BERITA PROPERTI – Melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, juga mengakibatkan terjadinya perlambatan di industri properti. Akibatnya, sejumlah pembangunan proyek properti mengalami kemunduran penyelesaian dari target awal. Padahal jika dilihat dari sisi pemasarannya, penjualan masih tercatat bagus, terutama dalam dua tahun terakhir.
Hal ini juga yang dialami oleh proyek apartemen Grand Asia Afrika (GAA) yang dikembangkan oleh perusahaan pengembang Kagum Land. Proyek yang berlokasi di pusat kota Bandung ini, sempat tertunda dalam penyelesaian pembangunannya selama 3 tahun, sejak mulai dipasarkan pada tahun 2012 lalu.
“Kami minta maaf atas keterlambatan ini dan semata-mata karena kondisi ekonomi yang memang sedang menurun. Dan memang hampir semua sektor mengalami perlambatan ekonomi ini. Namun, saat ini kami sudah berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa, dan kami akan serah terimakan seluruh unit kepada pembeli pada 1 Maret 2018 mendatang,” ujar Direktur Kagum Land Nugroho Tjondrojono.
Untuk mewujudkan target tersebut, sambung Nugroho, pihaknya dan seluruh kontraktor yang terkait dengan pembangunan Grand Asia Afrika, sudah melakukan kesepakatan. Melalui kesepakatan dengan semua pihak yang terlibat, ia optimis akan dapat menyelesaikannya tepat waktu, sekaligus memperbaiki unit-unit yang masih ada kekurangan.
Melalui komitmen penyelesaian dan target serah terima yang hanya tinggal 3 bulan itu, Kagum Land ingin meyakinkan bahwa Grand Asia Afrika akan segera selesai. Selain itu, dengan adanya komitmen tersebut, pengembang ini ingin memberikan support kepada calon pembeli baru, karena telah melihat adanya progres pembangunan yang dilakukan.
Dari total sebanyak 2.288 unit hunian di Grand Asia Afrika, saat ini sudah terjual sebanyak 1.754 unit. Nugroho optimis sisa unit yang ada dapat terjual habis dalam waktu cepat karena terlihat progres pembangunan dan komitmen untuk segera menyelesaikannya. Terlebih lagi, apartemen ini terletak di lokasi yang sangat strategis dan pasti menguntungkan sebagai investasi.
CEO & Chairman KAGUM Group, Henry Husada menegaskan, lokasi Grand Asia Afrika merupakan kawasan terbaik dan paling strategis di kota Bandung. Berada di tengah pusat kota atau 0 km, apartemen yang terdiri dari empat tower dan dibangun di lahan seluas 12.000 meter persegi ini merupakan instrumen investasi yang sangat menguntungkan.
“Pada penjualan perdana tahun 2012 lalu, kami pasarkan dengan harga berkisar Rp 10 juta permeter. Kini, unit-unit yang ada kami pasarkan dengan harga Rp 16 juta permeter. Jika saat itu pembeli membayar seharga Rp 300 jutaan, maka sekarang harganya sudah menjadi Rp 600 jutaan. Belum lagi potensi sewanya sekitar Rp 3 juta perbulan. Jadi, pasti menguntungkan,” jelas Henry Husada.
Kagum Group merupakan perusahaan yang banyak mengembangkan hotel dan tersebar di Bandung, Jakarta, Bali, Lampung, Palembang, Yogya, Cilegon, Cirebon, dan Raja Ampat. Belum lama ini, Henry mendapatkan penghargaan sebagai pemilik hotel terbanyak dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Henry merupakan pengusaha hotel, kuliner dan fashion senior di kota Bandung.
Saat ini, Henry tengah mengembangkan sebuah destinasi wisata yang menggabungkan kuliner, fashion, dan kebun binatang di kawasan Cibeunying Kidul, Bandung. Di atas lahan seluas 2 hektar dan dulu merupakan kediamannya bersama keluarga, tengah disulap menjadi kawasan wisata yang unik.
Kawasan wisata yang dinamai Rabbit Town ini, akan menyuguhkan lokasi-lokasi menarik untuk selfie atau mengambil poto. Tak kurang dari 25 lokasi yang bisa menjadi tempat untuk berpoto di kawasan yang Henry juluki sebagai wisata selfie (wisel) itu. “Saya ingin membuat sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi semua orang, tanpa mematikan bisnis pihak-pihak lain,” ujar Henry.