Property & Bank

Kecewa Dengan Tata Kota Depok, Wanita Ini Malah Menang Lomba Poto

Kawasan Margonda, Depok yang dikenal tak ramah dengan penyeberang jalan

UMUM – Salah satu anak muda asal Indonesia, Husnul Khotimah, berhasil memenangkan kontes foto bertemakan tata kota yang diadakan oleh organisasi internasional se-Asia.

Foto karya Husnul ini berhasil memenangkan penghargaan dalam kontes #BetterMyCity. Ajang lomba ini diadakan oleh organisasi internasional se-Asia yakni Cities Development Initiative of Asia (CDIA). Foto ini berhasil dibagikan lebih dari 2 ribu kali melalui laman facebook CDIA.

[irp]

Sedangkan organisasi penyelenggara kontes foto ada di bawah naungan Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB). Event ini diadakan dalam dalam rangka merayakan Hari Kota Sedunia (World Cities Day) yang diselenggarakan resmi oleh PBB tanggal 31 Oktober setiap tahunnya.

Kontes foto ini diikuti berbagai negara dan permasalahan tata kota yang diangkat di Indonesia mendapat sorotan. Permasalahan itu adalah penyeberangan Jalan Margonda yang sangat berbahaya bagi pejalan kaki.

[irp]

Husnul merupakan anak muda lulusan Universitas Indonesia (UI) yang sudah tinggal di Depok selama hampir 7 tahun. Saat ini, ia bekerja di salah satu institusi internasional. Sebagai penghuni kota Depok, ia menyadari semrautnya sistem tata kota di Depok, terutama untuk pejalan kaki.

Di foto itu, dia mengisahkan tentang penyeberangan jalan yang sangat berbahaya bagi pejalan kaki di Jalan Margonda, Depok. Tampak dalam foto tersebut, menunjukkan betapa sulitya ia untuk menyeberang Jalan Margonda Raya, yang selalu ramai dilalui oleh transportasi dengan kecepatan tinggi. Tentu saja, hal ini tidak nyaman bagi para pejalan kaki yang harus melalui penyeberangan tersebut. Apalagi, jalur ini merupakan salah satu jalur utama yang harus dilalui masyarakat, untuk pergi ke kampus UI atau stasiun UI, ketika ingin berangkat bekerja ke Jakarta.

Bukan hanya menunjukkan kesulitan menyebrang, dalam foto tersebut, Husnul juga memberikan solusi dengan menambahkan sistem pelican crossing, yang berfungsi untuk mengontrol kendaraan berkecepatan tinggi, serta memberikan keamanan bagi para pejalan kaki. Sistem pelican crossing juga dapat memberikan lingkungan yang inklusif bagi perempuan hamil, anak-anak, manula, serta disabilitas.

[irp]

Sekedar mengingatkan, pada 2019 lalu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, pelican crossing sebenarnya sudah ada sejak 2011 lalu, di kawasan Pondok Cina, Margonda, Depok. “Jadi, pelican crossing tersebut sudah dibuat dari 2011, kemudian komponennya ada yang rusak,” ujar Dadang. Kemudian, pada Desember 2018 lalu, pelican crossing tersebut diperbaiki dan dapat difungsikan kembali pada Januari 2019.

Pelican crossing ini dijaga para petugas hanya pada jam-jam sibuk atau office hours. Keberadaan petugas sekaligus membantu mengurai kemacetan. “Petugas di sana (pelican crossing), ada seperti biasa pada jam-jam sekolah dan jam sibuk, agar mengurai kemacetan ,” ucap Dadang. Ia mengatakan, ada tiga sampai empat petugas yang berjaga di pelican crossing. Terbatasnya petugas yang berjaga di pelican crossing tersebut agar masyarakat lebih sadar menggunakan fasilitas penyeberangan jalan tersebut. “Fungsi sistem harusnya nya tidak ada petugas,” tambah Dadang. (Artha Tidar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *