UMUM – Kesadaran akan pentingnya vaksinasi Covid-19 harus terus didorong, melalui sosialisasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat pada umumnya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Universitas Tarumanagara (Untar) bersama Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Ditjen P2P Kemenkes RI), Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dan Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), yang menggelar Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.
Sosialiasi yang dilakukan Rabu (19/5) secara daring tersebut, diikuti oleh lebih dari 2000 orang peserta. Dalam sambutannya, Rektor Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan menyampaikan bahwa berbagai negara mengalami banyak tantangan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, seperti India, Malaysia, Singapura, dan negara lainnya.
“Tentu hal ini menjadi persoalan kita bersama. Kita menyadari bahwa dalam menghadapi pandemi ini, setiap individu seperti dalam keluarga harus peduli akan hal ini. Jika kita tidak peduli akan protokol kesehatan yang baik, maka tidak mungkin kita bisa terlepas dari pandemi dan akan membahayakan orang lain. Melalui sosialisasi ini, diharapkan dapat memberi jawaban dan pengetahuan terhadap berbagai hal tentang vaksin yang ada saat ini,” ujar Agustinus.
[irp]
Di kesempatan yang sama, Koordinator Substansi Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes RI Dr. Asik Surya, MPPM menjelaskan, vaksinasi adalah bagian dari penanggulangan Covid-19 yang wajib diikuti. Tidak hanya melalui vaksinasi, kata dia, penanggulangan Covid-19 juga terus dilakukan melalui gerakan 3T dari pemerintah (test, trace, and treat) dan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dalam masyarakat.
“Vaksinasi bermanfaat untuk memproteksi diri secara individu dan lintas kelompok, serta membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, serta menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. Vaksin-vaksin yang digunakan tentu aman, efektif, dan halal serta mendapatkan rekomendasi dan pengkajian terkait dengan hukum,” ujar Asik Surya.
[irp]
Sementara Perwakilan ITAGI dr. Prof. Cissy B. Kartasasmita, Sp.A(K), M.Sc. menguraikan, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam vaksinasi Covid-19 seperti efikasi dan efektivitas vaksin. Menurut dia, efikasi dan efektivitas vaksinasi di berbagai negara berbeda satu dengan hal yang lainnya, karena berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti metode penelitian, subjek, dan hasil yang berbeda serta faktor lainnya.
“Berbagai hal yang diperhatikan dalam melakukan vaksinasi seperti keamanan dan efektivitas vaksin, pembiayaan serta penyimpanan vaksin. Pembuatan vaksin juga dilakukan dengan sangat teliti melalui berbagai penelitian yang bertahap dan uji klinis yang dilalui dengan baik,” papar Cissy B. Kartasasmita lebih lanjut.
Pada bagian lain, Ketua Komnas KIPI Prof. Dr. dr. Hinky Hindra, Sp.A(K), M.Trop.Paed menambahkan, tubuh seseorang yang sudah divaksin akan merangsang dan membentuk antibodi dengan cepat. Berbagai gejala atau efek setelah vaksinasi memang terjadi. Namun, imbuhnya, hal tersebut wajar terjadi dikarenakan efek inflamasi yang disebabkan vaksin memasuki tubuh dan tubuh bereaksi terhadap kandungan vaksin yang diberikan, baik itu Sinovac maupun AstraZeneca.
[irp]
“Selain itu, usia juga mempengaruhi timbul gejala dari vaksinasi. Tercatat golongan usia lanjut memiliki tingkat gejala yang lebih rendah daripada golongan usia muda. Gejala yang terjadi juga menandakan bahwa vaksin memiliki kandungan zat aktif dan tubuh memberikan respon. Manfaat yang diberikan vaksin lebih besar daripada resikonya, dan terbukti vaksinasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19. Lebih baik divaksin daripada tidak divaksin,” pungkas Hinky Hindra.