Property & Bank

WM Dongkrak Income Permata

Tahun ini Bank Permata menargetkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar 20%. Salah satu pendongkrak pendapatan ini berasal dari bisnis wealth management (WM), seperti bancassurance, produk-prduk investasi dan obligasi.
Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata, mengatakan, selain itu perolehan fee based income juga diproyeksi berasal dari komisi trade finance, biaya transaksi FX swap. Khusus untuk komisi dari wealth management, perseroan bahkan mematok target pertumbuhan hingga 50%, seperti perolehan pada tahun lalu.
Dengan demikian, angka pertumbuhan pendapatan berbasis komisi secara total lebih tinggi dibandingkan dengan target pencapaian kredit yang hanya dipatok sekitar 17%. Sepanjang 2013, Bank Permata membukukan fee based income sebesar Rp1,25 triliun, naik 19% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya.
Untuk mengejar target fee base income sebesar itu, pada pertengahan April 2014, Bank Permata menggandeng PT Ashmore Asset Management Indonesia untuk menjual produk reksa dana saham Ashmore Dana Progresif Nusantara (ADPN). Sebelumnya, kelompok bisnis Astra tersebut telah bekerja sama dengan delapan perusahaan manajer investasi  yang menawarkan total 35 jenis fund. Produk reksa dana saham besutan Ashmore ini dinilai cocok bagi nasabah wealth management Bank Permata yang saat ini mencapai sekitar 40.000 nasabah.
Bank Permata menawarkan dua pilihan kepada nasabahnya, yakni pembelian dalam jumlah besar dengan minimal pembelian awal Rp10 juta dan pembelian berskala ritel dengan nominal pembelian awal minimal Rp250.000.
*Target Rp4 Triliun
Sementara itu, PT Ashmore Asset Management Indonesia menargetkan total dana kelolaan hingga akhir tahun ini mencapai Rp4 triliun (sudah termasuk Kontrak Pengelolaan Dana/KPD). Angka ini naik lebih dari 250% dibanding posisi akhir Desember 2013 yang mencapai Rp1,1 triliun.
Direktur Ashmore Indonesia Arief Cahyadi Wana mengatakan komposisi nasabah perseroan masih didominasi institusi dengan proporsi di atas 70%. Untuk AUM per 14 April 2014 sudah tembus Rp2 triliun. Untuk mengejar AUM, pihaknya tidak harus menerbitkan produk baru agar karakternya dan lebih dimengeri oleh customer.
Secara total, Ashmore Indonesia memiliki total empat produk reksa dana. Dua di antaranya adalah reksa dana saham yaitu Ashmore Dana Progresif Nusantara dan Ashmore Dana Ekuitas Nusantara. Sisanya adalah dua reksa dana pendapatan tetap yaitu Ashmore Dana Obligasi Nusantara dan Ashmore Dana USD Nusantara. Dana investor di keempat produk reksa dana tersebut dititipkan di Bank HSBC yang ditunjuk sebagai bank kustodian.
PT Ashmore Asset Management Indonesia adalah perusahaan manajer investasi yang mayoritas sahamnya dimiliki Ashmore Investment Management Ltd. Secara total, Ashmore Group Plc memiliki total dana kelolaan mencapai US$75,3 miliar per 31 Desember 2013. Pada Oktober 2006, Ashmore Group Plc resmi tercatat pada Bursa Efek London.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *