Property & Bank

Tren Menyewa Hunian Meningkat, Township Berfasilitas Lengkap Diminati

township
Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property

Propertynbank.com – Pengembangan kondominium kelas middle to upper tetap terpusat di Jakarta, khususnya di kawasan yang dekat dengan fasilitas yang lengkap, pusat bisnis, dan transportasi umum. Sementara pengembangan kondominium di pinggiran Jakarta tetap akan berpusat di kawasan yang dekat dengan kampus, khususnya pada tipe studio hingga 2 kamar tidur.

Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department Leads Property mengatakan, untuk Generasi Milenial dan Generasi Z sebagai end-user dan first home buyer  yang ingin tinggal di Jakarta, seiring dengan gaya hidup mereka yang aktif di luar rumah dan lebih suka travelling, akan cenderung memilih kondominium yang dekat dengan transportasi umum yang memiliki akses ke pusat bisnis dan komersial, dengan tipe studio hingga 2 kamar tidur.

“Pengembangan kondominium yang masih cukup aktif di pasar dari segi permintaan pada saat ini dan kedepannya adalah tipe luxurcondominium dengan tipe 3 sampai 4 kamar tidur, yang menyasar pada end-user yang bukan first home buyer, dan pada umumnya berasal dari Generasi Baby Boomers dan Generasi X, yang mengutamakan high taste, premium lifestyle, dan kenyamanan,” jelas Martin beberapa waktu lalu.

Martin menambahkan, total pasokan kondominium di seluruh Jakarta, dengan mayoritas pasokan berada di CBD sebanyak 259rb unit. Untuk rata – rata harga jual kondominium di Jakarta dalam satuan Rp/m2 berkisar Rp27,5juta, pemasok kondominium kurang lebih 21% dengan pertumbuhan harga 0,3% dan rata-rata harga jual Rp 57,7 juta/ m2 di Jakarta CBD. Sedangkan di Jakarta OCBD, pemasok kondominium sebanyak 79% dengan pertumbuhan harga mencapai ±1% dan rata-rata harga jual: Rp 26,0 juta/ m2.

Apartemen Sewa Makin Meluas

Leads Property menyebutkan, harga rumah yang semakin tak terjangkau bagi generasi mendatang mendorong perubahan pola konsumsi dari membeli ke menyewa. Menyewa rumah di kawasan perkotaan Jakarta dianggap lebih praktis dan efisien, terutama bagi mereka yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya, guna menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan.

Baca Juga : Kuartal III 2024, Permintaan Ruang Kantor Di Jakarta Naik

“Preferensi ekspatriat dalam memilih tempat tinggal dipengaruhi oleh budget perusahaan yang relatif stabil beberapa tahun terakhir. Akibatnya, ekspatriat menjadi lebih selektif mencari apartemen berfasilitas lengkap yang sesuai dengan anggaran mereka,” jelas Martin.

Apartemen sewa yang menjadi pelengkap hotel serta berlokasi dekat kawasan perkantoran, pusat hiburan, sekolah internasional, dan kawasan pemukiman yang memiliki komunitas ekspatriat tetap diminati.

Menurut Martin, pasar apartemen sewa di Jakarta kini mulai meluas ke kawasan seperti PIK, Bekasi, dan Cikarang. Pengembangan hunian sewa di area ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ekspatriat yang bekerja di kawasan industri dan area bisnis yang terus berkembang di luar pusat kota.

Township Diminati Keluarga Baru

Township besar dengan fasilitas lengkap dan lahan terbatas mulai beralih fokus dari pengembangan rumah segmen menengah ke segmen menengah atas. Untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah, pengembang cenderung mengembangkan low-rise condominium dengan harga yang lebih terjangkau di dalam kawasan tersebut.

Hendra Hartono, CEO dan Co-Founder Leads Property mengatakan, township yang dikembangkan jauh dari pusat kota harus menawarkan harga terjangkau dan perencanaan yang matang agar menarik minat, terutama bagi first-time home buyer. Township dengan fasilitas lengkap, ruang terbuka hijau, lingkungan bebas polusi, dan infrastruktur baik akan lebih diminati oleh keluarga baru yang mencari rumah pertama.

Baca Juga : Harga Rendah Pasokan Terbatas, Saatnya Investasi Di Sektor Perkantoran

“Kenaikan harga rumah yang tak sejalan dengan pendapatan menyebabkan perumahan terjangkau bergeser ke pinggiran kota penyangga Jakarta, seperti Cisauk, Cikupa, Balaraja, dan Tenjo di Tangerang. Selain itu, ukuran rumah yang ditawarkan cenderung mengecil, meski biaya yang dikeluarkan relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Hendra.

Dikatakan Hendra, harga rumah yang semakin tak terjangkau bagi generasi mendatang mendorong perubahan pola konsumsi dari membeli ke menyewa. “Menyewa rumah di kawasan perkotaan Jakarta dianggap lebih praktis dan efisien, terutama bagi mereka yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya, guna menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Properti

Berita Keuangan & Perbankan