PROPERTI SYARIAH – Industri properti syariah di Indonesia kian menggeliat. Seiring mencuatnya tren gaya hidup halal di masyarakat, meningkat pula permintaan masyarakat terhadap kebutuhan properti syariah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016 menyebut, porsi pembelian properti melalui sistem syariah meningkat 11,23 persen per tahun.
Terkait hal tersebut, Sabtu (28/9) lalu, PT Amanah Indonesia Realty (Amanah Realty) yang mengembangkan DeKost Indonesia, meluncurkan produk teranyar bertajuk deKost Dramaga Riverside, yang menjadi apartemen kos syariah pertama dan terbesar di Indonesia. Lokasinya dekat kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) di kawasan Dramaga.
[irp]
Perseroan menganggarkan modal kerja atau capex mencapai Rp150 miliar untuk membangun proyek itu. Direktur Utama Amanah Realty Teuku Fadhil Aruna mengatakan, proyek ini direncanakan memiliki tiga tower, dari tujuh tower yang disiapkan, dengan total kamar mencapai 1.200 unit. Saat ini bangunan vertikal kos sewa itu terjual 450 unit.
Pihaknya optimistis proyek ini akan menarik karena lokasinya strategis dekat kawasan kampus IPB. “Kami ingin jadi pionir pengembang properti dengan kepemilikan halal dan bebas riba. Proyek ini jadi unggulan atau flagship dari kami,” ujar Fadhil, pada Sabtu (28/9).
[irp]
Dia menjelaskan, pihaknya pun menyiapkan beragam fasilitas pendukung konsep syariah, seperti masjid kapasitas 600-800 orang, kolam renang dan gym terpisah (ikhwan dan akhwat). Sedangkan fasilitas non-fisik antara lain amanah-preneur, beasiswa, mentoring bisnis syariah, akses pada komunitas syariah dan program Islami lainnya.
“Ketiga tower ada di area 1,74 hektar dan dibagi secara khusus untuk pria, perempuan, dan keluarga muda. Minat orang tua mengambil apartemen ini cukup besar,” ujarnya. Fadhil juga menargetkan unit pertama deKost bisa diserahkan pada Oktober 2020. Harga satu unit deKost dijual dikisaran Rp220 juta rupiah, untuk seluas 16,10 m2.
[irp]
“Namun kami berharap terjadi kenaikan harga jual di kisaran 30-40%,” sebut Fadhil. Saat ini untuk pembiayaan di tahap awal masih mengandalkan pembiayaan internal, langsung kepada pengembang. Namun, perseroan memiliki opsi untuk menggandeng perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya yang memenuhi kaidah syariah yang berlaku.
Seluruh proses diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah dibawah pengawasan Ust. Dr. Erwandi Tarmizi, MA. Selain itu, Fadhil juga tengah mempersiapkan rencana pelebaran wilayah bisnis apartemen low risk ini ke arah Bandung. “In sya Allah, jika lancar, kami membidik kawasan Jatinangor, untuk proyek DeKost berikutnya,” tuturnya.
[irp]
Sebelumnya, Direktur Kerja Sama Penanaman Modal Luar Negeri BKPM Fajar Usman mengatakan, ke depan industri halal di tanah air akan difokuskan pada sektor pariwisata, industri kreatif, dan teknologi digital. Khususnya pariwisata yang berbasis halal tentu membutuhkan tempat tinggal seperti apartemen kos syariah.
Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin mendorong investasi langsung di sektor pariwisata. Namun, saat ini berbagai instansi di Indonesia masih belum memiliki data khusus sektoral yang merupakan industri halal.
“Karena itu, nanti ke depan dibutuhkan data industri halal setiap sektornya. Sehingga, bisa dihitung kebutuhan investasinya sedangkan sekarang masih menyatu dengan ekonomi yang non halal,” ujar Fajar beberapa waktu lalu. (Artha Tidar)