
PROPERTI – Rumah sehat menjadi topik utama sejak pandemi Covid-19 melanda dunia. Kebutuhan terhadap rumah sehat, semakin meningkat tatkala pemerintah memberikan arahan agar kegiatan belajar, bekerja dan aktifitas lain di rumah.
Dalam webinar Rumah Sehat Sebagai Kebutuhan Gaya Hidup yang digagas oleh Jurnalis Peduli Kesehatan Masyarakat (JPKM), Kamis (18/2), Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menuturkan, tren permukiman saat ini dan ke depan membutuhkan lebih banyak ruang terbuka. Fasilitas di kawasan permukiman juga dibentuk selengkap mungkin.
[irp]
Rumah, kata Totok, saat ini dimanfaatkan untuk bekerja, belajar, beribadah dan beribadah. Maka pada titik ini, desain rumah semakin memperhatikan siruklasi udara dan pencahayaan. Selain webinar, JPKM juga melakukan kegiatan dua bedah rumah masing-masing di Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangerang Selatan dan Serpong, Tangerang Selatan.
Lebih lanjut dijelaskan Totok, sektor perumahan masih bisa tumbuh 2,3% tahun lalu. Padahal, ekonomi nasional terpangkas 2,07%, akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, kata dia, pandemi Covid-19 menghantam hebat sejumlah subsektor properti. “Kinerja mal ambles 85%, okupansi hotel turun 95%, perkantoran turun 74%, rumah komersial turun 50-80%. Akan tetapi, rumah subidi masih bertahan selama pandemi,” ucapnya.
[irp]
Dikatakannya, ada beberapa risiko dan tantangan sektor properti tahun ini. Pertama, pandemi Covid-19 tidak tertangani sampai akhir tahun dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terus berlanjut. Kemudian, resesi ekonomi dan PHK 5–30% dari pekerja formal, lalu implementasi UU Cipta Kerja tidak probisnis, serta perubahan gaya hidup konsumen.
Sementara peluang sektor properti tahun ini, kata dia, datang dari vaksin gratis untuk seluruh penduduk Indonesia, kenaikan anggaran infrastruktur 47% menjadi Rp 414 triliun, penurunan suku bunga BI7DRR 3,75%, penurunan suku bunga KPR/KPA, kenaikan kredit properti, anggaran FLPP MBR meningkat, dan relaksasi properti menengah atas (PPnBM, LTV rumah kedua).
[irp]
“Pemulihan daya beli pembeli dan investor, pasokan klaster baru, UU Cipta Kerja probisnis, proyek ibu kota baru Rp 446 triliun. Pengembang yang bertahan adalah yang bereputasi baik, punya land bank matang, keragaman produk, runya recurring income, dan menjalin kolaborasi,” tegas dia.
Pada bagian lain, Sekretaris Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat M. Hidayat menuturkan, pemerintah tetap melanjutkan program sejuta rumah di era normal baru. Namun, desain rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sudah menyesuaikan protokol kesehatan penanganan covid-19, mengakomodasi kebijakan social distancing (penataan ruang), desain sirkulasi udara yang lebih baik.
[irp]
Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi sebagai narasumber berikutnya mengatakan, memiliki rumah yang layak dan sehat bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Itu sebabnya, Intiland bangga bisa bersinergi dengan JPKM dalam program bedah rumah. Kegiatan ini adalah inisiatif dan aksi nyata yang bagus sekali. “Semoga makin banyak yang berkolaborasi dalam program ini, sehingga makin banyak pula masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya,” kata dia.

Program bedah rumah itu, kata Theresia, selaras dengan program Intiland Teduh yang telah berjalan. Ini merupakan gagasan dan ide mulia yang tujuannya membantu masyarakat kurang mampu memiliki rumah yang layak dan sehat sehingga kualitas hidupnya meningkat.
[irp]
Sedangkan Sekretaris Perusahaan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Denny S Adji mendukung pola hidup sehat yang dimulai dengan keberadaan rumah sehat. Pada masa pandemi Covid-19, rumah sehat makin dibutuhkan, karena sebagian aktivitas dilakukan dari rumah.
Sementara itu, Ketua Umum JPKM Irwen Azhari menuturkan, pola hidup sehat sangat penting di tengah pandemi Covid-19, yang menghantam seluruh sendi kehidupan masyarakat. Ini mendorong JPKM menggelar webinar dan bedah rumah.
Menurut dia, hunian dengan sistem pencahayaan yang alami, sirkulasi udara, sistem sanitasi yang baik tentunya menjadi aspek penting sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat. Selain melakukan webinar, JPKM melakukan gerakan sosial berupa edukasi dan donasi yang akan dilaksanakan di wilayah Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Sabtu (27/2/2021).
[irp]
Kegiatan donasi tersebut diwujudkan dalam bentuk bedah rumah dan membagikan paket kesehatan. Rumah yang dibedah adalah rumah yang tidak layak huni menjadi rumah layak huni. Dalam membedah rumah, JPKM melibatkan pengurus RT, RW, warga sekaligus pemilik rumah untuk ikut dalam proses bedah rumah. Selain itu, warga akan mendapat sosialisasi perilaku hidup sehat sebagai bekal meningkatkan imunitas tubuh.