
Propertynbank.com – Sebagai pusat ekonomi terbesar di Indonesia, Jakarta tetap menjadi magnet investasi, meski sebagian fungsi pemerintahan akan berpindah ke Ibu kota Nusantara (IKN). Hal tersebut disampaikan Ferry Salanto selaku Head Officer Research Colliers Indonesia.
Menurut Ferry, Jakarta yang menduduki peringkat kedua metropolitan terbesar di dunia dengan populasi 33,4 juta jiwa, diperkirakan tetap menjadi pusat perdagangan dan bisnis. ”Infrastruktur seperti MRT dan LRT memperkuat konektivitasnya, menjadikannya menarik bagi investor domestik dan internasional. Meskipun kontribusi sektor pemerintah hanya 3-5% terhadap PDB Jakarta, sektor perdagangan, industri, dan jasa menjadi tulang punggung utama ekonomi kota ini,” ujarnya.
Sementara dampak terhadap sektor perkantoran, data yang dirilis Colliers menyebutkan, relokasi Ibukota ke IKN diprediksi meningkatkan kelebihan pasokan di sektor perkantoran. Saat ini, sekitar 2,43 juta meter persegi ruang kantor di Jakarta tidak terpakai. Dengan 1,33 juta meter persegi gedung pemerintah yang akan dikosongkan, tantangan untuk menyerap pasokan baru semakin besar.
Baca Juga : Jakarta Lebih Layak Huni Setelah Ibu Kota Indonesia Pindah ke Nusantara
Dikatakan Ferry, konversi gedung kantor lama menjadi hunian menjadi solusi strategis untuk mengatasi oversupply sekaligus memenuhi kebutuhan perumahan kelas menengah.
Sektor Perhotelan Jakarta
Menurut Colliers, relokasi juga diperkirakan berdampak signifikan pada hotel bintang 3 dan 4 yang banyak bergantung pada aktivitas pemerintah. Namun, hotel bintang 5 cenderung lebih stabil karena lebih menarik bagi korporasi dan tamu internasional. ”Kami memproyeksikan penurunan tingkat hunian hingga 10% dalam 10-20 tahun mendatang di hotel bintang 3 dan 4,” tegas Ferry.
Ferry menjelaskan, beberapa langkah strategis untuk memanfaatkan aset pemerintah yang kosong antara lain, konversi Gedung untuk Hunian atau Hotel: Gedung di lokasi strategis dapat diubah menjadi apartemen atau hotel butik, menarik bagi kalangan profesional muda dan wisatawan.
Baca Juga : Kuartal III 2024, Permintaan Ruang Kantor Di Jakarta Naik
Lalu, kemitraan Publik-Swasta: Model Build-Operate-Transfer (BOT) bisa digunakan untuk pembangunan properti dengan periode konsesi yang diperpanjang. Peningkatan Fasilitas Perhotelan: Hotel bintang 3 dan 4 disarankan memperluas fasilitas seperti ruang MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) untuk menarik pasar korporasi.
“Meskipun relokasi IKN membawa tantangan baru, Jakarta tetap memiliki pondasi ekonomi yang kuat untuk terus berkembang. Dengan langkah adaptif seperti digitalisasi, kolaborasi dengan sektor swasta, dan inovasi properti, Jakarta siap mempertahankan posisinya sebagai pusat ekonomi utama Indonesia,” tutup Ferry. (Laporan Rafi)