Propertynbank.com – Jakarta mengalami peningkatan permintaan ruang kantor dan ritel pada kuartal III 2024. Data dari Leads Propery Indonesia menunjukkan bahwa sektor properti di ibu kota, terutama di kawasan strategis seperti Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, mencatatkan pertumbuhan serapan ruang yang mengesankan.
Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property Martin Samuel Hutapea mengatakan, pada kuartal ketiga tahun ini, pasar CBD mencatat tren positif dengan tingkat hunian meningkat sedikit menjadi 72,2%, naik 0,22 poin persentase secara QoQ. Meski pasar masih menghadapi tantangan dari kelebihan pasokan yang berlangsung lama, tingkat okupansi ini mencerminkan kembalinya kepercayaan dunia usaha terhadap pasar perkantoran, baik dari sisi penyewa maupun pengembang.
”Dampak positif dari kuatnya realisasi investasi di Indonesia pada 2024 diprediksi akan terus mendorong permintaan ruang kantor di CBD, seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang ingin membuka kantor di pusat kota. Selain itu, dengan mulai diberlakukannya kapasitas kantor penuh oleh sejumlah penyewa, tingkat hunian diperkirakan akan terus mengalami peningkatan,” ujar Martin beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Pasokan Stabil, Pasar Perkantoran di CBD Jakarta Meningkat
Pasar CBD menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kuartal ketiga 2024, didorong oleh tingginya aktivitas penyewaan dari sektor pertambangan, teknologi informasi, dan jasa. Perkembangan ini berhasil mempertahankan momentum penyerapan bersih yang positif sepanjang tahun, dengan total penyerapan triwulanan mencapai 16.580 meter persegi dan akumulasi sejak awal tahun (YTD) sebesar 55.428 meter persegi. Tingkat penyerapan bersih di kawasan CBD pada tahun 2024 ini menjadi yang tertinggi sejak pandemi 2020, mencerminkan kembalinya kepercayaan pasar.
Permintaan Ruang Kantor Kawasan OCBD
Menurut Martin, pada Q3 2024, Permintaan ruang kantor mencatatkan serapan positif sebesar 8.324 m² pada kuartal ini. Meskipun angka tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, hal ini tetap menunjukkan tingginya kebutuhan ruang kantor di kawasan Outside CBD atau luar CBD, terutama di Jakarta Selatan, yang memberikan kontribusi besar terhadap permintaan tersebut.
”Akses transportasi umum, seperti MRT, terus menjadi faktor utama yang mendorong minat terhadap ruang kantor di kawasan ini, menjadikan Jakarta Selatan sebagai lokasi yang paling diminati. Banyak perusahaan yang telah beroperasi di lokasi strategis tersebut kini mulai mempertimbangkan untuk memperluas ruang kantor mereka atau memperbarui kontrak sewa,” ujarnya.
Baca Juga : Harga Rendah Pasokan Terbatas, Saatnya Investasi Di Sektor Perkantoran
Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi negara ini mencapai 5,2% tahun ini, sentimen pasar tetap positif. Seiring dengan normalisasi pasar, permintaan ruang perkantoran diprediksi akan tetap moderat, dengan serapan positif hingga akhir tahun. Beberapa pasokan baru dijadwalkan selesai, yang mungkin memberi tekanan pada tingkat okupansi, khususnya di kawasan OCBD. Di sisi lain, pasar CBD diperkirakan akan mengalami peningkatan karena minimnya pasokan perkantoran baru.
Dalam kondisi pasar yang kompetitif, tarif sewa diperkirakan tidak akan mengalami perubahan signifikan, karena pemilik properti masih menghadapi kesulitan dalam menarik penyewa untuk gedung-gedung baru mereka. Khususnya, gedung-gedung berkualitas tinggi yang terletak dekat dengan transportasi umum akan menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya.
Permintaan di Sektor Retail
Di sektor ritel, inilai sebagai sektor komersial yang kekurangan pasokan baru sejak pandemi. Keterbatasan lahan dan mahalnya harga lahan komersil mendorong persepsi pemilik tanah untuk berinvestasi pada aset tersebut.
Namun, kehadiran mal baru pada kuartal berjalan, yaitu Agora di Thamrin Nine (36.000 meter persegi), meningkatkan pasokan kumulatif menjadi 3,51 juta meter persegi. Sementara pusat perbelanjaan yang diperkirakan akan dibuka di masa depan akan berasal dari Puri Indah Mall 2.
Baca Juga : Tarik Peminat, Gedung Perkantoran Turunkan Tarif Sewa
Pada kuartal ini, permintaan baru tercatat sekitar 5.265 meter persegi, menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara khusus, sektor F&B, taman bermain anak-anak, aksesoris, multi-produk, klinik kecantikan, dan fashion terus menjadi pendorong utama permintaan pasar. Sementara itu, sektor-sektor lainnya masih mengevaluasi dengan hati-hati rencana ekspansi mereka.
“Sepanjang tahun ini, pasar menyaksikan perluasan beberapa merek ritel seperti Sport Direct, Lighthouse, Unicase, Sushiro, Misuji 9+, Sandro, Miniso, Seiko, KKV, Nitori dan beberapa lainnya, karena pengecer percaya diri di tengah tekanan yang ada. masalah daya beli,” jelas Hendra Hartono, CEO dan Co-Founder Leads Property.
Setelah mencatatkan transaksi belanja ritel sebesar Rp 14 triliun, yang mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 21,7% dibandingkan tahun lalu selama acara Jakarta Great Sale Festival 2024, pasar diperkirakan akan menghadapi tantangan terkait daya beli. Meskipun demikian, sentimen positif di kalangan pengecer masih tetap kuat.
“Beberapa pengecer internasional masih berharap untuk berekspansi di Jakarta, meskipun banyak dari mereka kini lebih tertarik mencari peluang di area pinggiran dengan konsep yang lebih modern. Konsep adaptasi gaya hidup tetap diyakini oleh para pemilik properti sebagai cara untuk memenuhi ekspektasi konsumen, dengan menjadikan sektor F&B dan hiburan sebagai daya tarik utama,” pungkas Hendra. (Laporan Rafi)