BERITA PROPERTI – Salah satu perusahaan properti di Indonesia menilai pemerintah perlu mengkaji kembali untuk memindahkan kantor Kementerian dan Lembaga di pindahkan keluar Jakarta salah satunya Jonggol, Bogor untuk mengurangi kepadatan.
“Opsi itu layak di-review untuk mengurangi masalah di Jakarta. Kawasan Jonggol merupakan kawasan yang paling siap lahannya,” kata Presiden Komisaris Group Bukit Jonggol Asri, Harry Tranggono disela seminar “Menatap Masa Depan Jakarta” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Studi Pengembangan Wilayah, di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan kawasan Jonggol sudah memiliki peraturannya, yaitu Keppres nomor 1 tahun 1997 yang meminta agar kantor Kementerian dan Lembaga di pindahkan ke Jonggol, dengan maksud mengurangi beban dan tekanan terhadap Jakarta.

Ia memaparkan, dalam Keppres itu disebutkan Jonggol akan dibangun sebuah kota Mandiri dengan luas sekitar 30 ribu hektar, dimana peruntukkannya sekitar 15 ribu hektar untuk kawasan terbuka hijau dan sisanya kawasan hunian.
“Sampai saat ini dari 15 ribu hektar tersebut, sekitar 60 persen lahan sudah dikuasai untuk dijadikan sebagai kota mandiri,” katanya.
Ia mengusulkan lembaga-lembaga non teknis dan yang bersifat tidak vital bisa dipindahkan ke kawasan Jonggol ini, hal ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan Jakarta dan juga distribusi kota kota baru.
Pihak perusahaan, lanjut dia, juga sudah melakukan kerjasama dengan Perum Perumnas untuk membangun rumah subsidi sebanyak 5.000 unit. Dan perusahaan akan membangun 2.000-3000 unit rumah tapak dikawasan Jonggol. Diperkirakan investasi awal untuk pembangunan awal kota Mandiri Jonggol ini bisa mencapai Rp10 triliun dan bisa dikembangkan sampai 10 tahun kedepan.
“Kalau kota mandiri perencanaan jangka panjang, diatas 10 tahun. Nanti ada rumah landed, vertikal dan lainya,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Gani menilai, sampai saat ini pengembang sudah banyak melakukan pengembangan kota kota baru di kawasan Jabodetabek, hingga ke beberapa kota di Indonesia.
Di kawasan Jabodetabek, lanjut dia, pengembang yang tergabung dalam REI sudah mencetuskan 35 kota baru, salah satunya yang sekarang dikembangkan adalah dikawasan Maja, Banten.
“Sudah banyak REI membangun kota-kota baru, mulai dari Serpong, Maja, Cikarang, bahkan sekarang juga ada Bogor seperti di Jonggol,” katanya.
Menurut dia, pusat pemerintahan tidak semua harus fokus di Jakarta, tetapi bisa disebar ke beberapa titik di kawasan Jabodetabek. Hal ini juga untuk mengurangi beban Jakarta.