NASIONAL – Indonesia merupakan negara yang besar, dari data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik jumlah sensus penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Namun, dengan banyaknya jumlah penduduk yang beragama Islam menjadikan kota-kota di Indonesia masuk ke dalam kategori kota yang Islami?
Ahmad Imam Mujaddid Rais selaku Ketua Tim Riset Indeks Kota Islami (IKI) mengatakan, “Parameter untuk IKI tidak hanya dilihat dari aspek agama saja, tapi juga aspek yang mengarah pada poin aman, sejahtera dan bahagia.” Ungkapnya pada Kamis 27/8/2015 lalu.
Indeks kota Islami merupakan upaya Maarif Institute untuk menyusun parameter untuk mengukur dan memeringkat kinerja pemerintah kota dalam mengelola kotanya berbasis nilai-nilai Islam dalam pelayanan masyarakat.
Adapun dalam penyusunannya IKI akan berlandaskan prinsip-prinsip maqashid syariah. Prinsip-prinsip ini akan dielaborasi ke dalam beberapa dimensi seperti aspek keagamaan (al-kitab), kepemimpinan dan tata kelola pemerintahan (al-hukma), peradaban (al-nubuwwah), kemakmuran, dan keunggulan. Di Indonesia, indeks ini merupakan perintis untuk isu ini dan akan disusun secara komprehensif serta khas Indonesia.
Pada studi yang telah dilakukan Maarif Institute, untuk mendefinisikan Kota Islami harus diawali dari terminologi Islam. IKI akan mencakup 93 kota, 3 komponen, 9 variabel dan 41 indikator. Dimana dalam penyusunannya, IKI akan menggunakan komposit dua tipe data, yaitu data obyektif (secondary data) dan data persepsi/ subyektif (primer).
Data obyektif terdiri dari berbagai dokumen resmi dan terpublikasi seperti data statistik di Badan Pusat Statistik (BPS) , BPS daerah, Bappenas, APBD, RPJMD, catatan-catatan kegiatan dan sebagainya. Sementara data persepsi akan diperoleh melalui narasumber yang dipilih melalui kriteria ketat yang berkenaan dengan keahlian maupun memiliki informasi yang luas terkait indikator-indikator yang diukur. Setelah itu, data akan diolah dengan melakukan pembobotan nilai untuk selanjutnya disusun ke dalam indeks. Proses ini akan dilakukan selama 5 bulan ke depan. Indeks ini akan dirilis pada Januari 2016.