development). Agenda yang digelar Rabu (20/3) kemarin di Hotel Ambhara, Jakarta ini, merupakan sesi terakhir dari 5 seri kegiatan diskusi fokus TOD yang selalu diikuti oleh pejabat terkait, pengembang dan stakeholder di industri properti.
Ketua Umum The HUD Institute Zulfi Syarif Koto mengatakan, hal mendasar yang menjadi pokok bahasan diskusi seri terakhir ini adalah tentang Optimalisasi Aset Komunitas Dalam Rangka Pengembangan Kawasan TOD Yang Berkeadilan Dan Berkelanjutan. Kawasan TOD, tegas dia, bukanlah suatu ruang hampa dalam pengertian tanah kosong, sehingga pengembangan TOD harus sejalan dengan pertumbuhan kota.
[irp]
“FGD TOD telah dilakukan hingga serie Ke 3.5 dan yang dibahas dalam diskusi selalu mengenai hal-hal mendasar dan menjadi pertimbangan utama dalam penataan suatu kawasan berbasis transit/ TOD di Jabodetabekpunjur. Kawasan TOD telah berisi berbagai bangunan fisik untuk berbagai kegiatan perkotaan dengan status penguasaan tanah yang sangat bervariasi. Karena itu akan ada perubahan atas nilai tanah yang merupakan sumber daya strategis dalam aktivitas kehidupan suatu kota,” ungkap Zulfi yang pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Perumahan Formal Kemenpera.
Zulfi mengatakan, salah satu karakteristik yang paling mendasar dari tanah adalah lokasi keruangannya tidak dapat dipindahkan dan total persediaan fisiknya relative tetap (cenderung berkurang). Terdapat hubungan erat antara nilai atau harga dengan lokasi. Tanah di lingkungan kawasan berbasis transit/ TOD tentu mempunyai tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi sehingga nilainya akan menjadi tinggi.
Karena itu perlu integrasi, sinkronisasi dan kolaborasi diantara berbagai aktifitas dan kepemilikan dalam kawasan berbasis transit/ TOD ini. Baik itu aktifitas yang akan mengisi tata guna tanah, seperti perumahan, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelayanan publik dan lain dengan sistim tansportasi/ angkutan publik yang ada.
[irp]
“Pentingnya aset komunitas yang ada dilindungi, disediakan, aksesibel, bersifat publik dan dirawat oleh penyelenggara dalam arti luas (pemerintah, pemda, masyarakat dan atau swasta) seperti jalur pedestrian hingga ruang terbuka lainnya (taman, arcade dsb),” imbuhnya.
Sementara itu, mewakili Menteri ATR/BPN sebagai keynoted Speaker, Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN) Ir. Himawan AS, MBA menegaskan, pemerintah pusat dan daerah terus merencanakan kawasan TOD dengan baik dan melengkapi kebutuhan yang diperlukan khususnya dari sisi regulasi sehingga dukungan kebijakan yang tepat dapat menjadi jembatan peningkatan sistem transportasi dengan konsep yang berkeadilan dan berkelanjutan dalam pengembangan TOD.
[irp]
Pembicara utama lainnya yang juga sangat expert dibidangnya antara lain Ir. Wisnubroto Sarosa, CES, (Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah – Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kemen ATR/BPN), Herfini Haryono, (Direktur Manajemen Aset dan Teknologi Informasi- PT. KAI), Muhammad Fuad Nasar, S.Sos M.Sc, (Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Dit. Jen. Bimas Islam, Kemen Agama), Dr. RM. Petrus Natalivan Indradjati, ST, MT, (Pakar Perguruan Tinggi/ SAPPK ITB) dan Ir. Ridwan Darmali, (Presiden Direktur Direktur PT. BUMI SERPONG DAMAI)
Zulfi mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan akhir dari Serial FGD TOD ini, dengan menyelenggarakan SEMILOKANAS bertema Kelembagaan dan Tata Kelola Penyelenggaraan Pengembangan Kawasan Berbasis Transit/TOD Di Jabedetabekpunjur Yg Akuntabel, Berkelanjutan dan Inklusif serta Pameran Properti, Kawasan TOD, Teknologi Pembangunan dan Bahan Bangunan.