Propertynbank : Dalam tiga tahun masa pandemi Covid-19 berjalan, telah memaksa lahirnya budaya bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang diiringi peningkatan pemanfaatan teknologi.
Sejumlah teknologi dan inovasi dikabarkan bakal menjadi tren pada 2022. Sebut saja Metaverse, NFT, dan kali ini ada Web 3.0. Konsep yang diusung pada web 3.0 adalah intelektualitas buatan (artificial intelligence). Bukan hanya manusia dengan manusia yang dapat berinteraksi satu sama lain, tetapi satu aplikasi dengan yang lain juga dapat berinteraksi. Web atau aplikasi juga lebih ‘memanjakan’ penggunanya. Kehadiran hal-hal tersebut dinilai akan mengubah kehidupan manusia dalam beberapa tahun ke depan.
Perkembangan web 3.0 ternyata berdampak pada ketersediaan lapangan pekerjaan. Pasalnya ketersediaan sumber daya manusia (SDM) telah digantikan oleh teknologi digital. Dampak negative lain dari web 3.0. yakni semakin berkurangnya interaksi manusia secara emosional di dunia nyata. Hal ini akan mengurangi fitrah manusia sebagai mahluk sosial atau yang disebut dengan dehumanisasi
Berkurangnya lapangan pekerjaan juga berimbas pada pencari kerja. Sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat para pencari kerja ini banting stir membuka usaha. Pada akhirnya bermunculan Startup-starup baru yang mencoba untuk membuat usaha dengan menitik beratkan pada pendanaan ataupun investasi yang disebut Unicorn.
Hanya tidak mudah membuat usaha tersebut, Ada beberapa contoh perusahaan startup yang bangkrut atau tutup, sebut saja Fabelio (markepalce furniture), Valadoo (situs e-commerce yang bergerak di bidang perjalanan wisata), Sorabel (e-commerce produk pakaian dan masih banyak lagi. Penyebabnya perusahaan startup Bangkrut adalah karena kehabisan modal ditengah jalan usaha. Ini yang dinamakan “Bakar Uang”.
Seperti yang dikatakan motivator Syamsul Safin, para pengusaha starup sudah keluar modal, usaha sudah berjalan, karyawan mulai tidak dibayar dan bisnis ngap-ngapan. Belum lagi jika perusahaan starup tersebut mempunyai kewajiban membayar hutang. “jadi bisa dikatakan tinggal menunggu waktu bangkrutnya saja,” ujar Syamsul yang saat ini konsen kepada pengusaha yang ingin terbebas dari utang, termasuk membantu para banker agar angka NPL tidak tinggi.
Melihat kondisi tersebut, para influencer sosial media linked-in tergerak untuk berkumpul bersama dalam acara tatap muka nasional Influencer linked-In pada Rabu, 02 Februari 2022 di Saung Dolken Resort, Sentul, Bogor.
Dari data yang ada, pengguna linked-in seluruh dunia saat ini sudah mencapai 740 juta pengguna, sekitar 21 juta penggunanya berasal dari Indonesia. Linked-In salah satu platform sosial media yang didalamnya terdiri dari para professional dari segala bidang.
Acara ini yang diprakarsai oleh Syarea World sebuah perusahan yang sudah banyak membantu banyak pengusaha-pengusaha untuk growth terutama di masa pandemi. Acara ini juga di dukung penuh Mili sebuah perusahaan Platform digital berbasis apps.
Deputy CEO Mili Erik Yoachim mengatakan, “Mili menyambut dengan Antusias acara ini dan semoga dengan acara seperti ini Mili dapat berkontribusi untuk mengurangi pengangguran di Indonesia.,”ujar pria yang kerap disapa Erik.
Lebih jauh Erik menjelaskan, Mili merupakan partner bisnis perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni Telkomsel, hubungan keduanya sudah terjalin lama dan sangat baik, karena ini lah Mili mampu berbisnis dengan basis digital yang sudah meraup keuntungan saat baru mulai.
Startup Berbasis Digital
Hadir dalam acara beberapa pembicara yang sudah berpengalaman dibidangnya diantaranya Dr. Harry Patria CEO & Chief Data Strategist at Patria & Co | Expert Committee at PLN | Lecturer at ITB, UI, ITS. Yang membawakan tema “This is Overwhelmed Era, Be Aware!,”
Kemudian Aukaria (Oka) Rahman, Head of Human Resources at Unicharm yang memberikan materi “How to Get Recruiter’s Attention”.
Hadir sebagai pembicara ketiga yakni M.N. Ikrar, Founder of Bicara Itu Muda dengan materi bertema “Being Real, Getting Success”.
Selain itu, hadir juga Ang Harry Tjahjono General Manager, Human Capital & Corporate Affairs at PT Salam Pacific Indonesia Lines yang membawa tema yang tidak kalah menarik yakni “The Secrets of Linkedin that Ordinary people don’t tell You”.
Acara tersebut berlangsung selama 6 jam mulai pukul 09.00 – 15.00 wib dan dihadiri sekitar 100 orang secara offline dan 200 orang yang akan hadir secara Online dari berbagai latar belakan profesi.
“Selama acara berlangsung kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat, tempat duduk para peserta juga telah disesuikan dengan aturan physical distancing. Begitu masuk acara, pembawa acara juga kerap mengingatkan untuk tetap disiplin menerapakn protokol kesehatan selama acara berlangsung,” ujar Muharmen Noviandy ketua pelaksana acara Temu Tatap Muka.
Andi menambahkan , acara serupa juga akan digelar secara berkala. “kami ingin berkontribusi untuk dapat membantu para calon pekerja agar segera mendapatkan pekerjaan sehingga akan mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” tutupnya.