
Propertynbank.com – OXO Group, perusahaan pengembangan dan manajemen properti butik yang sudah berdiri sejak tahun 2015 lalu, optimis pasar properti di Bali akan terus tumbuh dan sangat menarik baik untuk dihuni maupun investasi. Oleh karena itu, dengan visi untuk menciptakan gaya hidup yang menginspirasi dan bermanfaat bagi para tamu dan investornya, OXO Living sudah mempersiapkan sejumlah proyek di pulau Dewata itu.
Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia mengatakan, Bali merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kenaikan harga properti beserta okupansinya. TIdak hanya warga lokal ataupun warga negara Indonesia saja, tetapi warga negara asing juga ikut mendapatkan keuntungan dari bisnis properti di Bali. Tak heran jika warga negara Rusia, Ukraina, Timur Tengah, Eropa, bahkan Amerika mulai melirik bisnis properti di Bali.
“Pasar properti di Bali telah terbukti resilience ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Menurutnya, ketika awal pandemi melanda, semua terdampak. Namun di sisi lain, pandemi juga memunculkan celah pasar properti baru, yaitu pasar properti berkonsep boutique lifestyle,” ujar Johannes Weissenbaeck kepada sejumlah media, di Jakarta, Senin (26/2).

Baca Juga : Ekspansi Ke Bali, One Global Resorts Jalin Kerjasama Dengan OXO Living
Menurut dia, hal ini dimungkinkan karena pada saat pandemi, semua orang bisa bekerja dari mana saja, dan Bali menjadi salah satu tujuan utama dari tren baru ini. Yang lebih mengagetkan, ujarnya, adalah tren tersebut masih bertahan hingga saat ini, dan hal ini menjadi bahan bakar untuk pasar properti berkonsep boutique lifestyle.
Dikatakan Johannes, tiga tahun lalu pada saat awal Covid-19, jumlah villa di kawasan Canggu hanya sekitar 3.200 unit. Sementara saat ini sudah lebih dari 5.000 unit kamar villa yang siap disewakan. Jumlah tersebut digadang bakal terus bertambah seiring waktu. “Hal yang unik, kami bisa menjual habis dua proyek pengembangan kami di kawasan Canggu selama pandemi,” tegas Johannes.
OXO Group Kembangkan Puluhan Proyek
Saat ini, OXO Group telah mengembangkan dan memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp700 miliar, yang terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
“Kami menyebut OXO sebagai Small Giant. Mungkin kami kecil dari ukuran, namun kami memiliki visi menjadi pemain kelas dunia dalam beberapa tahun ke depan,” jelasnya.
Baca Juga : Convention Center Terbesar di Indonesia Ini Mampu Menampung 5.000 Orang
Sedangkan Johannes Weissenbaeck, adalah seorang wirausahawan kreatif, visioner, pemikir lateral dan pembicara publik dengan lebih dari 25 tahun pengalaman bisnis di Inggris, Australia, Austria, Jerman dan Indonesia.
Pada akhir tahun 2014, Johannes pindah ke Bali dan mengembangkan properti pertama OXO Group, yaitu villa mewah Chameleon, yang mendapatkan penghargaan dan pengakuan internasional. Sejak saat itu, Johannes terus mengembangkan OXO menjadi salah satu perusahaan pengembangan dan pengelolaan properti butik terkemuka di Bali.

”Pasar global menjadi dasar pemikiran kami untuk menjalin kolaborasi strategis dengan ONE Global Capital serta Nuanu. Kami percaya, kolaborasi ini akan semakin mempercepat realisasi visi kami menuju pasar dunia,” kata Jo—sapaan akrab Johannes Weissenbaeck.
Sebagai informasi, ONE Global Capital adalah perusahaan platform investasi besutan Iwan Sunito, sementara Nuanu diprediksi menjadi kawasan Hot Spot baru seluas 50 hektare di Bali setelah Canggu dalam satu hingga tahun ke depan.
Baca Juga : Pertama di Australia, Iwan Sunito Luncurkan Platform Layanan Apartemen Premium
“Salah satu kekuatan kami adalah kami bisa mengikuti tren pasar baru, seperti halnya Neo Luxury. Para penganut paham Neo Luxury memandang kemewahan tidak lagi dibatasi oleh material bahan bangunan yang digunakan—misalnya marmer—namun mereka lebih melihat value, experience, dan gaya hidup berkelanjutan,” jelas Johannes.
Menurutnya, OXO Group merupakan perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan. Semua properti yang dibangun oleh OXO dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang.
“Kami bahkan telah menerapkan Zero Waste dalam setiap proyek properti kami, dan kami telah melakukan semua hal tersebut sejak awal kami berdiri,” katanya.
Bukan hanya menerapkan gaya hidup berkesinambungan, OXO juga merangkul komunitas disabilitas lokal guna mendukung usaha mereka. “Ini adalah sesuatu yang selalu kami lakukan, yaitu memberi dampak kepada komunitas lokal. Melalui pemberdayaan komunitas disabilitas sebagai pendukung usaha OXO, kami mencoba membantu mereka untuk bisa lebih mandiri dan kreatif,” pungkas Johannes.