slot gacor
Jika Pemerintah Dukung, REI Optimis Bisa Bangun 430 Ribu Rumah Di 2019 - Property & Bank

Property & Bank

Jika Pemerintah Dukung, REI Optimis Bisa Bangun 430 Ribu Rumah Di 2019

Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata (tengah) dan Sekjen DPP REI Totok Lusida (kanan) saat jumpa media, Rabu (23/1/2019)

BERITA PROPERTI – Kontribusi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) terhadap Program Sejuta Rumah pada tahun 2018 lalu sangat signifikan, sebesar 40 persen dari realisasi keseluruhan pencapaian. Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan Program Sejuta Rumah tahun lalu mencapai 1.132.621 unit.

Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata yang lebih akrab disapa Eman mengatakan, pengembang yang tergabung dalam REI telah membuktikan komitmennya dalam mendukung Program Sejuta Rumah yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015 lalu itu. Sepanjang tahun 2018, REI telah membangun sebanyak 394.686 unit rumah rakyat di seluruh Tanah Air.

“Realisasi pembangunan rumah yang dilakukan oleh REI ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian pada 2017 dengan total sebanyak 376. 290 unit. Tahun 2017, kami membangun rumah bersubsidi untuk MBR sebanyak 206.290 unit dan rumah komersial (nonsubsidi) sebanyak 170.000 unit,” jelas Eman kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/1).

[irp]

Lebih rinci Eman menjelaskan pencapaian pembangunan rumah oleh organisasi pengembang properti tertua di tanah air itu pada tahun 2018 antara lain, rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 214.686 unit dan rumah komersial bawah dengan kisaran harga Rp 200 juta hingga Rp 300 juta sebanyak 180.000 unit.

Ia mengakui, jumlah rumah yang terbangun sepanjang 2018 tersebut belum termasuk rumah komersial di segmen menengah atas di Jabodetabek dan kota-kota besar di seluruh Indonesia yang mayoritas memang dibangun oleh pengembang anggota REI. Pendataan rumah-rumah komersial (nonsubsidi) terutama di daerah memang tidak dilaporkan kepada Sekretariat DPP REI.

Dari jumlah pembangunan tersebut, sambung Eman, propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur menjadi dua daerah dengan pembangunan rumah bersubsidi terbanyak, masing-masing 31.858 unit dan 29.653 unit. Disusul kemudian adalah kontribusi pengembang REI di Sumatera Selatan, Banten, Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

[irp]

Dalam pembangunan rumah bersubsidi, Eman memberikan apresiasi kepada pemerintah yang sudah melakukan banyak terobosan. Namun begitu, ia menyayangkan masih banyak persoalan di lapangan yang menghambat pasokan rumah rakyat, terutama kendala perizinan dan ketersediaan lahan di daerah. Contohnya, PP 64 tahun 2016 yang masih belum terealisasi di daerah-daerah.

Yang masih menjadi masalah klasik, kata Presiden FIABCI Asia Pasifik ini, adalah harga lahan untuk rumah MBR yang terus meningkat. Sehingga untuk mengimbangi harga lahan yang mahal, REI berharap adanya kenaikan harga rumah bersubsidi. Oleh karena itu, pihaknya REI berharap pemerintah daerah harus mempermudah perizinan di sektor properti secara konkrit.

“Terlebih lagi, pada tahun 2019 REI menargetkan pembangunan sebanyak 430.000 unit rumah yang terdiri dari 230.000 unit rumah bersubsidi dan 200.000 unit rumah komersial bawah dengan kisaran harga Rp 200 juta hingga Rp 300 juta per unit. Untuk mewujudkanya, kami perlu dukungan dari pemerintah pusat dan daerah,” tegas Eman.

[irp]

Selain rumah bersubsidi, urai Eman, pihaknya juga akan mengenjot pembangunan rumah komersial di bawah harga Rp 300 jutaan yang menyasar kelompok milenial. Asalkan tidak ada kebijakan yang menganggu pasar, dirinya yakin target tahun ini dapat tercapai, terlebih melihat kebutuhan masyarakat yang besar di kedua segmen tersebut.

Berdasarkan data PPDPP, dari total 11.568 pengembang rumah subsidi di seluruh Indonesia, sekitar 5.014 pengembang diantaranya adalah pengembang REI. Sehingga, tambah Eman, pihaknya cukup percaya diri menyebut bahwa REI adalah asosiasi pengembang rumah rakyat terbesar di seluruh Indonesia.

“REI akan terus mendukung pemerintah dalam membangun dan menyediakan hunian layak huni kepada masyarakat karena sesuai dengan komitmen REI sebagai Garda Terdepan Membangun Rumah Rakyat. Untuk itu, kami akan lakukan sejumlah langkah dan juga harus didukung dengan terobosan yang mesti dilakukan oleh pemerintah,” kata Eman.

[irp]

Pertama, jelasnya, terobosan pajak untuk rumah MBR. Dimana untuk mempercepat pembangunan rumah rakyat, REI memperjuangkan adanya relaksasi dibidang perpajakan bagi rumah MBR. Sehingga rumah-rumah yang dijual maksimal 20% di atas batasan harga jual (plafon) rumah subsidi FLPP, tidak perlu dikenakan PPN 10% dari nilainya. Namun cukup dikenakan atas selisihnya terhadap harga jual rumah yang ditentukan.

Kedua, terobosan penyediaan rumah bagi ASN maupun prajurit TNI/Polri. Dalam dua tahun terakhir ini, ungkap Eman, REI sudah menjalin kerjasama dengan PT. Taspen, Jamkrindo, Kementerian Pertahanan, dan Korpri. Ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat penyediaan rumah bagi ASN, TNI/Polri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkini