Propertynbank : Proyek kereta bawah tanah atau MRT (Mass Rapid Transit) pertama di Indonesia, dinilai sebagai infrastruktur yang telah memberikan perubahan nyata bagi lingkungan dan masyarakat, bahkan mampu mendorong peningkatan perekonomian nasional dan daerah.
Sistem transportasi massal yang efisien dan modern ini, juga dirancang untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar. Terbukti sejak beroperasinya MRT fase 1, hingga saat ini telah melayani 70 juta penumpang. Sementara pembangunan Fase 2 yang menghubungkan Bundaran HI ke Kota progress pembangunannya telah mencapai 31%.
Pembangunan MRT akan terus dilanjutkan dalam fase 3, yang meliputi rute dari Cikarang ke Balaraja, membentang sepanjang 84,1 kilometer dari timur ke barat. Namun sejak pengumuman proyek pada 21 Februari 2023, pengembangan fase 3 ini masih terkendala dengan urusan biaya.
Tuhiyat, Direktur Utama MRT Jakarta mengungkapkan bahwa hanya bagian awal dari jalur pembangunan yang telah mendapatkan pendanaan.
“Memang untuk East-West ini yang sudah fix pendanaannya untuk batch 1 stage 1, jadi Medan Satria sampai Tomang itu didanai JICA co-finnancing sama ADB, jadi mereka berdua konsorsium untuk mendanai MRT,” jelasnya.
Sementara itu, bagian pertama tahap kedua dari rute Tomang ke Kembangan sepanjang 10 kilometer masih belum memiliki investor yang terikat, begitu juga dengan bagian Kembangan ke Balaraja dan Medan Satria ke Cikarang.
“Namun demikian, untuk wilayah lain Cikarang-Medan Satria kita koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat, jadi koordinasi gimana skema financing dan kita tawarkan ke investor. Tapi wilayah Jakarta yang masih open batch 1 untuk stage 2,” pungkasnya.
Terkait masalah pendanaan ini Tuhiyat menjelaskan, bahwa PT MRT Jakarta (Perseroda) bertindak sebagai operator, sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepenuhnya bertanggung jawab dalam menentukan pembiayaan proyek ini.
Selain itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga terlibat dalam proyek ini sebagai otoritas yang menentukan skema pembiayaan dan memberikan kepercayaan dalam pembiayaan di wilayah di luar DKI Jakarta.
“Begitu wilayah Jakarta dibangun akan dilimpahkan juga keputusannya ke Pemprov DKI untuk wilayah Jakarta. Kalau luar Jakarta Kemenhub berkoordinasi dengan provinsi setempat,” ungkap Tuhiyat.
Sementara itu, Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa dokumen seperti buku biru (blue book) dan buku hijau (green book) yang telah diserahkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas).
Veni mengatakan skema kelembagaan itu diputuskan oleh Pemprov DKI sebagai implementing agency dan MRTJ sebagai sub implementasi dan juga dilanjutkan dengan diskusi JICA pada 11 November 2023 lalu dan akhirnya baru ada komitmen pendanaan.
Pada tahun ini, persiapan menuju negosiasi pinjaman dan perjanjian pinjaman sedang berlangsung, dengan target negosiasi akan dilakukan pada bulan April untuk proyek jalur timur-barat. Dalam kerjasama antara MRT sebagai subimplementor dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, beberapa aspek telah disiapkan, termasuk persiapan pembebasan lahan untuk salah satu paket yang akan diawali dengan groundbreaking.
“Jadi kapan pembangunan? Insya Allah dimulai tahun ini, kan ada beberapa paket pekerjaan, baik itu sipil maupun way sistem nantinya akan dilakukan bertahap,” kata Weni.
MRT Fase 3 Tahap I sepanjang 33,76 km
Stage I sepanjang 24,5 Km
- Tomang
- Grogol
- Rocy
- Petojo
- Cideng
- Thamrin
- Kebon Sirih
- Kwitang
- Senen
- Galur
- Cempaka Baru
- Sumur Batu
- Pakulonan Barat
- Pakulonan Timur
- Perintis
- Pulogadung
- Penggilingan
- Cakung Barat
- Pulo Gebang
- Ujung Menteng
Stage II sepanjang 9,2 Km
- Kembangan
- Batu Mulia
- Teknologi
- Kebon Jeruk
- Tanjung Duren
- Arjuna Selatan
Fase 3 Tahap II Sepanjang 50,3 Km
Lintas Barat (Banten) sepanjang 29,9 Km
- Balaraja
- Cibadak
- Pasir Gadung
- Otonom
- Bunder
- Kadu
- Bencongan
- Danau Ranau
- Kelapa Dua
- Kebon Nanas
- Panunggangan
- Kunciran
- Hasyim Asy’ari
- Karang Tengah
Lintas Timur (Bekasi) sepanjang 20,43 Km
- Medan Satria
- Kaliabang
- Harapan Baru
- Karang Satria
- Sumber Jaya
- Wanajaya
- Cibitung
- Cikarang
(Nabilla Chika Putri)