Property & Bank

Peminat Terbatas, Pemilik Gedung Perkantoran Tawarkan Paket Menarik

perkantoran
Associate Director Commercial Jakarta Property Management (JPM), Dessy Ika

Propertynbank.com – Industri properti khususnya sektor perkantoran perlahan mulai membaik. Pesta demokrasi yang berjalan dengan kondusif menjadi salah satu faktornya. Masyarakat makin cerdas menyikapi perbedaan dalam sebuah demokrasi. Selain itu, masa pemulihan pasca pandemi juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan permintaan di sektor perkantoran.

Perusahaan Konsultan Pengelolaan Gedung Jakarta Property Management (JPM) menyebutkan, pasca pemilihan umum (pemilu) sektor properti secara umum sudah mulai bergerak dan berkembang meskipun cenderung masih lambat. Dimasa transisi tersebut, baik investor maupun customer, masih menunggu pelantikan dan kepastian kebijakan serta susunan pemerintahan yang baru, yang dipimpin Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo dan Gibran.

Associate Director Commercial JPM, Dessy Ika mengatakan, selain itu rencana pindahnya ibukota negara juga ikut mempengaruhi arah pertumbuhan ekonomi. Dari sisi permintaan diperkirakan transaksi untuk ruang kantor masih terbatas.

Baca Juga : Optimis Perkantoran Tetap Prospektif

“Namun, untuk tren sewa ruangan kantor yang tersedia masih terus berlanjut. Sedangkan permintaan perkantoran telah menunjukkan peningkatan dibandingkan saat pandemi beberapa waktu lalu,” ujar Dessy Ika kepada propertynbank.com, Jumat (12/7) lalu. Jakarta Property Management yang berdiri sejak tahun 2012, saat ini menangani sebanyak 43 perusahaan properti dan lebih dari 70 gedung.

Dari sisi supply, sambung Dessy, terdapat pasokan ruang perkantoran yang masih sangat terbatas, khususnya di kawasan CBD (Central Business District). Diperkirakan, pasokan total ruang perkantoran akan tumbuh sekitar 1% hingga 1,5% per tahun, mulai 2024 sampai dengan 2026 mendatang.

Dessy menambahkan, nilai sewa gedung yang tetap kompetitif memaksa landlord atau pemilik gedung melakukan penawaran paket yang inovatif, agar menarik lebih banyak peminat untuk menyewa, terlebih lagi bagi gedung yang baru. Sedangkan harga sewa gedung khususnya di Jakarta, diperkirakan tumbuh sekitar 3% per tahun dari tahun 2024 hingga 2026.

Sejumlah permintaan untuk perkantoran yang mulai meningkat, menurut catatan Dessy merupakan perusahaan dari berbagai bidang atau jenis usaha, bahkan ada juga bidang usaha yang baru, terutama investor baru yang datang  dari luar negeri dan masuk ke indonesia.

Dessy yang sudah berpengalaman puluhan tahun menangani properti retail dan komersial menambahkan, permintaan perkantoran saat ini kebanyakan untuk ruang yang tidak terlalu besar dan dengan harga yang juga relatif lebih murah. Hal ini membuat persaingan menjadi sangat ketat, terlebih lagi dengan timbulnya perubahan model bisnis saat ini, dimana terjadi perubahan perilaku konsumen. Sejak pandemi, masyarakat lebih banyak beralih ke belanja online, yang mampu memanjakan konsumen.

Baca Juga : Tumbuh Cepat, Koridor Timur Jakarta Bakal Muncul CBD Baru

“Inilah tantangan di sektor retail dan juga perkantoran, masyarakat dengan leluasanya bisa berbelanja secara online sehingga pengusaha atau pasar juga ikut berubah dengan gerai virtual. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada sektor retail dimana penyewa juga mengikuti pola belanja masyarakat saat ini. Perubahan ini juga terjadi di sektor bisnis lainnya, sehingga memerlukan ruang dengan fleksibilitas yang tinggi dan memerlukan banyak ruang untuk non formal,” kata Dessy.

Prospek Perkantoran Di Jakarta

Saat ini, imbuh Dessy, permintaan ruang kantor terlebih dengan skema penyewaan, dituntut harus memberikan nilai lebih dan benefit tambahan. Bahkan, kata dia, kelebihan-kelebihan ini jadi modal utama menarik minat penyewa, dibanding tren pusat bisnis yang bergeliat di sudut kota-kota penyangga Jakarta.

“Kawasan satelit seperti BSD City, Serpong hingga Cikarang, sejauh ini juga merupakan opsi bagi berbagai perusahaan memusatkan aktivitas. Jakarta harus mampu meningkatkan daya saingnya sebagai pusat finansial dan investasi dunia. Untuk menuju kota global Jakarta sudah memenuhi 3 syarat yaitu populasi yang besar, adanya perusahaan multinasional, dan dominasi ekonomi nasional,” tegas Dessy.

Baca Juga : Gandeng Investor Jepang, Sinar Mas Land Kembangkan 3 Office Portofolio di Jakarta CBD Area

Menurut Dessy, dengan pidahnya ibukota negara ke Kalimantan Timur, maka posisi Jakarta akan tetap strategis sebagai kota global. Jakarta, kata dia, tidak akan lumpuh kecuali semua fungsinya dipindahkan, Selepas kepindahan Ibu Kota, maka kelak Jakarta bisa lebih leluasa mencapai visi sebagai Kota Global.

Predikat ini juga ditujukan bagi kota dengan berbagai fasilitas dan layanan setara kota-kota besar di dunia. Kesetaraan terhadap kota-kota global juga mempunyai syarat lain seperti standar hidup. Dalam praktik bisnis properti, hal itu tercermin dari operasional gedung perkantoran yang selaras dengan nilai pelestarian lingkungan alias green building properti perkantoran bangunan hijau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Properti

Berita Keuangan & Perbankan

Чай или Яичный сэндвич: увлекательный рецепт для вкусного завтрака Сезонные рецепты: как приготовить 8 комедийных