
BERITA PROPERTI – Korelasi positif antara lancarnya pesta demokrasi yang dilangsungkan pada April 2019 dengan pertumbuhan bisnis properti sangat erat. Jika Pemilu lancar, maka potensi bisnis properti akan meningkat hingga 50%. Kondisi tersebut memang bukan sekedar statemen tapi dengan sebuah dukungan data yang ada.
Senior Associate Director ERA Graha Raymond Gunawan mengatakan, setidaknya dengan adanya kenaikan hingga 50% (maksimal 2 tahun setelah berlangsungnya Pemilu yang lancar), kondisi bisnis broker properti juga akan kembali seperti pada saat terjadi booming properti di era tahun 2014 hingga 2015 silam.
Menurut Raymond, jika di lihat dari performa penjualan unit properti hingga Maret 2019 dibanding 2018 sudah ada peningkatan. Belum lagi fenomena yang biasa terjadi menjelang dan setelah pelaksanaan Pemilu. Tahun 2014 lalu kata dia, pada saat menjelang Pemilu, para calon anggota dewan banyak yang menjual aset propertinya untuk biaya kampanye. Namun setelah Pemilu selesai dan mereka terpilih menjadi anggota dewan, maka banyak dari mereka mencari properti-properti potensial yang bisa di simpan sebagai investasi.
[irp]
“Potensinya ada properti seperti Rumah tinggal, Ruko (komersial ) dan tanah yang menjadi alternatif investasi pilihan pasca Pemilu. Kenapa demikian, karena unit-unit seperti inilah yang akan menjadi pilihan para investor dibanding aset seperti unit apartemen atau kondominium. Sementara apartemen dan kondominium kurang diminati,” ungkap Raymond.
Pertama, sambung dia, karena saat ini jumlahnya sudah over supply, dan kedua dengan kondisi belum kembalinya pasar exspatriat masuk ke Indonesia menjadikan pasar apartemen khususnya masih belum menarik. Beda jika kebijakan kepemilikan aset oleh WNA (Warga Negara Asing) telah di sahkan oleh Pemerintah, maka bisa jadi potensi pasar apartemen, kondominium akan bergerak naik karena investor diberikan banyak pilihan menarik.
[irp]
Sementara menurut Associate Partner Teras Kencana Indah Jerry Halim, melihat bahwa sisi yang berbeda dari sektor apartemen atau kondominium. Menurut Jerry, sektor apartemen atau kondominium masih memiliki pasar yang menarik. Hanya memang mesti di analisa dengan cermat.
“Sebenarnya aset yang berupa apartemen atau kondominium bisa mendapatkan revenue sekitar 7%. Hanya memang satu hal yang mesti diperhatikan pada saat memilih investasi di sektor apartemen dan kondominium, pilihlah lokasi-lokasi yang cukup strategis. Misalnya dekat dengan daerah pariwisata, kawasan komersial atau business area, serta lokasi yang dekat kampus . Sedangkan untuk sektor lain di luar apartemen seperti rumah atau landed house rata-rata revenuenya hanya 3-5%, sedangkan untuk ruko atau kawasan komersial berkisar diangka 5-7%.
Terkait mulai menariknya bisnis di sektor broker properti, baik Raymond ataupun Jerry sepakat bahwa tahun 2019 ini kondisinya sudah lebih baik. Berdasarkan data yang di miliki oleh Jerry, setidaknya bukan saja sektor kalangan menengah atas yang menjadi dasar peningkatan bisnis broker properti hingga memasuki Maret 2019. Sektor menengah bawahpun, seperti kata Jerry juga menunjukan kondisi yang positif.
[irp]
Ambil contoh untuk perumahan kelas FLPP misalnya. Ada salah satu perumahan yang minta dibantu jualnya sekitar 125 unit rumah, tapi ternyata permintaan yang masuk melebihi target karena mampu menembus angka 200 unit lebih. Sementara di koridor Cibubur – Bogor, setidaknya dari 3 perumahan FLPP yang di survei Majalah Property&Bank dari mulai Pesona Prima Cikahuripan (1.000 lebih unit rumah FLPP habis).
Pan Cileungsi Residence atau Puri Pertama Cileungsi yang saat ini hanya tersisa 15%, yang artinya sebanyak 85% rumah FLPP miliknya sudah terjual. Dari kondisi ini terihat bahwa sejatinya Pemilu seperti apapun kondisinya memiliki 2 sebab akibat. JIka untuk kalangan menengah atas, mereka masih bersikap wait and see hingga Pemilu berakhir. Sedangkan untuk kalangan menengah bawah apapun kondisinya mereka tetap akan mencari unit rumah karena itu adalah kebutuhan pokok yang berupa papan.
Memang Pemilu sebagai sebuah pesta demokrasi selalu menarik untuk di lihat. Terutama terkait sektor properti yang memang berhubungan langsung dengan kehidupan seharti-hari. Dari kaca mata Jopie Hori, Principal Century 21 Gading Boulevard & Ketua AREBI DPC Jakarta Utara, memang terlihat bahwa hal itu jelas berdampak pada pasar yang ada.
[irp]
Untuk pasar primer menurut Jopie, pengembang masih wait and see dan belum mengeluarkan produk terbarunya. Jikapun ada, mungkin hanya beberapa pengembang yang berani mengeluarkan produk baru. “Ciputra Group berani memasarkan produk terbarunya bernama Citra Sentul Raya, sebuah kawasan perumahan terpadu seluas 1.000Ha. sebuah kawasan yang dikenal dengan nama The New Integrated City by Ciputra, “ kata Jopie Hori.
Sedangkan untuk secondary market, Jopie melihat masalah justru terjadi pada sisi investor dan konsumen yang ada. Mereka masih menunggu hasil dari Pemilu. Hanya memang untuk properti-properti dengan kondisi khusus seperti BU (butuh uang)atau harga miring serta harga di bawah pasar. Unit properti seperti itu masih diincar oleh para investor.
Itulah kenapa, dalam kondisi seperti saat ini seorang broker properti mesti agresif dan bersikap kreatif dan inovatif. Karena kondisinya tidak bisa broker bersikap menungu jadi mesti menjemput bola. Disektor properti seperti Ruko, Gudang, Pabrik atau Commercial Area ( kantor ) tetap ada penjualan karena masih banyak di butuhkan seiring dengan mulai membaiknya kondisi ekonomi Indonesia hingga memasuki tahun 2019.
[irp]
Semua berharap pesta demokrasi akan berjalan lancar. Karena hal itu akan membawa dampak positif yang panjang untuk semua sektor tidak terkecuali properti. JIka hal itu terjadi, maka yang perlu diantisipasi adalah baik konsumen ataupun investor akan memburu rumah-rumah yang berkisar di harga Rp1-2 Miliar di lokasi seperti Kelapa Gading.
Sementara untuk wilayah Bodetabek kisaran harga Rp500 juta hingga Rp1 Miliar masih tetap di buru, Sekalipun memang lokasi yang diburu adalah yang benar-benar menarik. Dan sudah pasti properti commercial seperti Ruko, Gudang, Pabrik justru akan semakin di cari para pebisnis, mengingat dengan lancarnya Pemilu maka sudah bisa di pastikan ekonomi Indonesia akan bisa bangkit lebih dari saat ini, karena Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih adalah yang sesuai dengan kehendak rakyat. (Ahmad Soheh)