Property & Bank

Perangi Mafia Tanah, BPN Dorong Digitalisasi

mafia tanah
ilustrasi kawasan pemukiman

PROPERTI – Kasus mafia tanah di tanah air masih terus terjadi. Belum lama, selebritas Nirina Zubir juga menjadi korban mafia tanah berupa penggelapan aset lahan dan bangunan dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp17 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan A. Djalil menegaskan, Kementerian yang dia pimpin akan terus memerangi mafia tanah yang melibatkan oknum dari banyak pihak. Salah satunya dengan terus mendorong digitalisasi, sehingga meminimalkan pertemuan fisik dan proses menjadi transparan.

Sofyan A. Djalil meminta masyarakat harus berhati-hati agar tidak dirugikan oleh mafia tanah. Salah satunya dengan menggunakan jasa broker properti yang dikenal baik, bekerja professional, berlisensi atau bersertifikat, dan anggota Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) karena oknum broker properti saat ini juga menjadi bagian dari mafia tanah. “AREBI sebagai organisasi yang menaungi broker properti harus ikut memerangi mafia tanah,” ujar Sofyan A. Djalil di acara The Biggest Real Estate Summit 2021 yang digelar AREBI, Rabu (17/11) lalu.

Ketua Umum AREBI Lukas Bong mengatakan, AREBI akan terus melakukan pembinaan kepada para anggotanya dan mempersempit ruang gerak mafia tanah dari kalangan agen properti. Salah satunya dengan terus mendorong sertifikasi agen properti.

Sementara itu, Founder Erwin Kallo&Co, Erwin Kallo meminta semua pihak untuk bekerjasama dalam memerangi mafia tanah. “Tidak hanya bisa mengandalkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) karena banyak terkait dengan pihak lain,” kata Erwin Kallo.

Sebelumnya, Ketua Umum Aliansi Pengembang Perumahan Nasional (Appernas) Jaya Andre Bangsawan menyatakan dukungan kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam memberantas mafia tanah. Dirinya juga membenarkan pernyataan Sofyan A. Djalil bahwa oknum mafia tanah ada di Kantor BPN.

“Saya bahkan pernah mengalami sendiri bagaimana mafia tanah ini beraksi. Kejadiannya di Pekan Baru, Propinsi Riau beberapa waktu lalu. Kami sudah berusaha untuk bertemu dengan oknum Kepala BPN sana, tapi tidak pernah mau ditemui dengan berbagai alasan. Ini membuktikan bahwa mafia tanah memang banyak berkeliaran di Kantor BPN,” ujar Andre Bangsawan.

Bahkan, sambung Andre, mafia tanah di Kantor BPN itu sudah menjadi rahasia umum. Meskipun begitu, hal tersebut dilakukan oleh oknum BPN yang bekerjasama dengan oknum broker tanah. Bahkan, lanjut Andre, diam-diam oknum dari istansi lain pun ikut bergabung memperkuat terbitnya surat Sertipikat.

“Cara kerja oknum BPN maupun oknum broker serta oknum istansi lain, sepertinya sudah terorganisir rapi. Harapan saya sebagai Ketum Appernas Jaya, meminta Kapolri dan Menteri ATR agar melakukan MoU dengan asosiasi pengembang untuk memberantas mafia tanah sampai ke akar-akarnya,” pungkas Andre.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *