
BERITA PROPERTI – Pengembang spesialis rumah sederhana yang mengantongi banyak penghargaan dari berbagai sumber, PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) Group saat ini sedang mempersiapkan empat proyek terbaru. Kondisi perekonomian yang diakui masih belum terlalu baik, tidak menghalangi SPS Group untuk terus melakukan ekspansi dengan mengembangkan proyek baru.
“Kita merasakan betul bahwa saat ini kondisi belum menggembirakan, khususnya sektor properti. Daya beli masih menurun, harga-harga bahan bangunan meningkat dan segala macam kebutuhan yang juga mahal. Namun, bagi SPS Group yang memang fokus membangun rumah murah, masih lumayan bagus penjualannya, berbeda dengan properti segmen menengah atas,” jelas Managing Director SPS Group, Asmat Amin saat buka puasa bersama dengan media, Jumat (1/6).
Disamping kendala yang disebutkan diatas, lanjut Asmat, masih kurangnya dukungan pemerintah terhadap sektor properti juga menjadi penghambat. Terlebih lagi, masing-masing lembaga yang terkait seperti antara pemerintah pusat dan daerah masih belum sinkron. Sehingga, masih banyak aturan yang menyulitkan pengembang membangun rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Asmat mencontohkan, adanya peraturan daerah yang berubah-ubah terkait peruntukan lahan misalnya. Sudah bertahun-tahun lahan yang peruntukannya menjadi kawasan hunian, tiba-tiba berubah menjadi lahan pertanian. Bagi pengembang tentu hal ini sangat menyulitkan. Apalagi bagi masyarakat atau konsumen yang sudah menghuni rumah-rumah di kawasan tersebut.
“Oleh karena itu, perlu keseriusan pemerintah dalam mengurus dan menangani sektor perumahan yang sudah menjadi kebutuhan pokok. Salah satunya adalah, pemerintah harus memisahkan kementerian pekerjaan umum dengan perumahan rakyat agar bisa lebih fokus. Apalagi, backlog yang mencapai 15.000 unit sudah menjadi masalah nasional, karena terus meningkat tiap tahun,” kata Asmat.
Meski begitu, lanjut peraih The Most Favourite Leadership pada Indonesia Property&Bank Award 2017 ini, SPS Group tetap optimis pada tahun 2018 tetap bisa membangun rumah sederhana di sejumlah lokasi. Tahun 2017 lalu, SPS Group berhasil membukukan penjualan mencapai 15.000 unit dan pada tahun ini menargetkan jumlah yang sama.
“Walaupun banyak yang bilang sekarang mulai tahun politik, kami tetap yakin bisa memberikan hunian bagi MBR dengan kualitas dan lingkungan yang baik. Mulai dari infrastruktur jalan, air bersih, fasilitas ibadah, kondisi bangunan dan drainase sangat kami perhatikan,” ujar Asmat sambil menceritakan salah satu proyeknya yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo mendapat pujian karena dinilai berkualitas.
SPS Group, terang Asmat, siap meluncurkan empat proyek terbaru yakni Grand Cikarang City seluas 70 ha dengan total 6.700 unit, Grand Karawang Residence seluas 100 ha dengan rencana 4.300 unit tahap awal, Grand Subang seluas 30 ha dengan total 2.800 unit serta Grand Purwakarta Residence seluas 300 ha dengan total 25.000 unit.
“Saat ini kami masih fokus untuk menggarap kawasan timur Jakarta karena potensinya masih sangat besar. Adanya pembangunan infrastruktur jalan, baik tol maupun non tol, commuter line, LRT dan kereta api cepat di kawasan timur Jakarta, memberikan dorongan yang sangat positif untuk terus berkembang. Namun, dimasa mendatang, tidak menutup kemungkinan kawasan lain yang akan kami garap,” pungkas Asmat.