Property & Bank

Meningkat 175%, Target Jualan Wika Di 2018

Jajaran Direksi & Komisaris PT Wika Realty saat acara RKAP 2018.

BERITA PROPERTI – Perusahaan plat merah PT Wika Realty menargetkan penjualan pada tahun 2018 sebesar Rp4,5 triliun, meningkat 175% dari pencapaian perusahaan pada 2017 . Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., ini tahun lalu berhasil meraih marketing sales sebesar Rp2,5 triliun yang berasal dari penjualan unit apartemen dan landed house serta dari bisnis properti investasi.

Untuk mewujudkan target penjualan di 2018, PT Wika Realty telah menyiapkan tiga jenis proyek baru, yaitu Landed House, High-Rise, dan Recurring Projects. Direktur Utama PT Wika Realty Agung Salladin mengatakan, Wika Realty akan menjalankan berbagai strategi usaha untuk dapat meraih target yang ditetapkan di tahun 2018.

“Sejak tahun 2000, Wika Realty telah berhasil membangun ribuan rumah tapak, apartemen, kondotel, perkantoran, dan komersial area di berbagai kota besar di Indonesia. Wika Realty akan terus menciptakan produk inovatif dengan mutu terunggul dan berdaya saing tinggi sehingga bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi market leader di setiap target pasar,” ujar Agung Salladin dalam acara pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018, Jum’at (12/1) lalu yang disampaikan dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut dijelaskan Agung, pada tahun 2018 akan dikembangkan sebanyak lima proyek High-Rise. Yakni, Tamansari Hive Residence di DI Panjaitan, Cawang Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 5.000 m2 dengan nilai investasi  Rp430 miliar. Kedua, proyek Permata Hijau, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas tanah 4.700 m2 dengan nilai investasi Rp 510 miliar.

Ketiga, proyek Kelapa Gading, Jakarta yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 1,9 hektar  dengan nilai investasi Rp1,4 triliun. Keempat, proyek Lahan Depok yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas Tanah 8.200 m2 dengan nilai investasi Rp850 miliar. Kelima, proyek Keputih, Surabaya yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 9.700 m2 dengan nilai investasi Rp1,2 triliun.

Sementara untuk Landed House ada empat proyek. Yaitu, proyek Palembang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas Tanah 20 hektar dengan nilai investasi  Rp670 miliar. Kedua, proyek Parangloe Makassar yang akan mulai dipasarkan pada Semester I 2018. Luas Tanah  55 hektar dengan nilai investasi Rp2,1 triliun. Ketiga, proyek Lahan Bintaro, Tangerang yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas Tanah 7.3 hektar dengan nilai investasi Rp4,5 triliun. Keempat, proyek Soreang, Jawa Barat yang akan mulai dipasarkan pada Semester II 2018. Luas tanah 14 hektar dengan nilai investasi Rp760 miliar.

Sedangkan Recurring ada tiga proyek. Pertama, proyek Laswi, Bandung. Luas tanah: 21 hektar dengan nilai investasi Rp1,8 triliun. Kedua, proyek di Central Business Sudirman, Jakarta. Luas tanah 16.000 m2 dengan nilai investasi Rp12,5 triliun. Ketiga, proyek Integrated Building Soekarno-Hatta Airport, Jakarta. Luas tanah 17.000 m2 dengan nilai investasi Rp470 miliar. “Persentase recurring income Wika Realty saat ini adalah 8.46%, dimana persentase tersebut rencananya akan ditingkatkan menjadi 12%,” ujar Agung Salladin.

“Wika Realty melihat prospek pada tahun 2018 tidak jauh berbeda dengan tahun 2017. Tapi, Wika Realty melihat ada peluang-peluang untuk daerah tertentu yang serapan marketnya tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil serta tingkat suku bunga KPR dan KPA yang masih cukup menarik (rendah) mampu mendorong permintaan akan properti. Satu hal yang cukup berpengaruh adalah kondisi politik menjelang Pilkada,” ujar Agung Salladin.

Target IPO
Terkait dengan rencana go public Wika Realty, Agung Salladin mengatakan, saat ini rencana tersebut masih dalam proses. “Kami menjadwalkan IPO tersebut akan dilakukan pada Semester I tahun 2018 dengan target dana yang terserap antara Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun,” ujar Agung Salladin.

Dikatakan Agung, PT Wika Realty berencana melakukan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun 2018 sebesar Rp5 Triliun dengan sumber dana berasal dari penambahan modal,  Initial Public Offering (IPO), dan Medium Term Notes (MTN). Dana capex akan digunakan untuk investasi tanah, pengembangan dan konstruksi kawasan, dan akuisisi perusahaan.

Dalam pengembangan bisnis, Wika Realty menguasai lahan-lahan baik berupa milik sendiri maupun KSO dengan total luas lahan 285 ha. Yang sudah dan sedang dikembangkan seluas 160 ha, sedangkan yang belum dikembangkan adalah seluas 125 ha. Lokasi dari proyek-proyek tersebut tersebar di beberapa kota, antara lain Medan, Bandung, Bekasi, Jakarta, Depok, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Manado, dan Kendari.

Proyek-proyek baru yang sedang dikembangkan Wika Realty antara lain: Tamansari Grand Samarinda (Landed House), Tamansari Puri Bali II, Depok (Landed House), Tamansari Metropolitan Manado II (Landed House), Tamansari Gangga, Bali (Villatel), Tamansari Emerald, Surabaya  (Apartemen/High-Rise), Tamansari Skylounge, Makassar (Apartemen/High-Rise), Tamansari Kencana, Bandung (Apartemen/High-Rise), dan Tamansari Skylounge, Balikpapan (Apartemen/High-Rise).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini