Property & Bank

Knight Frank : Pasar Properti Asia Pasifik Rebound di 2022

pasar properti
Perilaku dunia usaha akan berubah jika pandemi Covid-19 berakhir

PROPERTI – Pasar properti Asia Pasifik diprediksi akan terus berlanjut walau masih ditengah-ketidakpastian oleh munculnya varian virus baru, Omicron. Menurut laporan terbaru dari Knight Frank, Asia-Pacific Outlook Report 2022: Optimism and Opportunities Ahead, pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya sempat terhambat di 2021 diprediksi akan kembali tumbuh diatas tren rata-rata tahun depan.

Laporan tersebut memprediksi kenaikan transaksi sebesar 20% di sektor komersil tahun depan dan kenaikan harga pada sektor residensial sebesar 3-6%. Menurut laporan tersebut, permintaan sewa kantor sangat bergantung kepada pertumbuhan angka pekerjaan di sektor teknologi. Sedangkan permintaan untuk co-working akan memiliki momentum tersendiri seiring dengan lebih panjangnya masa pemberlakuan pola kerja hybrid yang diadopsi oleh banyak perusahaan.

Knight Frank menyebutkan, pasar perkantoran di Asia Pasifik diharapkan tetap menguntungkan penyewa, memberikan peluang bagi para occupiers untuk memanfaatkan akomodasi sewa yang lebih baik.

Sementara untuk sektor logistik (Logistics Sector), Knight Frank mengatakan, tingginya biaya transportasi dan semakin dibutuhkannya stabilisasi rantai pasokan mendorong perusahaan untuk menambah jumlah fasilitas logistik guna menampung inventaris yang lebih besar. Untuk angka sewa diperkirakan akan tumbuh rata-rata hingga 2-3% sehubungan dengan masih sedikitnya pasokan ruang logistik dibandingkan dengan semakin tingginya permintaan.

“Sebanyak 13 dari 16 area di kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalami kenaikan angka sewa, dengan Auckland sebagai kota dengan kenaikan angka sewa tertinggi,” jelas Knight Frank dalam laporan tersebut.

Pasar Properti Residensial

Sedangkan sektor residensial (Residential Sector), menurut Knight Frank, akses internasional memberi kemungkinan adanya perubahan dalam preferensi pembelian rumah di seluruh Asia Pasifik dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, kemudahan bekerja dari rumah, faktor kesehatan dan kesejahteraan merupakan fitur utama dalam membeli hunian sejak pandemi. Kemudian, 18 dari 24 kota di kawasan Asia Pasifik mengalami adanya kenaikan harga hunian saat pandemi, dan diprediksi akan semakin tinggi di 2022.

Knight Frank juga menyoroti, volume transaksi pasar modal di kawasan Asia Pasifik diprediksi mengalami kenaikan hingga 20% di 2022. Sektor perkantoran berpotensi menarik lebih dari 60% nilai investasi yang masuk di kawasan Asia Pasifik. Amerika Serikat dan Singapura akan tetap menjadi sumber utama dari belanja modal di Asia Pasifik.

Laporan ini juga menyoroti berbagai kelemahan dan kekuatan berbagai aset properti setelah pandemi yang berlarut. Salah satunya adalah, perpindahan fokus investasi aset ke jenis yang lebih stabil dalam memberikan aliran dana masuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *