Propertynbank.com – Pembangunan gedung di IKN (Ibu Kota Nusantara) dan infrastruktur nya memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan inklusif. Pembangunan infrastruktur menjadi kunci utama dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan suatu wilayah.
Upaya terus-menerus dilakukan untuk merancang dan membangun gedung – gedung di IKN yang tidak hanya memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar, tetapi juga mengintegrasikan konsep ramah lingkungan, inovasi teknologi, dan partisipasi masyarakat.
Dengan fokus pada keberlanjutan, keamanan, dan keterbukaan, pembangunan IKN menjadi pilar fundamental dalam membentuk kota-kota masa depan yang dinamis dan berdaya saing.
Baca Juga : Diresmikan Jokowi, Universitas Gunadarma Mulai Bangun Kampus di IKN
Beberapa gedung di IKN ditargetkan akan selesai dibangun dan langsung bisa digunakan pada Juni 2024. Gedung tersebut mulai dari Istana Presiden, rumah susun untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan beberapa rumah sakit swasta.
Tenaga Ahli Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN Bonie Erwanto mengungkap, sejumlah bangunan dan gedung di IKN ditargetkan terbangun dan fungsional pada Juni 2024. “Ini sudah confirm dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan seperti ini,” ujar Bonie dikutip dari Antara, Selasa (16/1/2024).
Bangunan dan hunian yang ditargetkan akan dibangun dan fungsional di IKN pada Juni 2024 yaitu bangunan yang dibangun dengan dana APBN seperti Masjid Sumbu Kebangsaan, Istana Presiden, Gedung Kementrian Sekretariat Negara.
Selain itu, untuk gedung di IKN terdapat juga Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. “Kemudian rumah tapak jabatan menteri yang fully furnished dan fungsional pada Juni 2024,” kata Bonie.
Baca Juga : Peluang Investasi Properti di IKN, Kebutuhan Rumah Baru Mencapai 16.000 Unit
Ada juga Gedung Bank Indonesia, Kawasan Beranda Nusantara, Plaza Bhinneka, Gedung Polrestabes dan Command Center. Sebanyak 12 menara (tower) rumah susun untuk ASN dan personel Hankam juga ditargetkan terbangun serta fungsional pada Juni.
Lalu pengembangan hunian pekerja konstruksi di IKN, pengelolaan sampah dan limbah di wilayah pengembangan (WP) 1A dan 1B, Gedung Gas Insulated Substation dari PLN serta rumah sakit berskala internasional dari Kementerian Kesehatan.
Pendanaan non-APBN Bangun Gedung di IKN
Sementara itu, proyek-proyek bangunan dan tempat tinggal di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dibiayai oleh sumber dana non-APBN dan diharapkan dapat selesai dan beroperasi mencakup Nusantara Superblok (yang melibatkan mal dan apartemen), Hotel Nusantara, Hotel Pakuwon, BSH Mandiri (Community Hub), PSSI Training Center, Telkom Smart Office (Fase 1), Taman Tematik/Botanical Garden, Bluebird Park and Ride, Rumah Sakit Abdi Waluyo, Rumah Sakit Mayapada, dan Rumah Sakit Hermina.
Bonie menyatakan bahwa OIKN secara rutin melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi bersama Kementerian PUPR. Langkah ini diambil untuk memastikan progres pembangunan gedung di IKN berjalan sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan.
Baca Juga : IKN Gelar Groundbreaking Ketiga Desember 2023, Investasi Mencapai Rp10 Triliun
“Kalau saya melihat bangunan-bangunan tersebut sangat esensial untuk bisa dipakai ketika pemerintahan pusat pindah ke IKN,” katanya. Selain itu, lanjut Bonie, ASN juga bisa hidup dan berkegiatan sebagai layaknya penghuni pertama di IKN. “Jadi itu memang ekosistemnya sudah sedemikian rupa, sehingga itu sebaiknya harus dikejar. Menurut saya itu target yang realistis,” ujarnya.
Kembangkan Bisnis Wisata Alam di IKN
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, telah menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis ekowisata di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kami telah melakukan pengembangan desa-desa wisata yang telah menjadi mitra kami yang berada di sekitar IKN. Selain itu, Nusantara cocok untuk dijadikan ecotourism,” ujar Sandiaga Uno mengutip dari Liputan 6, Selasa (16/1/2024).
Menurutnya, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) akan didorong untuk mengutamakan konsep ekowisata. Dalam jenis parekraf ini, fokus diberikan pada aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat lokal, serta pendekatan pembelajaran dan pendidikan.
“Sebanyak 75 persen dari 256 ribu ha lahan yang ada di IKN akan dijadikan sebagai kawasan hijau. Akan semakin mudah untuk para pegiat parekraf untuk menggunakan sisi-sisi ekologi yang ada di kawasan hijau Nusantara ini sebagai pengembangan bisnis ke depannya,” katanya.
Baca Juga : Otorita IKN Gandeng Partner Bangun Kota Pintar
Sementara itu, Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pengembangan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin menyebut pentingnya peningkatan taraf pariwisata dan pengenalan mengenai parekraf yang sudah ada sebelum adanya proyek IKN.
“Telah banyak wisata lokal di sekitar Nusantara yang telah memiliki nama. Sebut saja seperti wisata Pulau Derawan, Pulau Maratua, maupun konservasi orangutan di Samboja (Borneo Orangutan Survival Foundation). Kita akan melakukan pemberdayaan agar wisata-wisata parekraf ini naik level dan semakin dikenal publik luas,” paparnya.
Selain itu, Alimuddin juga menegaskan bahwa upaya pengembangan sumber daya masyarakat di Ibu Kota Nusantara (IKN), khususnya untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan penekanan pada ekowisata, telah dilaksanakan.
“Terdapat 417 UMKM binaan IKN yang telah difasilitasi dan diajukan sertifikasinya, seperti kemampuan ekspor serta kehalalannya. Bidang hospitality juga diberdayakan di mana 100 lebih masyarakat sekitar Nusantara telah diberi pelatihan di bidang ini,” ungkapnya. (Nabilla Chika Putri)