PROPERTI – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Pengembang Perumahan Nasional (Appernas) Jaya Andre Bangsawan mengatakan, jika minat pembelian rumah nasyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengalami penurunan yang tak signifikan.
“Sebagai perbandingan, di Gorontalo, peminatnya tetap seperti biasanya. Kalau di Jakarta sudah pasti berdampak, terutama pada perumahan-perumahan komersial,” ujarnya, pada Senin (21/09/2020).
[irp]
Hal itu terlihat dari sejumlah daerah kegiatan pembangunan perumahan terlihat masih didominasi rumah untuk MBR. Adapun penurunan penjualan rumah segmen menengah ke bawah sepanjang tahun ini mencapai 20 persen hingga 35 persen.
Namun, saat ini para anggota asosiasi tetap mencari peluang pasar untuk dapat menjual rumah. “Bisa membaik bila pemerintah ikut mendukung dengan memberikan kemudahan seperti penundaan pmbayaran kewajiban oleh devoloper ke perbankan,”cetusnya.
[irp]
Chief Executive Officer PT Mustika Land David Sudjana menuturkan, jika pasar segmen menengah bawah kini berkembang, karena potensinya masih gemuk dan memiliki kemampuan daya beli yang terus menguat.
“Sebagian besar kelas menengah adalah tenaga kerja profesional dan kreatif. Mereka tak menggantungkan pada pendapatan gaji. Mereka bisa menciptakan bisnis sampingan secara online dan passive income lainnya,” ucapnya.
Kondisi ini membuat daya beli mereka relatif baik. Selain itu, peningkatan pasar segmen properti ini karena keluarga-keluarga muda yang belum memiliki rumah.
[irp]
Oleh karena itu, produk rumah di segmen menengah dan segmen bawah memiliki tantangan tersendiri, karena pengembang perlu jeli menciptakan keseimbangan antara harga jual, desain, dan fasilitas yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.
“Gaji masyarakat Indonesia rerata, kalah cepat naiknya dengan harga rumah, sehingga jika dilihat dari ukuran luas rumah yang sanggup dibeli masyarakat, semakin kecil ukurannya dari tahun ke tahun,” tutur David. Hal senada juga direspon Bank BTN.
Dalam wawancara khusus dengan redaksi Property&Bank dan Myhome, melalui aplikasi zoom, Jumat (18/09/2020), Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan pembiayaan dari Bank BTN untuk segmen menengah bawah masih baik penyalurannya.
[irp]
Anggapan masyarakat menengah ke bawah yang saat ini tidak berminat membeli rumah karena pandemi dan lebih mengutamakan kebutuhan lain, dibantah oleh Pahala. Menurutnya, hingga saat ini justru rumah-rumah yang bersubsidi mencatat penjualan masih tumbuh.
“Ya memang tergantung segmen mana yang kita akan bidik. Tentunya segmen yang masih cukup baik adalah segmen masyarakat yang pendapatannya tidak besar, tetapi paling tidak mereka berpendapatan tetap. Mereka inilah yang kita bidik, berpendapatan tetap tetapi membutuhkan rumah bersubsidi atau berpendapatan tetap tetapi membutuhkan rumah non subsidi,” tegas Pahala.
[irp]
Jadi, sambung Pahala, Bank BTN akan fokus di segmen menengah ke bawah, yakni masyarakat yang bisa memiliki rumah, adalah yang memiliki gaji, lalu pindahkan rekening gaji ke Bank BTN, dan selanjutnya Bank BTN akan salurkan kreditnya ke mereka. (Artha Tidar)