
PROPERTI– Maraknya pusat perbelanjaan dan ruang ritel di Jakarta kerap dituding sebagai penyebab kemacetan. Padahal menurut Dr. Lukman Purnomosidi, Ketua Kehormatan REI, padatnya kondisi jalan di wilayah sekitar pusat belanja adalah merupakan penanda persebarannya yang kurang merata. Jakarta, dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 10 juta orang, dengan jumlah ruang ritel yang tersedia baru sebanyak 3,9 juta meter persegi, terbilang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kota-kota besar di ASEAN dan mancanegara.
Hanya saja, jelas Lukman, pembangunan ritel di Jakarta selama ini terfokus pada area-area tertentu sehingga terlihat menumpuk di satu lokasi. Itulah yang membuat Jakarta seperti kelebihan ruang ritel. Padahal, di Jakarta masih terdapat area-area lain yang bisa dikembangkan untuk pusat perbelanjaan. Secara makro, kawasan Jakarta Timur memiliki potensi besar untuk dikembangkan pusat perbelanjaan baru.
“Karena itu Jakarta perlu memeratakan lokasi-lokasi ritel supaya tidak terkonsentrasi di pusat kota. Saat ini distribusi penyebaran ruang ritel di Jakarta, tertinggi masih diarea Central Business District 22%, Jakarta Selatan 21,4%, Jakarta Utara 19,9%, Jakarta Barat 17,5%, Jakarta Pusat 11,2%, dan yang terendah adalah Jakarta timur, hanya 8,1%,” tambah Ketua DPP REI periode 2004-2007 tersebut. Hal itu lanjutnya bisa dilakukan, dengan melakukan optimalisasi fungsi tol JORR dan penataan peningkatan intensitas tata ruang di sabuk Jakarta itu.
Sebagai informasi, tol JORR adalah rangkaian jalan tol yang melingkari bagian luar Jakarta, sering disebut “sabuk” Jakarta. Jalan tol pertama yang dibangun dan kemudian menjadi bagian dari JORR adalah jalan tol di Jalan T.B. Simatupang. Saat ini, tol JORR sudah sampai gerbang tol Cakung yang termasuk kawasan Jakarta Timur.
Tol JORR sendiri terbagi menjadi 3 bagian besar: ruas Ulujami—Rorotan, ruas Kembangan—Penjaringan, dan ruas Kembangan—Ulujami. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta ini adalah alternatif bagi warga Tangerang atau Jakarta yang menuju Bekasi, Bogor, Depok, dan kota-kota lainnya.
0 Responses
Pemetaan penempatan lokasi SDM juga perlu artinya jika org bertpt tinggal si bekasi rayon kantor hrs di lokasi yg sama demikia juga sekolah sesuaikan dng rayon masing2.jgn sampai ada anak SD sekolah berrangkat dr rmh jam 4.30 hanya krn ingin sekolah ditpt yg dikatakan top sementara tinggal jauh berseberangan n penuh resiko ke sekolah.Padahal kurikulum sama.masalah persepsi masyarakat ibukota perlu di tata.