Propertynbank.com – Di awal mulai terjun di industri properti, tak sedikit yang meremehkan dia. Memang, industri properti tergolong bisnis yang tidak mudah untuk dijalankan, terlebih bagi seorang wanita. Sebagian masih beranggapan bahwa industri properti adalah dunianya lelaki.
Namun, dengan modal utama sebagai seorang arsitek, Lakshmi Permata Sari, ST. MBA yang akrab disapa Mita dapat membuktikan bahwa perempuan juga mampu menjalankan profesi sebagai pengembang. Kuncinya adalah mau belajar dan tak kenal menyerah. Kini, melalui bendera perusahaan PT Mitra Selaras Sejati, Mita sudah mengembangkan 3 (tiga) kawasan perumahan di Bogor, Jawa Barat.
“Tantangan di industri properti memang sangat berat, terutama bagi perempuan. Alhamdulillah, didukung oleh tim yang solid, saya bisa jalankan dengan baik. Sebagai orang lapangan, saya lebih suka terjun langsung sehingga bisa paham apa saja masalahnya,” jelas Mita.
Alumni Universitas Trisakti Jurusan Arsitektur ini mengawali sebagai pengembang dengan membangun unit-unit rumah yang jumlahnya terbatas. Ia beli tanah lalu bangun satu unit rumah, kemudian menjualnya. Cari lagi tanah lalu bangun dan jual. Akhirnya, setelah beberapa lama dijalani, ada tawaran untuk lebih serius mengembangkan kawasan perumahan.
“Tahun 2009, saya dipercaya oleh investor untuk mengembangkan perumahan yang kami namai Cilebut Residence. Saya benar-benar memulai dari nol pengembangannya, sejak dari pembebasan lahan, perijinan hingga dibangun dan dipasarkan. Saat itu saya mulai jatuh cinta kepada industri properti dan fokus menjadi pengembang,” ungkap ibu satu orang anak ini.
Sukses mengembangkan Cilebut Residence, Mita melanjutkan dengan meluncurkan Cilebut Residence 2. Kedua perumahan ini diminati oleh masyarakat karena lokasinya sangat dekat dengan akses transportasi massal Commuter Line (KRL). Dari stasiun Cilebut jarak tempuhnya kurang dari 5 menit, sehingga memudahkan mereka yang beraktifitas di Jakarta dan sekitarnya.
Kembangkan Kemang Eminence
Masih di Bogor, Mita melanjukan proyek perumahan ketiganya, Kemang Eminence yang berlokasi di jalan Raya Bogor – Parung. Perumahan seluas 7 hektar ini, menawarkan hunian dengan harga mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 1,5 miliar. Dari total rencana 400 unit, saat ini telah terjual hingga 40%. Sama halnya dengan dua perumahan yang dikembangkan sebelumnya, Kemang Eminence memiliki view langsung ke Gunung Salak.
Dari total lahan yang ada, hanya 50% yang akan dibangun dan sisanya menjadi lahan hijau seperti taman bermain dan sarana olahraga. Sementara setiap unitnya, didesain sangat menarik sehingga tampak lebih elegan, meskipun harganya di bawah Rp 1 miliar.
“Saya tidak sembarangan membangun rumah tapi tetap mengutamakan desain. Unit-unit rumah di Kemang Eminence desainnya berkelas, dengan konsep high ceiling sehingga menimbulkan kesan yang lapang,” jelas Mita yang aktif di Komunitas Developer Arsitek Trisakti (DevelopArs).
Sebagai pengembang dengan latar belakang arsitek, Mita berharap setiap penghuni bangga tinggal di Kemang Eminence karena desainnya yang keren dan nilai tambah lainnya. Ada kepuasaan tersendiri bagi Mita, jika penghuni merasa bahagia dan nyaman tinggal di perumahan yang dia bangun.
“Jadi, dalam berbisnis properti, bukan hanya mengejar keuntungan semata, akan tetapi sebagai Arsitek yang juga Developer saya ingin menghasilkan bangunan dan lingkungan hunian yang lebih baik, lebih indah dan punya nilai tambah,” pungkas Mita.