Property & Bank

Kelas Menengah Kunci Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Turunnya Daya Beli

metland cikarang, kelas menengah
Rumah Contoh Metland Cikarang (Foto : Dok Metland)

Propertynbank.com – Kalangan masyarakat kelas menengah belakangan menjadi perhatian, ditengah perlambatan tingkat konsumsi tanah air. Hal tersebut disampaikan Chairman CT Corp, Chairul Tanjung, mengutip dari CNBC, Senin (4/3/2024). “Kita mesti akui, daya beli domestik kita mengalami penurunan,” kata Chairul Tanjung.

Dalam konteks ini, dia berharap agar pemerintah saat ini memberikan lebih banyak perhatian kepada masyarakat kelas menengah. Hal ini dikarenakan mereka tidak mendapat manfaat dari bantuan sosial, dan pada saat yang sama, kelas menengah tidak mengalami pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang dialami oleh kelas pendapatan atas. Lebih lanjut, berbagai kebutuhan juga terus meningkat.

“Karenanya saya menghimbau pemerintah memperhatikan kelompok menengah yang tidak dapat subsidi dan program-program pemerintah. Saya harap pemerintah bisa memperhatikan kelompok tengah ini,” katanya.

Baca Juga : Riset REI DKI Jakarta Sebut 55 Persen Pengembang Bangun Perumahan Menengah Atas

Seperti yang telah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 5,05%, mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 5,31%.

Perlambatan ini diduga disebabkan oleh melambatnya konsumsi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari data konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh sebesar 4,82% pada tahun 2023, turun dari angka sebelumnya sebesar 4,94% pada tahun sebelumnya.

Jangan Abaikan Kelas Menengah

Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan RI 2013-2014, Chatib Basri, telah mengingatkan pemerintah untuk tidak mengabaikan nasib masyarakat kelas menengah di Indonesia.

Chatib Basri menyatakan bahwa peringatan tersebut didapatkannya setelah bertemu dengan Mantan Presiden Chile, Veronica Michelle Bachelet, pada September 2023.

Baca Juga : Grand Azalea Garden : Rumah 2 Lantai Serasa Di Hook Bidik Kelas Menengah

“Bachelet menceritakan bagaimana kinerja ekonomi Chile yang amat mengesankan. Chile adalah sebuah negara di Latin Amerika dengan income per kapita ter tinggi. Chile adalah sebuah negara dengan human development index terbaik di Latin Amerika. Bahkan Chile mampu menurunkan tingkat kemiskinan dari 53% menjadi 6%, sangat mengesankan,” katanya.

Menteri Keuangan pada masa pemerintahan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyatakan bahwa ironisnya, di tengah kinerja ekonomi yang hebat di Chile pada Oktober 2019, terjadi unjuk rasa besar yang hampir menciptakan revolusi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap masyarakat kelas menengah.

“Fenomena ini dikenal sebagai the Chilean Paradox. Sebastian Edwards, dari UCLA menyebut salah satu alasan penjelasnya adalah terabaikannya kelas menengah,” ungkap Chatib. (Nabilla Chika Putri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini