Propertynbank.com – Permintaan kumulatif kondominium di Jakarta pada kuartal III 2024 stabil di 259.364 unit, tanpa ada peluncuran proyek baru. Pengembang lebih memilih menyelesaikan proyek yang sedang berlangsung daripada mengambil risiko dengan memulai proyek baru.
Associate Director Leads Property, Martin Samuel Hutapea mengatakan, penjualan kondominium stabil di 82,8% akibat permintaan yang melambat dan minimnya pasokan baru. Penurunan BI rate menjadi 6,0% belum berdampak signifikan pada pasar, kecuali jika suku bunga KPA turun drastis. Pengembang disarankan meningkatkan pemasaran dan menawarkan insentif tambahan, meskipun PPN 100% sudah diberlakukan.
“Pengembang mungkin perlu meningkatkan upaya pemasaran mereka dan menawarkan gimik tambahan untuk menarik lebih banyak pembeli potensial, meskipun dengan adanya insentif PPN,” ujar Martin kepada sejumlah media beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Insentif PPN Belum Mampu Dorong Penjualan Kondominium, Pengembang Wait and See
Berdasarkan data yang dirilis Leads Property Service Indonesia, permintaan kumulatif kondominium naik tipis 0,1% QoQ menjadi 214.874 unit, dengan tambahan 182 unit pada kuartal ini. Insentif PPN 50% sebelumnya belum efektif, sehingga pemerintah meningkatkan insentif menjadi 100% hingga akhir Desember. Namun, banyak calon pembeli masih menunda pembelian, menunggu stabilitas keuangan.
Harga Jual Kondominium
Harga jual di Jakarta CBD naik 1,0% menjadi Rp 57,2 juta/m², dan di prime area naik 0,3% menjadi Rp 47,5 juta/m², dipengaruhi proyek-proyek yang hampir selesai. Namun, harga diperkirakan tetap stabil karena perlambatan pasar.
Mengingat persaingan pasar dan ketidakpastian kondisi perekonomian yang membayangi pasar residensial, para pengembang nampaknya masih ”wait and see”. Di tengah kondisi tersebut di atas, terdapat kekhawatiran mengenai kenaikan PPN serta pengenaan PPN atas service charge. Selain itu, menurut beberapa pemberitaan, kelas menengah Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh rendahnya daya beli. Oleh karena itu, faktor-faktor ini dapat berdampak lebih jauh pada pasar kondominium, menyebabkan lesunya permintaan, terutama pada kelas sosial tersebut.
Baca Juga : Elevee Condominium Magnet Utama New Territory Barat Jakarta
“Di tengah kondisi tersebut, terdapat kekhawatiran mengenai kenaikan PPN serta pengenaan PPN atas service charge. Selain itu, menurut beberapa pemberitaan, kelas menengah Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh rendahnya daya beli. Oleh karena itu, faktor-faktor ini dapat berdampak lebih jauh pada pasar kondominium dan menyebabkan lesunya permintaan, terutama pada kelas menengah,” pungkas Martin.