
APA KABAR – Pembaca yang budiman. Kami yakin, dipenghujung tahun 2017 ini, Anda tengah berhitung dan mengkalkulasi laba rugi yang dialami perusahaan. Tujuannya bisa saja untuk jadi bahan memutuskan target yang bakal dikejar tahun 2018 mendatang. Sejumlah rapat kerja yang digelar tentunya mengharapkan rancangan action plan yang mendorong tercapainya target yang akan dibidik.
Nah, ada banyak faktor yang perlu Anda perhatikan dalam membuat action plan tahun 2018. Selain terkait dengan ekonomi makro, juga ada faktor politik. Yang terdekat adalah bakal digelarnya pilkada serentak tahun 2018 yang melibatkan sebanyak 171 daerah. Rinciannya ada 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Jumlah ini memecahkan rekor dalam sejarah pilkada di Indonesia, baik dalam jumlah peserta pilkada maupun besarnya anggaran yang digelontorkan.
Guna membiayai pilkada serentak 2018 yang diikuti sekitar 158 juta orang atau setara 80 persen Pemilu Nasional 2019 yang diperkirakan mencapai 197 orang ini, dibutuhkan dana menembus angka Rp 20 Triliun. Bandingan dengan jumlah uang yang berputar dalam pilkada 2015 dengan 269 daerah yang hanya sebesar Rp 6,4 Triliun, tidak termasuk sisa anggaran.

Menilik begitu besarnya dana yang akan mengguyur pesta pilkada serentak pada 2018, diyakini sedikit banyaknya juga akan mengucur ke sektor properti. Baik secara langsung, maupun tidak. Yang pasti guyuran dana pilkada ini bakal membuat banyak sektor riil berlari kencang. Mulai dari produksi alat peraga, spanduk, baju kaos, sampai siraman uang segar kepada tim sukses yang menggerakan promosi para kandidat, bakal membuat pundi pundi sebagian orang bakal penuh.
Gairah pilkada yang berdampak pada bergeraknya berbagai lini usaha ini, jelas berujung pada transaksi properti. Duit pilkada juga bakal membuat tingkat penjualan perumahan menengah bawah terkerek. Maklum, selain bermotif dihuni, minat masyarakat kita berinvestasi di properti masih sangat tinggi. Apalagi diyakini tahun depan para pengembang masih hati-hati menaikkan harga meski tetap harus meluncurkan proyek baru.
Penyelesaian sejumlah proyek infrastruktur dan berbagai kebijakan pemerintah, termasuk masih didorongnya program sejuta rumah, diperkirakan permintaan dan transaksi penjualan rumah menengah bawah akan naik. Posisi siklus properti yang sudah berada di posisi terendah, juga diprediksi akan kembali menukik ke atas.
Sinyalnya pun terbaca dari gairah sejumlah pengembang besar yang mulai ancang-ancang meluncurkan proyek baru, bahkan dalam skala besar di tahun 2018. Sedikitnya ada dua pengembang kakap bakal mememasarkan proyek skala kota dengan harga sangat kompetitif di barat Ibukota Jakarta.
Pembaca, apakah kenyataannya bakal seperti yang kita harapkan? Kita tunggu saja. Akhir tulisan, kami sampaikan Selamat tahun baru 2018. Salam sukses.
Pemimpin Redaksi Property&Bank
Ir. H. Indra Utama
0 Responses
sy pun berharap Semoga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat indonesia
saya setuju mas…
Sukseskan pilkada untuk memajukan daerah kita…Aman dan tentram.
Semoga hasil Pilkada tidak ada efeksampingnya dengan dunia properti
Gairah yang luar biasa setiap menjelang pilkada serentak…semua berlomba-lomba menyampaikan gagasan-gagasan penuh dengan semangat….
Dana yang digelontorkan itu dari anggaran negara apa kantong mereka sendiri ya,,,Biaya yang tidak sedikit.