Propertynbank : Bank DKI hingga kuartal III 2021 berhasil mencatek pertumbuhan kinerja yang positif hingga September 2021. Laba bersih Bank DKI tumbuh 40,5% secara year on year (YoY) menjadi Rp 564 miliar dari Rp 401 miliar pada September 2020.
Pertumbuhan tersebut seiring dengan perbaikan tingkat efisiensi biaya dana dan peningkatan pendapatan bunga bersih.
Dari sisi cost of fund, Bank DKI mencatat mengalami penurunan dari 4,68% menjadi 3,29% per September 2021. Sedangkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat sebesar 25,0% (yoy).
Sementara pertumbuhan pendapatan bunga didorong oleh peningkatan kredit sebesar 11,8% menjadi Rp 36,7 triliun.
Fidri Arnaldy, Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy menjelaskan pertumbuhan kredit tersebut, utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen UMKM yang mencatatkan pertumbuhan 31,4% YoY menjadi Rp 2,0 triliun pada kuartal III-2021.
Selanjutnya diikuti dengan segmen komersial dan korporasi yang tercatat naik 13,3% (YoY) menjadi Rp17,9 triliun serta segmen konsumer yang tumbuh 8,3% menjadi Rp16,7 triliun hingga kuartal III tahun 2021.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga didukung dengan perbaikan kualitas aset Bank DKI yang ditandai dengan penurunan rasio non-performing loan (NPL), tercatat 2,93% pada periode September 2021 atau mengalami perbaikan dibanding periode September 2020 sebesar 3,49%.
“Sejumlah upaya perbaikan rasio kredit bermasalah yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang baik,” kata Fidri dalam keterangan pers yang diterima redaksi,Jum’at (30/10/2021).
Seiring dengan berbagai pertumbuhan kinerja yang dicatatkan, pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) Bank DKI juga mengalami pertumbuhan yang solid sebesar 56,5% (yoy) yang tercapai dengan adanya struktur pendanaan (funding) berbiaya murah yang kuat.
Pertumbuhan PPOP tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat sebesar 25,0% (yoy) dan peningkatan pendapatan operasional non bunga sebesar 16,4% (yoy) hingga akhir triwulan III tahun 2021.
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) kinerja Bank DKI juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,2% YoY menjadi sebesar Rp 47,1 triliun hingga kuartal ketiga 2021.
Pertumbuhan DPK tersebut telah mendorong peningkatan Rasio dana murah (CASA) terhadap total DPK Bank DKI menjadi 42,3% per September 2021 dari sebelumnya 39,26% pada akhir September 2020. Hal ini secara linier mempengaruhi perbaikan tingkat efisiensi biaya dana atau cost of fund Bank DKI dari 4,68% per September 2020 menjadi 3,29% per September 2021.
Saat ini Bank DKI telah memulai sejumlah rangkaian Transformasi 5.0 antara lain perbaikan struktur pendanaan, proses bisnis, hingga pengembangan terhadap produk yang ada.
“Hal ini merupakan perwujudan dari upaya Bank DKI untuk dapat terus memenuhi aspirasi pemegang saham dan segenap pemangku kepentingan serta meningkatkan kapabilitas dan daya saing untuk mengantisipasi dinamika perubahan yang terus terjadi,” Imbuh Fidri.
(adrianputra)