
Propertynbank : Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka secara resmi dilantik mengemban tugas sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2024-2029, Minggu (20/10/2024).
Keduanya dilantik dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam rangka Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Masa Jabatan 2024-2029 yang diselenggarakan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.
Sebagaimana diketahui, Prabowo-Gibran dikelilingi sosok-sosok pemilik perusahaan, termasuk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dua di antara pengusaha di belakang Prabowo adalah Aburizal Bakrie dan Pandu Sjahrir. Belum lagi sosok pengusaha yang sebelumnya tampil makan malam bersama politikus PDIP Maruarar Sirait yang kemudian berbelok arah mendukung Prabowo. Mereka adalah Aguan, Prajogo Pangestu, Franky Widjaja, dan Boy Thohir.

Pelantikan Probowo – Gibran juga telah mengoreksi sejumlah saham-saham properti, terlebih usai tersengat sentimen positif dari program pembangunan 3 juta rumah.
Sementara itu, Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengonfirmasi program pembangunan 3 Juta Rumah yang akan dijalankan pada era kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto merupakan target annual.
“Perumahan setelah kita pelajari, kita perlu besar-besaran dipikirkan funding pendanaan. Ternyata setelah dipelajari bukan 3 juta (rumah) per periode. Kita mau bikin 3 juta setahun, jadi 5 tahun total 15 juta,” kata Hashim.
Salah satu perusahaan yakni PT. Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk, (BBSS) anak perusahaan dari Agung Alam Anugrah (AAA) Group yang bergerak dalam bidang pembangunan pergudangan dan ruko berhasil mencatatkan kinerja gemilang, bahkan tercatat sebagai salah satu emiten terbaik di era kepemimpinan Presiden Prabowo.
Peningkatan kinerja positif dari perusahaan Bumi Benowo Sukses Sejahtera ini terlihat sejak bulan Februari 2024 lalu, Harga Saham BBSS tercatat Rp 71, namun menjelang pelantikan Presiden RI dan Wakil Presiden RI, harga saham BBSS terus melonjak bahkan per 18 Oktober 2024 sudah menyentuh di angka Rp 240 per lembar.
Prestasi ini tidak lepas dari strategi bisnis yang tepat dan inovasi yang terus dikembangkan oleh perusahaan. BBSS kerap mengambil langkah-langkah dan efisiensi untuk mempertahankan operasional bisnis.
Untuk mewujudkan optimisme ini, perusahaan telah dilakukan sejumlah strategi antisipatif melalui peluncuran dan pemasaran produk-produk baru pergudangan modern siap huni atau ready stock .
Selain itu, perusahaan juga juga akan mengelola sumber daya secara efisien dan mengarah pada inovasi untuk menghasilkan pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan.
Perusahaan ini juga menargetkan untuk mengembangkan gudang multi-tenant di area baru, seperti di Jakarta dan Surabaya, khususnya dalam merambah sektor industri UMKM yang belum pernah dimanfaatkan sebelumnya dan terfokus pada sektor FMCG dan e-commerce.
Salah satu pergudangannya berlokasi di kawasan strategis karena hanya berjarak 3 km dari Pelabuhan Teluk Lamong dan 2 km dari Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya. Kawasan pergudangan itu menempati lahan seluas lebih-kurang 30 hektare yang berdekatan dengan perbatasan Surabaya dan Gresik, Jawa Timur (Ja-Tim).
BBSS sebagai perusahaan properti, menyatakan kesiapannya untuk menyuplai lebih dari 60 persen terhadap total 1 juta kuaota hunian vertikan di wilayah perkotaan.
Hal ini berkaitan dengan dukungan perusahaan terhadap program pembangunan 3 Juta Rumah yang digagas oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dengan demikian, perusaan BBSS meyakini program 3 Juta Rumah tersebut dapat mengatasi isu backlog atau kondisi kesenjangan antara jumlah rumah yang terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat (supply–demand), dan juga memberikan akses perumahaan murah bagi masyarakat dan menggerakan ekonomi.
Hingga saat ini, perusahaan properti tersebut telah memiliki total lahan seluas hampir 200 Hektar di berbagai kota, dengan berbagai macam proyek properti mulai dari pergudangan, residensial, komersial (ruko) hingga apartemen. Bahkan perusahaan ini masih memiliki lahan seluas 15 hektar di Jakarta.